SINOPSIS
Introverted Boss Episode 15 Bagian 2
Sumber gambar dan konten: tvN
Yi
Soo menemui Woo Il di taman bermain dengan pakaian seadanya dan rambut
singa-nya. Woo Il menatap Yi Soo dengan heran, tidak biasanya dia berpenampilan
sesantai itu. Yi Soo meminta maaf atas penampilan awut-awutan dia, tapi inilah
dirinya yang sebenarnya. Apa dia kecewa?
“Tidak,
kau malah kelihatan nyaman.”
Memang
begitu, Yi Soo merasa nyaman tak perlu memakai gaun setiap waktu. Tak perlu
memaksakan diri untuk bicara dan memasang senyum palsu demi menyenangkan orang
lain. Ayah dan Ibu menyuruhnya untuk berdiam diri di rumah, sepertinya mereka
malu.
Woo
Il meyakinkan jika kedua orangtua Yi Soo pasti sangat mencemaskannya. Yi Soo
berfikiran jika ia harus segera pulang ke rumah, apa yang membuat Oppa ingin
menemuinya?
“Aku
terus terpikir dirimu.” Ungkap Woo Il “Aku selalu berpikir kau memiliki
segalanya. Aku tidak merasa ada yang dapat kulakukan untukmu. Kau yang selalu
mendahulukan aku daripada diri sendiri adalah anugerah buatku. Kadang, aku juga
merasa itu membosankan. Aku tidak mengira telah melukaimu begitu dalam.”
Yi
Soo tidak menyalahkan Woo Il, lupakan saja. Woo Il berdecak dan meminta Yi Soo
berhenti bersikap seperti itu. Dia pasti hanya menghiburnya, bukankah ia sudah
mengatakan ingin menjadi diri sendiri? Katakan saja apa yang ia rasakan
sesungguhnya. Dia terlihat cantik hari ini, jadi jangan menahan diri lagi.
“Benar.
Semua salah Kang Woo Il. Aku membencimu.”
“Masih
datar.” Pancing Woo Il.
“Aku
tidak ingin kau bahagia tanpa aku. Aku harap kau terus kesulitan.”
“Begitukah?
Klise sekali. Coba lebih kejam sedikit.”
Yi
Soo bangkit dari tempat duduknya dan memukul pundak Woo Il melampiaskan
kekesalahnnya yang terpendam. Ia mengumpatnya dengan geram, dia adalah yang
paling buruk. Bukannya marah, Woo Il malah tersenyum dan memeluk Yi Soo. Yi Soo
menangis dalam pelukan Woo Il, ia cemas jika tak bisa bertemu lagi dengan Woo
Il setelah melihat dirinya yang sebenarnya. Ia kira semuanya sudah berakhir.
Sun
Bong menghampiri Gyo Ri dengan lagak tak acuh, apa dia sedang sakit lagi? Ia
harusnya menjaga kesehatan. Gyo Ri menunjukkan bungkus obat dietnya. Sun Bong
menanggapi nyinyir, sekarang dia diet untuk menyenangkan siapa lagi?
Menyenangkan
diri sendiri, Gyo Ri sekarang sedang berusaha menghargai dan memperlakukan
dirinya sendiri dengan baik. Sun Bong tanya apakah Gyo Ri nanti malam punya
acara? Dia menduga kalau Gyo Ri pasti tidak punya acara. Ia pun meletakkan dua
tiket konser “Datanglah. Aku bisa menemanimu.”
Gyo
Ri menerima tiket itu dengan senyum mengembang, tapi sayangnya nanti malam dia
punya acara. Sun Bong bengong, dengan siapa?
“Diriku
sendiri. Aku menghadiri seminar PR (Public Relation) malam ini.”
“Sejak
kapan kau ikut seminar segala?”
Gyo
Ri berkata jika ia mulai melakukannya sejak sekarang, dia akan menyenangkan
dirinya sendiri mulai sekarang. Mereka bisa nonton kapan-kapan lagi saja. Gyo
Ri pergi meninggalkan Sun Bong dengan riang. Sun Bong cuma bisa melongo, ajakan
kencannya ditolak.
Yoo
Hee yang iseng tiba-tiba muncul dari balik meja dan mengagetkan Sun Bong. Sun
Bong sampai terlonjak kaget dibuatnya. Yoo Hee memberikan saran supaya Sun Bong
bersikap lebih baik pada Gyo Ri. Dia gadis yang lemah lembut, ia pasti menyukai
pria baik. Sun Bong mengelak, ngomong apa sih?
“Jangan
bilang padaku kau percaya pria sejati itu harus sok dingin di depan wanita!? Menyedihkan,
tahu!”
Sun
Bong menegaskan jika Yoo Hee sudah salah paham. Ia pun meletakkan tiket konser
diatas meja, nikmati konsernya. Yoo Hee kegirangan mendapatkan dua buah tiket
gratis, dia akan menontonnya dengan sang suami. Terimakasih!
Sepulang
kerja, Se Jong menghampiri Gyo Ri dan mengajaknya menghadiri seminar
bersama-sama. Gyo Ri sempat ragu namun Se Jong berjanji akan mentraktirnya
makan. Gyo Ri pun akhirnya setuju untuk datang ke seminar bersama-sama.
Sun
Bong cuma bisa melengos benci melihat Se Jong mulai melakukan pendekatan pada
Gyo Ri. Yoo Hee lagi-lagi muncul dengan mengejutkan, “Sudah kubilang padamu,
'kan? Dasar bodoh!”
Se
Jong mengantarkan Gyo Ri ke rumahnya, ia mengucapkan terimakasih karena berkat
dirinya ia jadi bisa lebih memahami tugas seorang PR. Anggota lain memiliki
progres yang baik, hanya ia saja yang menjadi biang masalah.
“Kau
bilang punya mimpi berbeda. Kau kan ingin jadi selebriti.”
Tetap
saja, Se Jong merasa tertinggal dari yang lain. Gyo Ri juga sekarang sudah
berubah menjadi lebih dewasa. Gyo Ri berkata jika semua orang pasti akan berubah
ketika mereka sudah menentukan impiannya. Se Jong tersenyum kecil, jadi
sekarang Gyo Ri menginginkan dirinya untuk pergi? Dia tidak membutuhkannya
lagi?
“Bukan
begitu. Aku kan menyukaimu.”
“Apa?!”
Gyo
Ri tidak mau mengulang ucapannya, ia malah menawarkan Se Jong untuk
mengantarkan dia ke rumah. Se Jong sampai grogi, apa? sekarang? Orangtuanya
pasti dirumah.
Se
Jong masuk ke halaman rumah Gyo Ri, rumah yang tampak sederhana. Gyo Ri menduga
jika Se Jong kasihan padanya setelah melihat tempat tinggalnya. Se Jong
mengelak, tidak sama sekali. Gyo Ri tinggal di rooftop yang menjadi simbol dari
impian. Ia juga selalu ingin mencobanya.
Gyo
Ri menebak jika ucapan Se Jong tidak sungguh-sungguh. Dia mengembalikan pakaian
yang sebelumnya dipinjamkan oleh Se Jong. Sekarang semuanya sudah benar-benar
berakhir. Meskipun hubungan cinta mereka cuma palsu, terimakasih untuk
segalanya.
Gyo
Ri membelikan pelukan untuk Se Jong, perasaannya sudah lega setelah
mengungkapkan perasaannya. Ia pun melepaskan pelukannya dan pamit masuk ke
rumah. Se Jong membungkuk dengan kaku karena jantungnya terasa berdebar sangat
kencang akibat pelukan Gyo Ri.
Keesokan
harinya, Yi Soo datang ke panti untuk bantu-bantu. Woo Il membawa seember
pakaian basah, kemarin Hwan Ki datang mencuri piring kotornya dan sekarang Yi
Soo datang mencuri pakaian kotornya. Yi Soo mengaku jika ia datang kesana bukan
untuk Woo Il, dia adalah seorang relawan disana.
Dengan
iseng, Yi Soo mengibaskan pakaian basah tepat didepan wajah Woo Il. Woo Il
protes karena dingin kena cipratan air. Yi Soo sok polos, dia tidak sadar kalau
ada orang dihadapannya. Woo Il tersenyum tapi senyumnya langsung pudar saat ia
mengingat Hwan Ki, ia mencemaskannya.
Keduanya
duduk di bawah pohon, Yi Soo merasa jika mereka semua sangatlah bodoh. Tidak ada seorang pun yang mengungkapkan
perasaannya dengan cara yang benar. Apalagi Kang Woo Il yang sangat malang.
“Apa
maksudmu?”
Tiga
tahun yang lalu, Woo Il sudah sangat bodoh karena salah paham akan perasaan Ji
Hye padanya. Yi Soo menjulurkan lidah pada Woo Il, dia pantas mendapatkannya.
Woo Il protes dengan kekejaman Yi Soo padanya, dia jadi menakutkan.
Yi
Soo diam setelah puas meledek Woo Il. Ia ingat dengan situasi yang tengah
dihadapi oleh kakaknya, tapi dia yakin jika pintu yang sudah terlanjur dibuka
tidak akan dengan mudahnya tertutup kembali.
Sekretaris
Tuan Eun menunjukkan foto Reporter Woo padanya. Ia sudah mendapatkan informasi
jika Reporter Woo yang telah menyerangnya. Dulunya dia bekerja di sebuah surat
kabar besar dan ia adalah teman baik dari mendiang Sekretaris tiga tahun yang
lalu. Selain itu, adik dari mendiang Sekretaris juga bekerja di Brain.
Tuan
Eun terkejut “Apa?!”
Hwan
Ki datang ke rumah Ro Woon. Bukan untuk bertamu, tapi dia datang hanya untuk
meletakkan dua pot bunga kecil yang lucu. Ia meninggalkannya disana begitu
saja. Sedangkan saat Ro Woon keluar, Hwan Ki sudah pergi duluan. Ro Woon
melihat dua pot bunga itu, ia celingukan mencari sosok si pengirim pot bunga.
Hari
berganti hari, Hwan Ki terus mengirimkan pot bunga sampai tempat didepan rumah
Ro Woon hampir penuh dengan bunga warna-warni yang cantik. Bahkan Ro Woon
menyayangi bunganya dan menyiramkan setiap pagi.
Hwan
Ki kembali datang seperti biasa, meletakkan bunga kemudian memejamkan mata
seolah merapalkan harapan dihadapan bunga kirimannya. Bertepatan saat itu pula,
Ro Woon membuka pintu. Keduanya sama-sama canggung dan tak tahu harus berbuat
apa. Mereka hanya saling melempar tatapan tanpa berani melangkah saling
menghampiri.
Esok
dan esoknya lagi, Hwan Ki kembali datang membawa dua pot bunga. Namun kali ini
tempat disana sudah penuh oleh pot kiriman Hwan Ki. Hwan Ki sempat bingung mau
meletakkan potnya dimana. Saat itulah Ayah keluar rumah, dia menyuruh Hwan Ki
berhenti karena tempatnya sudah habis. Meskipun dia terus melakukannya, Ro Woon
tidak akan merubah pikirannya.
Ayah
menyuruh Hwan Ki untuk masuk ke rumah bersamanya. Ia hanya ingin memberitahukan
jika dirinya akan segera menutup potong rambut miliknya. Jadi ia menyuruh Hwan
Ki untuk tidak lagi datang kesana. Hwan Ki terkejut, kenapa? Kenapa tiba-tiba?
“Pemilik
gedung berubah, dan mereka menaikkan biaya sewa sangat tinggi. Dia juga tidak
punya banyak pelanggan lagi.” Jelas Duo Ahjussi.
“Aku
tidak tahu alasan Ro Woon mengunci diri, tapi aku tidak yakin kalian berdua
ditakdirkan bersama. Kau sebaiknya menyerah akan dia.” Saran Ayah pada Hwan Ki.
Hwan
Ki pun berjalan meninggalkan rumah Ro Woon dengan langkah gontai.
Tidak
lama kemudian, Hwan Ki sudah ada di sebuah restoran menemui Tuan Eun. Tuan Eun
mengatainya yang sudah terbutakan oleh wanita. Apa wanita itu juga yang sudah
menyuruhnya supaya mengusir Woo Il karena insiden 3 tahun yang lalu. Hwan Ki
tanya apakah Ayahnya yang sudah membeli tempat potong rambut New York? Kenapa
beliau melakukannya padahal mereka sudah tidak punya apa-apa lagi? Apa dia tak
menyesal dengan apa yang sudah terjadi pada Yi Soo?
“Aku
akhirnya sadar setelah yang terjadi pada Yi Soo. Maka aku harus memilihkan
sendiri calon pasanganmu.” Ujar Tuan Eun.
Datanglah
Yeon Jung yang sudah diundang oleh Tuan Eun. Tuan Eun langsung memuji-muji Yeon
Jung apalagi dia bersikap sangat sopan dihadapannya. Hwan Ki tentu saja
terkejut dengan kedatangan Yeon Jung apalagi Tuan Eun mengatakan jika ia ingin
menjodohkan keduanya. Tuan Eun mengaku senang dengan Yeon Jung, apakah dia mau
menikah dengan Hwan Ki?
“Hanya
memikirkannya saja membuat saya bahagia.” Ujar Yeon Jung.
Tapi
Yeon Jung menambahkan jika dia tidak menyukai mertua yang seperti Taun Eun. Beliau
orang yang cepat, tidak sabaran dan suka mengontrol. Karakternya sangat mirip
dengan Yeon Jung sehingga mereka tidak akan cocok. Ia malah menyarankan agar
Tuan Eun bisa membiarkan putranya untuk membuat pilihan sendiri. Dilihat dari
Tuan Eun yang mendesaknya, Yeon Jung mengaku terintimidasi. Atau kalau boleh
jujur, dia bersedia menikah asalkan Tuan Eun bisa membiarkan dia berbuat
sesukanya. Mungkin mereka akan mengunjungi Tuan Eun hanya pada pertemuan
keluarga besar saja.
Ucapan
dengan nada manis tapi menusuk Yeon Jung mampu membuat Tuan Eun mengurungkan
niatnya. Ia pun pergi dengan kesal begitu mendengar ucapan Yeon Jung. Hwan Ki
meminta maaf pada Yeon Jung, ia sudah menempatkannya pada posisi yang sulit.
Ayah
mengusap kursi tempatnya mencukur, berat untuk meninggalkan tempat yang sejak
lama ia tinggali. Ro Woon tiba-tiba datang membawa setumpuk selebaran, ia akan
mencoba mempertahankan bisnis milik ayahnya. Ayahnya sudah sejak lama tinggal
disana. Mereka juga perlu mempertahankan kenangan dengan Ibu dan Ji Hye.
Potong
Rambut New York sudah dihias menggunakan balon-balon dan Ro Woon membagikan
selebaran pada orang yang lewat. Beberapa ada yang mengabaikannya bahkan
membuang kertas selebaran, namun itu sama sekali tak menyurutkan tekad Ro Woon.
Saat membagikan selebaran, tiba-tiba terdengar suara para wanita yang tengah
sibuk memotret boneka panda.
“Bos?”
Boneka
panda itu menghampiri Ro Woon namun ia menyilangkan tangannya, mengelak jika
dirinya adalah Bos. Ro Woon mengernyit heran, lalu apakah dia Se Jong? Ia tak
percaya dan berusaha melepaskan kepala panda Hwan Ki.
Hwan
Ki bergegas menghindar dan menggoyangkan pantt-nya dengan riang. “Ya,
hari ini aku Yang Se Jong. Asalkan bisa bersama dia, aku bisa menjadi siapa pun
juga.” Batinnya.
Hwan
Ki duduk didekat tangga setelah lelah berjoget-ria. Ro Woon menghampirinya
sembari memberikan sebotol minuman. Dia menyuruhnya untuk minum. Hwan Ki tak
terima karena Ro Woon bicara informal padanya, minumlah?!
Ro
Woon tersenyum, lagipula sebelumnya dia mengaku sebagai Se Jong kan? Dia sudah
tahu kalau boneka panda dihadapannya adalah Hwan Ki. Dia memintanya melepaskan
topeng pandanya, pasti panas kan? Hwan Ki menepis tangan Ro Woon dan menarik
dia dalam pelukannya.
“Maafkan
aku. Bisakah kau pura-pura aku ini orang lain?”
“Sekali
saja, aku ingin melihat wajahmu. Aku
sangat merindukanmu.” Ucap Ro Woon dengan mata berkaca-kaca.
Dan
bertepatan saat keduanya berpelukan, seorang anak kecil dan kedua orangtuanya
lewat. Dengan polos, ia bertanya pada orangtuanya, apa yang terjadi jika
seorang manusia menyukai panda? Apakah anaknya akan menjadi superhero? Hahaha..
Orangtua anak itu tak bisa menjawab, mereka buru-buru membopong putrinya supaya
tidak melihat pemandangan yang tidak semestinya.
Ro
Woon memberikan kotak susu untuk Hwan Ki, dia bisa pergi setelah
menghabiskannya. Hwan Ki protes, tadi katanya dia merindukannya. Ro Woon rasa
dua hal itu adalah hal yang berbeda, ada hal yang tak bisa diselesaikan. Tapi
ia berterimakasih atas bantuannya hari ini.
Hwan
Ki sengaja menggeser kotak susu itu, supaya tidak cepat habis “Tidak perlu
berterima kasih. Bisnis ayahmu di ujung tanduk karena ayahku. Sekarang, ada
alasan lain lagi kita tidak bisa bersama. Kau
bilang tidak bisa diselesaikan, tapi aku memutuskan membantu
(menyelesaikannya).”
Bagaimanapun,
Ro Woon berkata jika ini semua tidak akan mengubah segalanya. Hwan Ki
mempersilahkan Ro Woon untuk mengunci pintu hatinya. Tapi seperti apa yang dulu
Ro Woon lakukan padanya, biar dia yang kali ini membuka pintu hati Ro Woon dan
menariknya keluar.
“Aku
tidak akan sanggup menemui kakakku.” Ungkap Ro Woon.
“Biar
aku (yang menemui dia). Aku akan memohon maaf dengan muka tembok karena
menginginkan seseorang yang semestinya tidak boleh untukku. Biar aku.”
Ro
Woon masih menunduk, tidak bisa. Hwan Ki meyakinkan akan mengubah sesuatu yang
mustahil menjadi mungkin, layaknya tentara khusus. Biarkan juga dia kali ini
membantu Ayah Ro Woon karena apa yang terjadi adalah perbuatan ayahnya.
Mereka
berdua kembali ke rumah Ro Woon dan selebaran sudah bertebaran di tangga depan
rumah. Ro Woon memungutinya satu persatu, ini mengingatkannya dengan kejadian
tiga tahun yang lalu dimana dia harus memungut selebaran tentang kakaknya.
“Satu
hal sudah berubah. Kau tidak lagi sendirian.”
“Ah...
Gombal.”
Tapi
bukan itu maksud Hwan Ki, dia pun menunjuk pada empat orang yang baru keluar
dari rumah Ro Woon. Mereka-lah yang akan membantunya. Sun Bong memungut
selebaran Ro Woon, dia mengatai metode yang digunakan Ro Woon sangat kuno.
Jangan bilang pada siapapun jika dia anggota Silent Monster.
Ro
Woon cuma bisa tertawa bahagia menyambut mereka berempat. Yoo Hee menyuruh Ro
Woon tidak berhenti dari Silent Monster, banyak hal yang harus ia pelajari.
Mereka
semua mulai berusaha mencari formula untuk mengembangkan salon Ayah. Yoo Hee
dan Gyo Ri bertugas membagikan kuisoner pada para pengunjung salon modern.
Sedangkan Se Jong dan Sun Bong mengubah penampilan ayah supaya tampak lebih
modern. Menggunakan topi dengan dasi kupu-kupu, namun Ayah tampak kurang nyaman
dengan penampilannya.
Mereka
berlima memuji penampilan Ayah yang sudah sangat berubah. Sun Bong dan Se Jong
senang dengan hasil kerja mereka. keduanya juga menyarankan agar mengubah
interior dan handuk tempat cukur Ayah. Ayah canggung dihadapan mereka, dia
kelihatan tidak percaya diri menggunakan pakaiannya.
“Aku
tidak tahu cara membayar usaha keras kalian. Tetap saja, semua ini terasa aneh
dan tidak nyaman untukku.”
“Ayah
perlu berubah agar dicintai.” Ucap Ro Woon.
Tetap
saja, Ayah tidak terlalu setuju dengan rencana mereka. Kalau semuanya diubah
total lalu untuk apa dia mempertahankan tempatnya saat ini. Mereka semua sudah
bekerja keras, tapi Ayah meminta maaf karena tidak setuju dengan usulan mereka.
Ro
Woon dan Hwan Ki mengantar Ayah untuk pulang. Ro Woon mendesah bingung, Ayahnya
memang selalu enggan keluar dari zona aman. Hwan Ki melirik Ro Woon sambil
tersenyum malu “Kita tidak boleh memaksa untuk mengubah keinginannya. Kita
harus menemukan cara beliau bisa bertahan dengan gayanya. Seseorang pernah berkata begitu
padaku.”
Ro
Woon tersenyum malu mengingat ucapan itu adalah ucapannya pada Hwan Ki. Hwan Ki
meyakinkan Ro Woon jika ia akan menemukan sebuah cara. Ro Woon mengerti, dia
pamit pada Hwan Ki sambil senyum-senyum malu karena ucapannya barusan.
Hwan
Ki memberikan sebuah proposal pada Yeon Jung, meminta bantuannya untuk
menghubungi presenter terkenal saat ini. Yeon Jung ogah-ogahan, dia mau asalkan
Hwan Ki mau pura menjadi kekasihnya sekali saja, presenter itu adalah mantan
cinta pertamanya. Dulu ia bukan gadis yang menarik makanya dia ingin
menunjukkan pada pria itu kalau dirinya sudah berubah. Hwan Ki jelas menolak,
kenapa juga harus dia?
Yeon
Jung ngambek mengembalikan proposal Hwan Ki. Hwan Ki tak punya cara lain, ia
akhirnya sepakat untuk berpura-pura menjadi pacar Yeon Jung.
Mereka
berdua sekarang akan menemui presenter. Hwan Ki tanya apakah dia bisa pergi
setelah bertemu dengan pria itu. Yeon Jung memperbolehkannya, tapi dia harus
menciumnya lebih dulu. Kisahnya dengan pria itu sangat menyedihkan. Dia
menggantung status hubungannya kemudian malah mencium temannya dihadapannya.
Hwan
Ki menolak pastinya. Yeon Jung lagi-lagi ngambek. Hwan Ki membujuknya supaya mereka
tidak berciuman tapi kecup pipi. Yeon Jung menolak, kecup bibir. Hwan Ki
bersikeras cuma kecupan pipi. Yeon Jung pun terpaksa menyetujui permintaannya.
Hwan
Ki bertemu dengan presenter itu, keduanya sama-sama canggung. Hwan Ki pun lekas
berpamitan pada Yeon Jung, Yeon Jung mengiyakan dengan senyuman manis layaknya
pasangan kekasih. Keduanya saling kontak mata namun Hwan Ki masih ragu untuk
mengecup pipi Yeon Jung.
Hwan
Ki perlahan mendekatkan wajahnya, namun Yeon Jung iseng menoleh hingga akhirnya
Hwan Ki malah mengecup bibir Yeon Jung bukan pipinya. Kontan Hwan Ki panik, dia
buru-buru pamit meninggalkan mereka berdua. wkwkwk. Yeon Jung tersenyum
memperhatikan reaksi panik Hwan Ki.
Presenter
kenalan Yeon Jung juga sampai tidak enak menatap keduanya. Dia buru-buru
memalingkan wajah.
Pertemuan
antara Yeon Jung dan Sang Presenter berjalan lancar hingga mereka bisa
melakukan liputan di potong rambut New York.
Ro
Woon mengucapkan terimakasih karena semua ini tak terlepas dari bantuan Yeon
Jung. Yeon Jung menyuruh Ro Woon untuk berterimakasih pada Hwan Ki, dia –lah yang
telah membantunya. Lagipula, potong rambut milik Ayah Ro Woon memang bagus dan
pihak produser pasti sudah menyadarinya.
Selain
itu, Yeon Jung memberitahukan jika ia akan pergi ke Amerika. Ia belum
mengatakan keberangkatannya pada Hwan Ki dan berharap dia akan merindukannya. Ro
Woon menyarankan agar Yeon Jung tetap memberitahu Hwan Ki.
Yeon
Jung memeluk Ro Woon, ia memintanya untuk tetap menjaga Hwan Ki.
Setelah
siaran, potong rambut New York pun langsung terkenal dikalangan para Ahjussi
dan kebanjiran pelanggan. Bahkan Ayah sampai mengeluh akibat banyaknya
pelanggan.
Ro
Woon menghitung uang hasil hari ini, mereka sekarang tidak perlu
mengkhawatirkan masalah sewa. Mereka mungkin bisa membelinya. Ayah menyuruh
putrinya tidak tamak, mungkin saja ini hanya sesaat. Yang perlu mereka lakukan
adalah mempertahankan pelanggannya.
Ditengah
pembicaraan mereka, Ro Woon mendapatkan telefon dari Yoo Hee. Entah apa yang
terjadi, Ro Woon terkejut dibuatnya.
Bertepatan
saat itu, Reporter Woo tengah melakukan siaran di sebuah stasiun radio. Dia
mengungkapkan kebusukan Tuan Eun yang melakukan korupsi konstruksi besar.
Selain itu, skandal artis papan atas terungkap. Namun Silent Monster yang telah
menutupinya. Bukan hanya itu, Silent Monster juga yang telah memperbaiki image
buruk Tuan Park dari Rose Airlines.
“Burung
pemakan bangkai bertautan tangan. Ada yang lebih besar lagi. Di pihak Anggota
Kongres Eun yang mengikuti pemilihan walikota, ada sosok kuat mertua Tuan Park.
Anggota Dewan Eun memiliki koneksi luar biasa di kalangan media dan politik. Dia
hebat dalam meredakan skandal. Seseorang bunuh diri di perusahaannya, tapi dia
menutupi hal itu dan tidak satupun artikel dirilis. Saat pembicaraan mengenai
skandal penyalahgunaan kekuasaan muncul, mereka berhasil mengatasi dan bebas
dari hal itu. Mereka
mengubur fakta yang menghalangi mereka. Ketua Dewan Eun akan terus mendapat
sorotan positif.” Ungkap Reporter Woo.
Tuan
Eun mendengarkan siarannya dengan wajah masam.
Ro
Woon menelepon Reporter Woo, kenapa dia melakukan ini tanpa menghubunginya
terlebih dulu? Reporter Woo balik tanya, bukankah Tuan Eun sudah mencoba
mengusir ayahnya?
Ro
Woon membenarkan tapi Bos dan Silent Monster tak ada hubungannya dengan hal
itu. Reporter Woo tak mau tahu karena kebenaran itu relatif.
Ro
Woon berlari keluar kamar dengan buru-buru, namun sepasang sepatu kakaknya
membuat dia mematung didepan pintu. Ayah sampai heran, kenapa dia diam disitu.
Ro Woon menatap ayahnya dengan mata berkaca-kaca “Sebenarnya Unni juga menyukai
orang itu. Itu sebabnya Unni frustasi karena dia tidak bisa mengungkapkan
perasaannya.”
Ayah
terbelalak mendengar ucapan Ro Woon. Diam-diam tangannya terkepal menahan
kesalnya.
Ditempat
lain, Tuan Eun menemui Hwan Ki untuk mencari solusi atas skandalnya. Dia
berfikiran untuk melimpahkan semua masalahnya pada Woo Il. Dia akan
memberitahukan pada publik jika penyebab kematian Ji Hye karena Woo Il. Hwan Ki
hilang kesabaran mendengar ucapan ayahnya “Tolong hentikan!” bentaknya.
-oOo-
Pntsan g prnh update,pndh toh.
BalasHapusx gmna nie klo pngin bca sinop yg puji tulis dlu dlu?