SINOPSIS Radiant
Office Episode 12 Bagian 1
Sumber gambar: MBC
Alasan
Ho Won menemui Hyun adalah untuk memberikan uang tagihan rumah sakitnya bersama
Ki Taek dan Kang Ho. Hyun menolak dengan ramah, ia tak perlu melakukannya. Ho
Won menyodorkan amplopnya kembali, didunia ini tidak ada yang gratis jadi dia
akan membayar hutangnya.
Sekarang,
ia akan bersikap seperti Hyun yang selalu memperhitungkan perilakunya agar
tidak mengalami kerugian. Ia berencana untuk menuntut Hyun atas pencemaran nama
baik dan pelanggaran hukum kedokteran. Karena ulahnya dan juga wawancara
perusahaan, mereka bertiga jadi sangat terkenal.
Hyun
menawarkan jalan damai untuk masalah mereka. Ho Won sepakat, karena mereka
bertiga masuk atas rekomendasi dari Hyun maka perusahaan menolak untuk
mengevaluasi mereka.
Tolong
pastikanlah perusahaan mengevaluasi mereka seperti yang rencana awal. Mereka bekerja
keras dan layak untuk dievaluasi dengan semestinya. Hyun mengangguk dengan
senyumnya.
Ho
Won mampir ke penjual sandwich pinggir jalan sebelum pergi ke kantor, “Dalam sebuah adegan film Thelma and Louise karakter utama berkata begini: Aku tak pernah merasakan perasaan terjaga seperti ini.”
“Malaikat pencabut nyawa yang mengikutiku
sudah menghilang sekarang, tapi semuanya tampak berubah. Bukanlah malaikat
pencabut nyawa sekarang, tapi aku sendiri. Diriku sendirilah yang melindungiku.”
Saat
itu pula, dia mendapatkan sms dari Woo Jin yang menyuruhnya untuk segera
berangkat kerja. Mereka pun rapat di perusahaan, Woo Jin tengah
mempertimbangkan untuk mengimpor sofa Carinosa. Ia masih ragu, jadi ia akan
memastikannya lebih dulu.
Tapi
Manager Heo menambahkan kalau mereka pernah mengimpor produk dari Itali tapi
biaya agensi-nya terlalu mahal. Woo Jin sudah melakukan analisis sendiri,
sepertinya mengimpor langsung tanpa menggunakan agensi adalah pilihan yang
terbaik. Ia harap mereka lebih memfokuskan dalam pekerjaan dalam hal ini.
Rapat
berakhir, Woo Jin dan Ho Won sempat kontak mata sekilas dan keduanya sama-sama
tersenyum.
Hyun
tertawa geli di mobilnya. Dia tak menyangka Ho Won akan menuntutnya, rupanya
dia seberani itu. Ia kemudian menelepon Tuan Park dan mempertanyakan perkembangan
evaluasi karyawan sementara.
Dirut
Han rapat bersama Tuan Park, Woo Jin dan Manager Jo. Dia penasaran dengan
alasan Woo Jin tidak mau menggunakan jasa agensi. Enteng, Woo Jin mengatakan
kalau alasannya supaya mereka bisa mendapatkan keuntungan maksimal. Tetap saja,
Tuan Park kurang setuju, dengan bantuan agensi mereka bisa mendapatkan
informasi barang bagus dan akan memudahkan pekerjaan mereka pula.
Woo
Jin membalasnya dengan enteng, siapa yang mendapatkan keuntungan dalam hal ini?
Untuk apa perusahaan membayar mereka? Woo Jin meminta tenggang waktu tiga hari,
dia akan mencari alternatif yang aman dan melaporkannya pada Dirut Han.
Dalam
ruangan tinggal Dirut Han dan Tuan Park. Keduanya sama-sama cemas kalau belang
mereka sampai terungkap. Kalau sampai proyek ini gagal, mereka semua akan kena
dampaknya. Tapi bagaimanapun, kalau ekor terpotong, maka tubuh mereka masih
bisa hidup.
Apa
maksud anda? Tanya Tuan Park dengan bingung. Dirut Han menegaskan kalau sampai
kasus ini terungkap, maka orang yang hancur hanyalah Tuan Park saja. Hanya dia.
Park Sang Man.
Tuan
Park sudah meninggalkan ruangan Dirut Han. Dia berbincang dengan Manager Jo,
merasa ada keaneh pada tindakan yang diambil oleh Woo Jin. Sepertinya dia mengetahui
sesuatu. Manager Jo sependapat, melihat dari sifatnya, GM Seo tidak akan
bertindak tanpa adanya bukti nyata.
“Memang
sulit melawan orang pintar.” Desis Tuan Park.
“Aku
sudah menyiapkan semuanya dengan sempurna.” Ujar Manager Jo mantap.
Manager
Heo khawatir karena Woo Jin terlalu menonjolkan kartu yang dimilikinya. Woo Jin
sih tenang, toh memang sangat aneh menggunakan agensi yang jauh di luar negeri.
Biasanya seseorang yang terjepit akan mudah membuat kesalahan.
Manager
Heo memuji Woo Jin yang jago dalam politik perusahaan. Dia hanya mengajarkan
satu dan Woo Jin melakukan sepuluh hal. Woo Jin sadar kalau dirinya memang
hebat, dia hanya tidak ingin menunjukkannya saja.
Sekembalinya
ke ruangan, Tuan Park mengumumkan pada karyawan sementara jika mereka akan
segera melakukan evaluasi. Semua orang menyemangati mereka bertiga. Bertepatan saat
itu juga, Woo Jin keluar dari ruangannya dan heran dengan suasana disana. Ji Na
menjelaskan kalau karyawan sementara akan melakukan evaluasi menjadi karyawan
tetap.
Woo
Jin menoleh ke arah Ho Won. Ho Won berpura-pura tengah meregangkan tubuh
kemudian menunjukkan tanda O, sebagai isyarat berhasil. Woo Jin dengan
sembunyi-sembunyi menunjukkan jempolnya.
Tak
disadarinya, Asisten Lee sejak tadi memperhatikan tingkah mereka berdua. Woo
Jin menatapnya dengan dingin, apa? Kontan Asisten Lee takut dan langsung
mengerjakan pekerjaannya.
EunJangDo
merayakan keberhasilannya dengan minum bir bareng. Ki Taek heran apa yang sudah
membuat GM Brngsk itu berubah pikiran. Ho Won menduga ini karena bantuan dari
GM Seo. Apa lebih baik mereka mengundangnya minum bersama?
Tapi
mereka bertiga ragu, mereka sudah pernah ditolak mentah-mentah saat mengajaknya
minum teh bersama. Ki Taek sungguh bersyukur, ia seperti mendapatkan kesempatan
kedua. Apa lebih baik mereka membelikan hadian untuknya? Ho Won setuju, ide
yang bagus.
Woo
Jin sedang bekerja sendirian di rumahnya. Tiba-tiba tukang antar makanan datang
mengirimkan ayam goreng dan cola. Woo Jin merasa tidak memesannya, namun orang
itu mengatakan kalau pesanannya sudah dibayar. Tidak lama kemudian, ada sms
dari Ho Won, “GM Seo, selamat menikmati, ini hadiah dari kami semua.”
Woo
Jin mendesis kecewa, harusnya mereka datang kesana dan makan ayam gorengnya
bersama. Ia ingin membalas sms Ho Won dan menyuruh mereka datang. Tapi Woo Jin
ragu mengirimkannya.
Ho
Won terus-terusan melihat ponselnya menunggu jawaban Woo Jin. Ki Taek dan Kang
Ho sampai heran, apa dia menunggu balasan seseorang? Ho Won mengelak, tidak. Tapi
ia sendiri berubah excited saat sms balasan Woo Jin masih, “Terimakasih, ayam.”
Ho
Won bingung, apa Woo Jin sedang melucu? Kemudian sms Woo Jin kembali masuk, ia
menjelaskan dengan panik kalau ponselnya jatuh saat dia mengetik sms. Makanya,
dia tidak sengaja mengatakan itu. Pokoknya terimakasih.
Tak
bisa menahan rasa gelinya, Ho Won cekikikan sendiri. Kang Ho dan Ki Taek makin
heran, ia menduga kalau Ho Won sedang dekat dengan seseorang. Kang Ho berniat
merebut ponsel Ho Won namun Ho Won menghalanginya dan terus cekikikan tanpa
henti.
Keesokan
paginya, Woo Jin memberikan laporan kalau Carinosa bersedia mengirimkan barang
secara langsung pada mereka. Dirut Han menerimanya dengan setengah hati,
lakukan saja kalau memang tidak ada masalah. Woo Jin menunjukkan dokumennya
sekali lagi, detail penjualannya sepertinya tidak benar.
Bukankah
lebih baik mereka memeriksa semua sebelum memprosesnya? Dirut Han menolak
memeriksanya, Woo Jin kan tidak bertanggung jawab dalam penjualan. Mereka tinggal
melakukan pembayaran lanjutan dan memikirkan bagaimana penjualannya saat
pesanan datang.
Woo
Jin meninggalkan ruang Dirut Han dengan kecewa. Ho Won muncul dari kolong meja
selepas kepergian Woo Jin. Apa dia bisa kena masalah? Bit Na meminta Ho Won
tidak mengkhawatirkan urusan Woo Jin, khawatirlah pada urusannya sendiri. Bit
Na menunjukkan sebuah hadiah, hadiah berupa list kriteria menjadi karyawan
tetap.
Ho
Won memeriksa kriteria apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi karyawan tetap. Mulai
dari hubungan dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi, kemampuan beradaptasi
dengan lingkungan perusahaan. Ho Won kurang yakin dengan hasil yang akan
didapatnya mengingat dia sering membuat kekacauan. Ia pun memberikan nilai nol
ke ketiga kriteria tersebut.
Kriteria
ke empat, penghargaan dan hukuman, Ho Won belum pernah mendapatkan penghargaan
tapi dia pernah dapat hukuman. Dengan berat hati ia memberikan nilai minus
lima. Dan kriteria selanjutnya adalah kehadiran kerja, Ho Won cukup percaya
diri pada awalnya. Tapi dia ingat pernah dibawa ke rumah sakit karena penyakit
empedunya, ia pun memberikan nilai minus 10.
Totalnya
jadi minus 15. Ho Won frustasi dan enggan untuk memikirkanya lagi.
Tuan
Park membesuk Ketua Seo di rumah sakit. Bertepatan saat itu pula, Dirut Han
juga membesuknya. Kontan situasi menjadi canggung. Hyun pikir Dirut Han tengah
sibuk, tidak seharusnya dia pergi kesana. Kontan suasana makin menegang, Dirut
Han lempar menyindir Tuan Park yang meninggalkan rapat pentingnya.
Dirut
Han menyindir Tuan Park yang datang ke sana dengan tangan kosong. Tuan Park
berniat membantu meletakkan parsel-nya tapi Dirut Han melarang.
Bertepatan saat
itu juga, Manager Jo datang membawa parsel buah yang lebih besar dan
memberikannya pada Tuan Park. Hahaha. Kontan dia menyindir, apa perlu dia beli
yang lebih besar lagi yah?
Dirut
Han mengatakan kalau Woo Jin sudah datang keruangannya, dia menunjukkan adanya
masalah dengan rincian penjualan. Manager Jo mengatakan kalau ia sudah
memeriksanya dan tidak ada masalah. Dirut Han meminta mereka berdua untuk tetap
waspada dengan GM Seo.
Dirut
Han meninggalkan Tuan Park dan Manager Jo. Tuan Park sudah percaya diri kalau
Woo Jin sudah memakan umpan yang mereka lemparkan. Dan sekarang, mereka harus
menyingkirkan eksekutif dan direktur utama pada saat yang bersamaan.
Hyun
akan menjadi Direktur Eksekutif, Tuan Park akan menjadi Direktur Utama dan
Manager.. ya.. okelah. Manager Jo memperhatikan kepergian Tuan Park dengan
kecewa.
Asisten
Lee frustasi, mungkin dia terlalu pintar untuk menjadi seorang Asisten Manager.
Ia tanya pada Kang Ho, berapa skor TOEIC-nya? 950, jawab Kang Ho. Kontan Asisten
Lee memujinya habis-habisan. Dia memberikan setumpuk dokumen, ia akan
menjelaskannya secara singkat dan jangan membuatnya mengulangi perkataannya.
Dokumen
ini adalah bahan studi pasca sarjana-nya Tuan Park. Pahami setiap detil-nya dan
tulis laporannya. Nilai ujian tengah semester Tuan Park bergantung padanya.
Kang Ho cuma bisa mengiyakan dengan terpaksa.
Woo
Jin sulit menganalisis keungan agensi melalui dokumen yang dikirimkan tim
pembelian. Ia meminta dikirimi dokumen tambahan, ia tak bisa melakukan
pembayaran tanpa meninjaunya ulang.
Bertepatan
saat itu, Ho Won melongok keruangan Woo Jin. Dia memberitahukan kalau mereka
akan bermain rolet untuk makan malam. Woo Jin awalnya menolak, untuk apa juga
dia ikut bermain? Namun sedetik kemudian, ia menoleh ke arah Ho Won dan berkata
kalau ia memilih nomor 5.
Rolet
mulai di mainkan, mereka semua harap-harap cemas kalau sampai membayar tagihan
makan malamnya. Beruntung EunJangDo selamat. Tapi yang paling apes adalah Woo
Jin yang harus membayar 50 ribu won.
Ji
Na yang akan membeli makanannya bersama Ki Taek. Kang Ho menawarkan supaya dia
saja yang beli. Tapi Ji Na melarangnya, biar dia saja.
Terima kasih mba atas sinopsis nya..ditunggu part 2 nya. Semangat nulisnya ya mba...
BalasHapusGemes sm romance nya ho won n woojin. Bakal gini terus ato maju k step slamjutnya ya. Hahaha
BalasHapusKapan adegan kissuenya ho won dan wo jin nih. Jd gak sabaran skene kissuenya hahahaha jadi baper.
BalasHapus