SINOPSIS Radiant
Office Episode 12 Bagian 2
Sumber gambar: MBC
Dalam
perjalanan membeli makanan, Ji Na membahas saat putusnya hubungan mereka. Saat
itu, suasana sangat dingin dan Ki Taek mengalungkan syal di lehernya. Namun Ki
Taek buru-buru menegaskan kalau mereka tidak akan bisa menjalin hubungan lagi.
Setelah
perpisahan mereka, Ki Taek merasa belum ada perubahan pada dirinya. Kalau
memang Ji Na ingin berhubungan dengan seseorang, ia harap orang itu bisa
dibanggakan olehnya. Ji Na menganggap kalau Ki Taek masihlah menjadi
harapannya.
Harapan
bahwa dia akan mencintainya di dalam dunia ini. harapan bahwa dia akan selalu
disisinya apapun yang terjadi. Itu sudah cukup untuknya. Namun Ki Taek tetap
menolak, ia sadar kalau hal semacam itu tidak akan membuat mereka bertahan
hidup di dunia ini.
Ji
Na kecewa, pria lain akan berpura-pura demi menjadikan pacarnya seperti seorang
putri. Wanita hanya bisa berpura-pura tidak tahu. Tidak bisakah dia begitu
saja? Baiklah, Ki Taek tidak mau membahas hal ini sekarang. Biar mereka bahas
setelah ia menjadi karyawan tetap di perusahaan. Ji Na tersenyum, ia akan
menunggunya.
Ho
Won menyandarkan kepalanya di meja dengan lemas, kriterianya sama sekali tidak
memenuhi pedoman pengangkatan karyawan tetap. Woo Jin melihatnya, dia
menyindirnya yang tidak bersemangat padahal sudah diberi kesempatan menjadi
karyawan tetap dengan mengancam anak ketua.
Woo
Jin melihat pedoman yang ada di tangan Ho Won. Dari satu sampai lima, pantas Ho
Won menyerah. Dia ingatkan semua masalah yang dibuatnya? Ho Won menunduk
menyedihkan, ia tahu.
“Tapi
perusahaan ini tidak mengikuti daftar itu. Kami tidak menilaimu menurut pedoman
ini.”
Ho
Won bahagia, benarkah? Woo Jin tanya, apa dia pikir menguntungkan kalau
perusahaan tidak menggunakan pedoman itu? Masih ingat masalah yang dibuatnya
kan? Ho Won kembali menunduk, dia selalu mengingatnya.
Woo
Jin tersenyum kecil sebelum pergi meninggalkan ruangan. Ho Won pun tidak bisa
menahan senyumnya sepeninggal Woo Jin.
Ho
Won memberikan pedoman yang ia dapatkan dari Kkot Bi pada Kang Ho dan Ki Taek.
Kata GM Seo sih perusahaan tidak akan menilainya berdasarkan pedoman itu, tapi
dia tetap menyalinnya untuk mereka.
Kang
Ho dan Ki Taek grogi membacanya, rasanya mereka kurang percaya diri. Ho Won
menyemangati mereka, GM Seo menyuruhnya untuk tidak menyerah. Mari mereka
bersaing dengan sehat.
Ho
Won terburu-buru masuk lift untuk naik ke kantornya. Saat pintu lift terbuka,
Hyun sudah ada disana. Kontan semua orang urung masuk ke dalam lift, hanya Ho
Won yang cukup berani naik bersamanya.
Hyun menyindir Ho Won yang sudah disuruh pagi-pagi begini, mungkin dia
akan dengan mudah mendapatkan posisi karyawan tetap.
Tidak
masalah bagi Ho Won, toh ini pekerjaan mudah. Dan setidaknya, Asisten
Managernya jujur. Apa sekarang, Hyun akan menggunakan kekuasaannya lagi? Hyun
tidak keberatan kalau Ho Won menginginkannya. Tapi kali ini, tawarannya harus
lebih dari sekedar tuntutan hukuman.
Ho
Won tidak membutuhkan bantuannya. Ia akan melakukan semuanya sendiri, tidak
perlu khawatir. Selain itu, sebelumnya ia berfikir kalau menjadi Putra Ketua
itu menyenangkan. Tapi sepertinya tidak, buktinya, tidak ada seorang pun yang
mau naik lift bersamanya.
Pintu
terbuka, Ho Won bergegas permisi keluar. Hyun sempat tertegun dengan ucapan
menohon Ho Won barusan. Namun ia hanya menanggapinya dengan senyuman.
Tuan
Park masuk ke ruangan Woo Jin sambil marah-marah. Agensi import Itali telah
menelepon dan memberitahukan kalau mereka telah melanggar kesepakatan. Mereka
harusnya membayar besok tapi Woo Jin malah memblokir semua pembayarannya. Ia
menyalahkan Woo Jin yang mencampuri urusan Tim Penjualan.
“Jadi
apa aku harus menutup mata meskipun ada
masalah?”
Tuan
Park tidak mau tahu, kalau sampai mereka mengajukan tuntutan hukum pada mereka,
maka Woo Jin –lah yang harus menanggung dendanya. Woo Jin mendesis kesal,
begitu rupanya, baiklah.
Tuan
Park kembali keruangannya, bangga dengan aktingnya yang sudah membaik. Ia
memuji kalau Woo Jin sangat pintar, mereka cuma mengisyaratkan faktanya, tapi
dia sudah berhasil mengetahui segalanya. Manager Jo yakin kalau Woo Jin sudah
mengetahui kejanggalan setelah melihat log penjualan agensi. Dia pasti tahu
sebelum menyetor uang mukanya.
Tuan
Park sudah bisa tenang, mereka tinggal tunggu Woo Jin mengekspos segalanya dan
mereka semua dipecat. Yang penting mereka jangan sampai kecipratan masalahnya
saja. Tuan Park pun pamit pergi ke sauna. Manager Jo tampak mencemaskan sesuatu,
ia menghela nafas berat setelah kepergiannya.
Woo
Jin mengajukan izin perjalanan bisnis ke Itali. Biar dia mencari tahu sendiri.
Dirut Han menolak menandatangani perjalanan bisnis ke luar negeri, apalagi
tidak ada pembukuan perjalanannya.
Woo
Jin mendesak, soalnya agensi menolak memberikan informasi yang ia minta dan Tim
Penjualan bersikeras tidak ada masalah. Bukankah mencurigakan dan mereka harus
memeriksanya sendiri? Dirut Han menolak alasan apapun, semuanya akan menjadi
semakin serba salah. Mereka harus menghemat uang kalau sampai agensi
benar-benar menuntut.
Rupanya
Woo Jin juga sudah menduga kalau Dirut Han akan menolak mentah-mentah izin
perjalanan bisnisnya. Dia yakin kubu Tuan Park dan Dirut Han sedang saling
gigit mempertahankan posisi mereka. Tapi kemunculan dr. Seo sudah membuat Tuan
Park lebih berani dalam menjalankan rencananya.
Manager
Heo menyarankan agar mereka menyudahi masalah agensi. Mereka sudah cukup dengan
membuktikan korupsi mereka. Woo Jin belum terlalu yakin, soalnya mereka sudah
mengendalikan tim audit. Manager Heo memberikan sebuah dokumen, mereka sekarang
tinggal membutuhkan bukti konkret saja.
Woo
Jin mengernyit melihat laporan email salah kirim yang dilakukan oleh Ho Won,
pengakuannya melihat Tuan Park mendapat suap dari subkontraktor. Woo Jin heran,
apa Manager Heo menyarankan supaya ia meminta bantuan Ho Won?
Sepulang
kerja, Woo Jin mentraktir Ho Won makan. Setelah menjalani operasi, dia pasti
mengalami situasi yang sulit. Apa sekarang dia sudah teratur makan? Ho Won mencobanya,
dia sadar kalau kesehatan adalah hal yang paling penting.
Oiya,
Woo Jin kan tahu kalau Ho Won sudah berhadapan langsung dengan Putra Ketua. Dia
merasa tidak takut lagi pada siapapun lagi. Merasa ketakutan selama 28 tahun
membuatnya tidak nyaman, makanya dia tidak akan melakukannya lagi. Woo Jin
hanya menjawab curhatan Ho Won dengan ‘ya’ kemudian memintanya untuk makan.
Keduanya
tak banyak bicara sepanjang makan malam. Dalam perjalanan pulang, Ho Won
bertanya-tanya kapan mereka bisa memiliki acara liburan bersama. Perusahaan lain
sering mengadakan acara naik gunung bersama. Tapi sepertinya akan sulit, mereka
biasanya malas keluar saat akhir pekan.
Jika
yang lain tidak bisa pergi, Woo Jin menyarankan agar mereka berdua saja yang
pergi. Ho Won tersenyum malu, ide yang bagus. Ia merasakan sesuatu yang berbeda
pada sikap Woo Jin, ia memintanya mengatakan saja apa yang ingin ia katakan.
Woo
Jin mengelak, dia tidak ingin mengatakan apapun. Ho Won sendiri, apa dia sudah
punya rencana lain selain menjadi karyawan tetap? Ho Won cemberut
memberitahukan estimasi skornya kalau mereka menggunakan standar tahun lalu,
skornya minus. Ia membuat banyak kesalahan dan skornya berkurang terus. Pantas
saja kalau julukannya Bom Waktu berjalan.
Woo
Jin tersenyum geli mendengar penuturan Ho Won, dia memang banyak membuat
kesalahan. Ho Won sadar akan hal itu, tapi ia tidak merasa tertekan, karena
banyak hal yang bisa dipelajarinya.
Sesampainya
di rumah, Manager Heo menelepon Woo Jin dan bertanya apakah dia sudah
membicarakannya pada Ho Won. Woo Jin menyarankan agar mereka menggunakan bukti
yang sudah ada dulu.
Ho
Won sudah menjadi pusat kontroversi, dia tak yakin kalau harus menarik
perhatian orang padanya lagi. Mereka bisa menggunakan bukti seadanya dulu dan
mendiskusikan langkah berikutnya nanti.
Tuan
Park kembali ke kantor tengah malam dan berpapasan dengan Manager Heo yang baru
pulang. Keduanya sama-sama berbasa-basil. Tuan Park tanya apakah Manager Heo
merasa kesulitan beradaptasi di kantor pusat?
Santai,
Manager Heo mengaku biasa-biasa saja, malah disini lebih parah. Tuan Park
memanggil nama Manager Heo dengan panggilan akrab, sampai kapan dia akan terus
begini, dia tidak akan mendapatkan kesuksesan.
Manager
Heo menanggapi dengan senyuman, memangnya Tuan Park merasa senang sekarang? Ia sudah
menjadi Manager sejak dulu dan tidak mengkhawatirkan apapun. Sedangkan Tuan
Park harus mengkhianati rekan kerjanya demi mendapatkan posisi General Manager.
Apa dia pikir dia hebat?
“Manager
Heo. Jaga mulutmu.” Ucap Tuan Park dengan suara pelan.
“Aigoo.
GM Park. Akhir-akhir ini aku lagi stres, dan aku banyak melakukan kesalahan.
Maaf. Sampai jumpa besok.”
Tuan
Park menuju ke ruang kerjanya. Dia melihat lampu di meja Manager Heo masih
menyala dan berniat mematikannya. Namun ia malah melihat sebuah print-out email
Ho Won pada Ki Taek dan Kang Ho yang memberitahukan kasus penyuapannya oleh
subkontraktor.
Dia
mencurigai sesuatu dan segera menghubungi pemilik restoran tempatnya melakukan
makan malam waktu itu. Pemilik Restoran rupanya sudah berniat menelepon Tuan
Park, dia memberitahukan bahwa ada orang yang datang dan menanyakan perihal
makan malamnya waktu itu. kontan Tuan Park berubah tegang mengetahuinya.
Esok
paginya, Woo Jin berangkat ke kantor sebelum ada satu orang pun disana. Namun rupanya
Ho Won sudah datang, ia langsung menegur Woo Jin dan meminta Woo Jin mengatakan
saja kalau dia membutuhkan bantuannya. Manager Heo sudah menceritakannya dan ia
sudah membuat keputusan semalam.
Woo
Jin meminta maaf. Ho Won yakin kalau apa yang dilakukan Woo Jin pastilah
tindakan yang tetap. Meskipun sudah menerima kesediaan Ho Won, Woo Jin meminta
dia tidak mencampuri urusan orang dewasa. Ho Won melotot kaget, dia kan juga
orang dewasa.
“Bukan
itu intinya. Kau itu masih pegawai sementara yang akan segera dievaluasi. Apa
kau lupa apa yang kau katakan soal betapa berharganya pekerjaan ini untukmu? Pokoknya,
jangan khawatir soal ini. Aku bisa mengurusnya.”
Bertepatan
saat itu, Manager Heo berangkat kerja, ia mendengar pembicaraan Woo Jin dan Ho
Won.
Woo
Jin menggerutu sebal soalnya Ho Won tidak mengatakan padanya kalau dia sudah mengetahui
soal itu. Bertepatan saat itu juga, Manager Heo datang ke ruangan Woo Jin untuk
menjelaskan alasannya memberitahukan Ho Won. Tapi Woo Jin tidak mau
mendengarkan apapun, dia menekankan kalau Ho Won tidak akan memberikan
kesaksian dan ia menentangnya.
Manager
Heo sampai heran, kenapa dia jadi marah begitu? Kontan Woo Jin salah tingkah
dan mencari-cari alasan kalau ia khawatir dengan Ho Won yang statusnya masih
karyawan sementara. Manager Heo pun tersenyum penuh makna. Woo Jin sensitif,
kenapa dia tersenyum? Manager Heo mengelak dan permisi mau pergi ke bagian
audit.
Woo Jin menoleh ke luar ruangannya dan melihat Ho Won yang sibuk bekerja. Ia jelas tak tega mengikutsertakannya dalam politik perusahaan.
Tuan
Park tidak bisa tenang di ruangannya, dia terus mondar-mandir tidak karuan.
Manager Jo sampai heran, apa ada masalah? Apa ada sesuatu yang tidak ia
ketahui? Tuan Park memberitahukan kalau Woo Jin sudah menipu mereka.
Woo
Jin sudah sadar kalau mereka menggunakannya untuk mengekspos korupsi yang
dilakukan oleh Direktur Eksekutif. Dia berencana menyerang balik mereka.
Manager Jo terkejut mendengar hal itu.
Tidak
lama kemudian, datanglah Asisten Lee yang ngos-ngosan. Dia mengabarkan adanya
big news. Penunjukkan personel baru sudah diumumkan.
Dirut
Han ngamuk diruangannya. Dia tidak terima dilengserkan begitu padahal sudah
bekerja bertahun-tahun disana. Kkot Bi cuma bisa menghela nafas, dia harus
bersih-bersih ruangan deh kalau gitu.
Tuan
Park ketar-ketir melihat pengumuman jika Dirut Han sekarang diubah dalam masa
percobaan. Ia menghela nafas berat berulang kali.
Flashback
Sebelumnya,
Tuan Park sudah menemui Hyun dan berlutut dihadapannya. Dia meminta Hyun untuk
berjanji padanya, kalau tidak, dia tidak akan berhenti berlutut. Ia hanya
melakukan perintah dan tidak mendapatkan suap apapun.
Hyun
tahu, dia sudah mengenal Tuan Park sejak lama. Ia bisa memahaminya tapi ia
tidak tahu dengan pendapat GM Seo. Bukankah GM Seo juga mencurigainya? Pasti ada
alasan tersendiri hingga ia mencurigainya.
Tuan
Park tercekat tak bisa mengatakan apapun. Hyun tidak menuntut penjelasan apapun
kalau memang sulit, ia akan membiarkannya. Tapi akan ada orang yang harus
bertanggung jawab akan hal ini.
Flashback End
Tuan
Park keluar dari ruangannya untuk menemui Dirut Han yang dikeluarkan. Ia memerintahkan
pada anak buahnya untuk tidak memikirkannya. Woo Jin memuji Tuan Park yang
waktunya sangat tepat. Tuan Park menganggap ucapan Woo Jin sebagai pujian.
Sebelum
pergi, Tuan Park menghampiri Manager Heo “Manajer Heo, aku kemarin tidak sempat
menyelesaikan pembicaraan kita. Biar kukasih saran sama kau. Kau harus belajar
menikmati bau busuk. Jika tidak, kau tidak akan bertahan.”
Woo
Jin bicara empat mata dengan Manager Heo, sepertinya Tuan Park mengetahui
rencana mereka. Manager Heo meminta maaf, dia sudah membuat kesalahan. Hubungannya
dengan Tuan Park memang tidak terlalu baik, awalnya dia ingin membuat pelajaran
tapi dia berhasil menghindarinya. Tuan Park cukup diuntungkan karena punya
dukungan Putra Ketua.
Woo
Jin pikir motif dari Dokter Seo tidaklah sesederhana itu. Paling tidak mereka
sudah menghentikan Dirut Han, ia akan fokus pada pekerjaan dulu. Kemungkinan Tuan
Park tidak akan menyebabkan masalah besar lagi. Dirut yang baru harusnya lebih
baik.
Dirut
Han menuduh Tuan Park –lah sebagai dalang pemecatannya. Tuan Park berkelit
dengan berbagai alasan. Namun Dirut Han sudah mendengar dari Tim Audit kalau
Tuan Park yang sudah mengekspos semua perbuatannya.
Sebelum
pergi, Dirut Han berbicara pada Manager Jo dan menyuruhnya untuk tidak
mempercayai orang macam Tuan Park. Pekerja yang berbasis gaji akan dipecat saat
sudah tak dibutuhkan lagi. Tapi bukan perusahaan yang akan menyingkirkan
mereka, melainkan mereka disingkirkan oleh orang semacam Tuan Park.
Woo
Jin dan Ho Won datang ke toko cabang untuk melihat-lihat barang disana. Saat
itu, Ho Won bertanya apakah Woo Jin akan menggantikan Dirut Han karena dia
sekarang dalam masa percobaan. Woo Jin tidak yakin, menempatkan posisi
seseorang tidaklah sesedehana itu.
Oiya,
Woo Jin mendapat kabar dari HRD kalau mereka akan segera melakukan evaluasi
karyawan tetap. Pengumumannya akan keluar besok. Ho Won riang, benarkah? Kang
Ho dan Ki Taek Oppa pasti senang. Woo Jin heran, memangnya Ho Won tidak senang?
Apa menurutnya dia tidak akan memenuhi syarat.
Ho
Won duduk di ranjang sambil tertunduk sedih, ia menggeleng putus asa. Woo Jin
pun duduk disampingnya. Pelayan datang menghampiri mereka, ia mengira kalau
mereka berdua tengah memilih hadiah pernikahan. Tempat tidur ini sangat populer
diantara pengantin baru. Ho Won berbisik pada Woo Jin supaya bersikap natural.
Ho
Won pun coba berbaring di ranjang itu. Woo Jin melakukan hal yang sama. Pelayan
bertanya, kapan mereka berdua akan menikah?
“Oppa,
kapan tanggal pernikahan kita?”
“Kami
belum memutuskan tanggalnya.” Ujar Woo Jin kikuk. Pelayan pun dengan ramah
menyarankan supaya mereka segera menetapkan biaya pernikahan dulu, supaya mudah
mengurusi hal lainnya dan memilih produk-produk mereka.
Di
kantor, orang-orang belum ada yang pulang. Asisten Lee sudah mengeluh terus
karena Tuan Park belum juga keluar, mereka harusnya memindah TV di ruang Tuan
Park supaya dia tidak menonton drama terus.
Kang
Ho memberikan laporan untuk study Tuan Park, namun Asisten Lee menerimanya
tanpa mengucapkan apapun. Kang Ho rasanya pengen nggeplak kepala Asisten Lee.
Bertepatan
saat itu juga, Dirut Han datang kesana dengan sempoyongan. Dia berteriak-teriak
mabuk dan membuat keributan di sana. Semua orang keluar dari ruangan, Tuan Park
coba menghentikannya. Dia mengajaknya untuk minum berdua, jangan merusak
martabatnya begini.
“Sang
Man, apa kau bermartabat hingga kau mengusirku? Mereka harus lihat ini, dan
ambil pelajaran dari ini. Lihat baik-baik. Inilah masa depan kalian, semuanya.
Kalian mengerti? Aku menghabiskan 30 tahun masa mudaku di sini. Bukankah
menurut kalian aku mengalami apa yang sedang kalian alami sekarang?”
Asisten
Lee berniat mengajak Dirut Han keluar. Namun Dirut Han langsung mendorongnya
sampai tersungkur. Woo Jin prihatin dengan kondisinya, ia membujuk Dirut Han
dengan pelan-pelan dan mengajaknya keluar.
“Dibanding
siapapun yang sudah berumur 30 tahun waktuku di sini sangat bermakna. Aku tidak
bisa mati seperti ini. GM Seo. Kau tahu kan kalau aku dulu sepertimu. Aku hanya
takut aku akan disingkirkan seperti kain lap jika aku terlalu setia. Aku hanya
berjuang menghadapinya. Apa salahku? Apa sebenarnya salahku? Apa kalian pikir
kalian akan bahagia? Apa kalian pikir akan bahagia setelah ini?” ronta Dirut Han.
EunJangDo
merasa tak nyaman setelah mendengarkan pengakuan pilu Dirut Han. Ki Taek bisa
memahami perasaannya yang sudah bekerja disana selama 30 tahun. Seperti seorang
Ibu membesarkan anaknya tumbuh dewasa. Ho Won juga prihatin, sebelumnya dia
cuma bisa mengingat kemarahan Dirut Han saja, tapi sekarang ia merasa kasihan
padanya.
Sepulang
kerja, Ibu Kang Ho berkunjung ke rumah Ki Taek untuk bicara dengan Kang Ho. Ki
Taek meninggalkan mereka berdua. Ibu Kang Ho terus tutup hidung, bau khas
kos-kosan cowok. Dia yakin kalau putranya merasa kesulitan setelah lepas dari
hidup nyaman dibawah lindungannya. Ia tak pernah hidup menderita. Tapi sekarang
ayahnya kesal.
Kang
Ho meminta maaf, tapi dia nyaman disana. Ibu awalnya sinis, tapi lama-kelamaan
dia khawatir juga dan bertanya apakah anaknya makan dengan teratur. Ia
memberikan uang padanya, gunakan saat kondisinya terjepit. Dia akan terus
membujuk Ayah. Ia mendengar dari Jae Min kalau sebentar lagi mereka akan ujian
untuk jadi karyawan tetap, ia harap Kang Ho bisa lulus dan kembali ke rumah.
Keesokan
harinya, Ji Na membagikan kriteria dari HRD untuk lulus menjadi karyawan tetap.
Tapi disana tertulis kalau keputusan Direktur Utama sangat penting dalam hal
ini.
Asisten Lee datang, ia yakin kalau Tuan Park yang akan diangkat menjadi
Dirut. Ia memastikan kalau Ho Won tidak akan lulus dari ujiannya.
Namun
ditengah pembicaraan mereka, Hyun tiba-tiba datang. Bertepatan saat itu, Woo
Jin keluar dari ruangannya, ia heran kenapa Hyun ada disana. Hyun dengan senyum
ramahnya mengatakan kalau ia adalah Direktur Utama yang baru disana. Tuan Park
yang baru keluar ruangan pun terperangah.
Hyun
menatap Tuan Park, “mereka akan sering-sering ketemu.” Ucapnya kemudian beralih pada
Ho Won.
Aku jadi ilfil sama Hyun. Awalnya aku kira dia orang yg tulus, tapi nyatanya bukan. Loveline antara wo jin sama Ho won udah mulai nih, jadi ga sabar kelanjutan nya.. gomawo unnie sinopsisnya
BalasHapusKurasa dr seo kepribadian ganda deh sewaktu2 bisa berubah2 dibalik kepribadiannya yg tenang dan ramah bisa berubah bersikap dingin dan hilang sifat keramahan. Klo orang melihat secara sekilas orang menyangka dia orang baik tp ternyata tidak. Apa gak kepribadian ganda namanya.
BalasHapusNi kpn urusan cinta2annya HW-WJ,,jd gak sabar dech udah episod 12 masih urusan kerja mulu...sabar,sabar..
BalasHapusEpisode 13nya dong minmin
BalasHapusEpisode 14nya mana
BalasHapus