SINOPSIS Radiant
Office Episode 9 Bagian 2
Sumber gambar: MBC
Dirut
Han resah kalau sampai Woo Jin berhasil menjual produk Hauliz-nya. Apa Tuan
Park yakin kalau produk mereka yang akan dipilih sebagai produk online terbaik?
Tuan Park memintanya tenang dan tidak usah khawatir.
Dirut
Han mewanti-wanti Manager Jo untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk
mereka, tingkatkan nilai penjualannya. Dengan begitu, dia bisa mendukungnya
ketimbang Manager Heo.
Tuan
Park ingat kalau Suami Manager Jo bekerja di OS Constructions. Mereka tengah
membangun apartemen besar. Lebih baik mereka menjual produk mereka padanya
untuk meningkatkan penjualan. Manager Jo tampak tersenyum ragu menanggapi ide
Tuan Park.
Tidak
lama kemudian, Manager Jo sudah menghubungi suaminya. Dia menyuruhnya untuk
mempertimbangkan produk dari perusahaannya. Produk mereka punya reputasi baik
dan harga yang kompetitif.
“Selama
aku merawat Ah Young, kau bisa melakukan apa saja semaumu. Kali ini, aku juga
ingin naik jabatan. Aku ingin seperti itu.” Pungkas Manager Jo.
Ki
Taek menguping pembicaraan Asisten Lee. Dia sedang membujuk temannya untuk
mempertemukan dia dengan wanita kenalannya. Dia biasa menghabiskan kencan buta
di hari sabtu. Sabtu? Ki Taek yakin kalau Asisten Lee bukanlah orang yang
mengangkat telepon Ho Won.
Asisten
Lee yang sibuk ngobrol baru sadar kalau tisunya habis padahal dia baru BAB. Ia
pun mengetuk bilik Ki Taek dan meminta tisu. Iseng, Ki Taek menyodorkan satu
lembar. Asisten Lee berteriak marah, bagaimana bisa di membasuh dengan satu
lapis tisu!! Ki Taek buru-buru kabur meninggalkan biliknya.
Kang
Ho masuk ke ruang Tuan Park untuk menemukan sesuatu. Tapi saat ia tengah sibuk
memeriksa beberapa dokumennya, Tuan Park masuk dan memohon-mohon pada istrinya
supaya tidak menyentuh sneaker di rak. Istri Tuan Park tak mau dengar dan
mematikan sambungan teleponnya.
Kang
Ho kini bersembunyi di bawah kolong meja mendengarkan pembicaraan Tuan Park.
Tuan Park kesal bukan kepala pada istrinya. Tidak lama kemudian, ponsel Tuan
Park kembali berdering.
Ia berbicara pada seseorang dan mengatakan jika ia
membutuhkan beberapa orang yang bisa meng-klik like produknya di website. Kira-kira
dia butuh 200 sampai 300 klik. Tuan Park pun kemudian pergi meninggalkan
ruangan mencari Asisten Lee.
Kang
Ho melapor hasil investigasinya, dengan tampang serius, dia bilang mengetahui
siapa sosok yang paling ditakuti oleh Tuan Park. Ki Taek penasaran, siapa? Istrinya,
jawab Kang Ho. Selain itu, dia juga menemukan hal lain yang lebih penting. Kang
Ho menunjukkan selembar kertas note yang ia ambil dari ruang kerja Tuan Park.
Ia
mengarsirnya menggunakan pensil sehingga timbul tulisan terakhir yang ada
diatasnya dan bisa terbaca. Yangjae Country Club, jam 22:00 Sabtu ini. Keduanya tos dengan
bahagia, artinya Tuan Park ada janji hari itu dan tidak ada di kantor. Dia bukanlah
orang yang mengangkat teleponnya.
Ji
Na menunjukkan beberapa foto pilihan yang akan dipajang di website. Dia
memerintahkan Ki Taek supaya memasangnya sekarang. Ki Taek bertanya, apa yang
dilakukan oleh Ji Na akhir pekan ini?
Ji
Na enggan menjawab, kenapa juga dia mau tahu? Ki Taek mengaku kalau dia
penasaran dengan kegiatan akhir pekannya. Ji Na enggan memberikan jawaban dan
pergi meninggalkan Ki Taek dengan kesal.
Tidak
lama kemudian, Ki Taek mendapatkan telepon dari Hyung-nya. Dia memberitahukan
jika sepatunya ketinggalan. Apa pacarnya tidak memberitahunya? Ki Taek heran,
pacarnya?
“Pacarmu
datang ke sini tempo hari. Aku
menyuruhnya memberikannya padamu, tapi
dia cuma meninggalkan sepatunya di sini.” Tutur Hyung.
Ki
Taek pun memastikan jika Ji Na tidak ada di kantor hari sabtu malam. Keduanya
makin harap-harap cemas karena tinggal beberapa orang yang tersisa. Ki Taek
sudah tanya ke petugas keamanan dan mereka mengatakan kalau GM Seo memang
datang kesana hari sabtu malam. Kang Ho dengan berat hati melingkari nama GM
Seo, terduga kuat.
Woo
Jin mengantar Ho Won sampai ke rumahnya. Saat itulah, ia memutuskan untuk
mempertanyakan kebenaran sakitnya. Dia sebenarnya sakit apa? Separah apa? Jawab
saja pertanyaannya.
Ho
Won membenarkan, ia meminta maaf. Woo Jin kesal, dia tidak membutuhkan permintaan
maaf. Lalu kenapa dia seperti ini? Seharusnya dia dirawat di rumah sakit. Bisa-bisanya
dia membodohi semua orang dan bekerja seakan tidak terjadi apa? Woo Jin meraih
tangannya, mereka harus ke rumah sakit sekarang.
Ho
Won melepaskan genggaman tangan Woo Jin, karena dia lebih suka bekerja. Dia tahu
sendiri bagaimana susahnya dia bisa bekerja di perusahaan. Ketika orang
bertanya impiannya, ia selalu menjawab ingin bekerja di sebuah perusahaan. Woo
Jin tidak mau menerima alasan itu, artinya dia tidak menghargai hidupnya.
“Apa
untungnya memastikan aku sakit apa? Lagipula, aku juga akan mati. Kenapa aku
harus repot-repot diperiksa? Aku tidak punya tempat tujuan lagi. Apa aku harus
duduk diam di rumah dan menunggu kematianku?”
“Apa
kau tidak punya harapan kalau penyakitmu mungkin bisa sembuh jika kau
mendapatkan perawatan?”
Saat
ini, Ho Won sedang berusaha yang terbaik untuk hidupnya. Hari esok pasti akan lebih baik, yang harus ia lakukan hanya bertahan.
Selama ini ia mempercayai kata-kata itu, tapi semuanya tidak berubah.
Tapi
sekarang dia sudah bahagia, berangkat dan pulang kerja layaknya orang lain. Menerima
gaji dan punya rekan-rekan kerja. Ia tidak pernah sebahagia ini sepanjang
hidupnya. Jadi, ia memohon agar Woo Jin tidak merusah kebahagiaannya.
“Jadi
maksudmu kau akan mati tanpa berusaha apapun hanya karena alasan itu? Jadi
kenapa perusahaan kami harus membiarkanmu bekerja? Bagaimana kalau kau pingsan
saat bekerja?”
“Maka,
kalau itu terjadi, aku akan mengundurkan diri. Tolong izinkan aku bekerja
sampai minggu ini. Aku tidak mau berhenti sekarang.” Ucap Ho Won kemudian masuk
ke rumahnya.
Ho
Won merebahkan tubuhnya, coba men-sugesti dirinya jika hari ini adalah hari
baik. Dia memejamkan matanya namun ia tidak bisa terlelap. Perasaannya kalut
dan ia mulai tak bisa menahan kesedihannya. Suara isakan Ho Won pun mulai
terdengar.
Esok
harinya, produk Tim Penjualan dan Tim Marketing sudah dipasang di website. Woo
Jin tidak menyangka kalau set-nya tidak sebagus yang ia bayangkan. Mungkin mereka
perlu menambahkan penjelasan produknya supaya produknya mendapat verifikasi.
Manager Heo tidak yakin, Tim Pemasaran mungkin akan menggunakan cara yang tidak
logis. Jika ada kesalahan sedikit, maka akan mencoreng nama baik Woo Jin.
Ji
Na menjelaskan pada Ho Won dan Ki Taek jika produk mereka sedang divoting
melalu website. Bergantung pada produk yang menang, maka produk itu akan
ditentukan sebagai produk utama penjualan offline dan online. Ho Won bertanya,
apa mereka boleh memilih?
Karyawan
tidak diizinkan, toh mereka akan memilih produknya sendiri. Ji Na menunjukkan
produk ranjang yang ditiduri Ho Won, dia yakin kalau Ho Won yang paling tahu
tentang produk itu. Ho Won tersenyum bahagia, ia harap produk itu mendapatkan
banyak dipilih.
Asisten
Lee dan Tuan Park memantau hasil voting, mereka masih kalah. Tuan Park
menangkan, sebentar lagi kedudukan akan berubah. Mereka bisa tamat kalau gagal
lagi kali ini. Asisten Lee meminta Tuan Park tidak bicara sekasar itu.
Tuan
Park mendaftar kegagalan mereka belakangan ini. Dirut Han menyalahkannya karena
keponakannya gagal tanda tangan kontrak, dia menyalahkannya habis-habisan. Terus
kegagalan home shopping dan pengkhianatan Jae Min. Mereka membutuhkannya untuk
menunjukkan kemampuan mereka.
Manager
Jo bersiap berangkat menemui suaminya untuk membahas masalah penjualan. Tapi belum
sampai berangkat, seorang wanita sudah menunggunya di mejanya. Dia mengaku
sebagai utusan GM Im dari OS Constructions.
Mereka
berdua pun duduk berharapan. Asisten Lee masuk ke ruang meeting menyuguhkan
kopi. Wanita itu seolah sengaja bicara pada Manager Jo disaat ada Asisten Lee, “Jika
kalian bercerai bukankah hal yang perlu ditelepon harusnya tentang anak saja,
'kan?”
Kontan
Asisten Lee canggung dan buru-buru meninggalkan ruangan. Tapi dia masih kepo
dan menguping pembicaraan keduanya dari luar.
Manager
Jo menegaskan jika ia menghubungi Tuan Im bukan sebagai suaminya melainkan GM
Im dari OS Contructions. Wanita itu menyuruh Manager Jo untuk meneleponnya
kalau ingin bicara sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan anak mereka
berdua. Bulan depan, dia akan menikah dengan GM Im.
“Apa
kau sadar kalau GM Im dan aku bertemu di OS Constructions, dan setelah itu
menikah? Apa aku tidak diizinkan minta bantuan seperti ini, mengingat semua
yang kurelakan itu karena dia? Selamat
atas pernikahanmu. Tapi ini adalah pekerjaan, jangan biarkan perasaan pribadimu
mengganggu kerjaanmu.” Ujar Manager Jo tenang.
Asisten
Lee menggosipkan perceraian Manager Jo pada Ji Na. Ji Na terkejut, tak
menyangka kalau dia bercerai. Padahal dulu mereka berasal dari perusahaan yang
sama, Asisten Lee mengalami masa sulit selama melahirkan dan tetap bekerja
keras. Asisten Lee tidak terima, dia sudah janda dan licik merahasiakan fakta itu?
Ji
Na membela Manager Jo, lalu apa dia harus membicarakan masalah pribadinya pada
semua orang. Asisten Lee ngeri melihat kemarahan Ji Na, apa jangan-jangan dia
sudah janda? Keduanya pun saling berdebat tak ada ujungnya.
Ho
Won yang baru datang sempat terkejut mendengar kata licik. Tapi Kang Ho
menggeleng padanya, mengisyaratkan kalau mereka tidak sedang membicarakannya.
Wanita
itu nyinyir menatap Manager Jo, apa dia tidak malu meminta bantuan pada mantan
suaminya? Kontrak mereka tidak bisa ditandatangani. Manager Jo tenang
menyodorkan kertas kontrak. Dia harus tetap menandatanganinya. Ini adalah
kerjasama antara Hauline dan OS Construction. Mereka sudah mendiskusikannya,
kontrak lisan tetaplah kontrak.
Woo
Jin bertanya masalah penyakit Ho Won pada Ki Taek. Ki Taek sendiri belum
mengetahui penyakit apa yang dideritanya. Dia sedih karena kata Ho Won, dia sudah
mulai menunjukkan gejala penyakitnya. Woo Jin menyuruh Ki Taek untuk membujuk
Ho Won supaya mau pergi ke rumah sakit.
Ki
Taek mengerti, “Terima kasih, GM Seo, sudah merahasiakannya. Aku akan
membujuknya ke rumah sakit.”
Hasil
vote sementara menunjukkan selisih hampir 250 poin untuk Tim Penjualan. Asisten
Lee sudah bisa berkelakar senang, mereka bisa memastikan siapa yang akan menang
saat penutupan voting besok pagi. Tuan Park pun bisa melenggang bahagia, tidak
usah terus menatap hasil votingnya. Tidak akan ada yang berubah.
Asisten
Lee senang bukan kepalang. Namun tiba-tiba saja, entah kenapa voting untuk Tim
Marketing meningkat dengan pesat. Asisten Lee dan Tuan Park kebingungan, setiap
detiknya terus meningkat sampai puluhan like. Ada yang aneh, ini aneh, aneh
sekali, klaim Tuan Park.
“Apa
maksudmu ada yang aneh?” tanya Woo Jin.
Tuan
Park menunjukkan angka yang terus naik mem-voting Tim Marketing. Dia yakin ada
yang salah, itu tidak masuk akal. Asisten Lee menawarkan supaya mereka
memeriksa blog siapa saja yang memberikan like (siapa tahu akun palsu). Tuan
Park sependapat, dia menyuruh Asisten Lee melakukannya. Woo Jin sih kelihatan
santai-santai saja.
Ki
Taek berbicara empat mata dengan Ho Won. GM Seo memintanya untuk membujuk Ho
Won supaya pergi ke rumah sakit. Ia meminta maaf, karena tingkahnya sudah
membuat GM Seo tahu akan penyakit Ho Won.
Ho
Won tidak menyalahkan Ki Taek, memang benar ucapan GM Seo, merahasiakannya dari
semua orang adalah tindakan yang egois. Ki Taek pikir GM Seo tidak bermaksud
mengatakan semua itu, dia sangat perduli pada Ho Won kok. Ho Won tetap ceria,
ia akan mengurusnya sendiri, Ki Taek tidak perlu khawatir.
Ditengah
pembicaraan mereka, Ho Won menerima telepon dari Hyun.
Tidak
lama berselang, Kang Ho dan Ki Taek sudah ada di kedai. Bagi pecandu minuman
seperti Ki Taek, ia langsung memesan minuman karena teman Ho Won mengatakan
kalau dia akan mentraktir mereka. Kang Ho heran, kenapa dia ingin bertemu
dengan mereka?
Ki
Taek pikir dia ingin mentraktir mereka karena mereka teman Ho Won. Sebelumnya,
dia sempat datang ke kantor mereka untuk mencari Ho Won kan. Ah.. dia juga
seorang dokter. Kang Ho rasa umurnya tidak beda jauh dengan Ki Taek. Ki Taek
enggan membahas masalah umur, dirinya lebih muda.
Ho
Won dan Hyun menghampiri mereka berdua. Mereka saling sapa dan memperkenalkan
diri. Hyun mengaku kalau ia tadinya ingat dengan Ho Won, tapi berhubung mereka
juga ada disana makanya ia mengajak mereka sekalian. Hyun menatap Ki Taek, sepertinya
dia tidak begitu sehat.
Ki
Taek cuma sering sakit perut karena banyak minum. Seperti nyeri terbakar, ia
mulai merasakannya semenjak bekerja di perusahaan. Hyun ramah menyuruhnya
mampir ke rumah sakit. Dia akan mendiagnosisnya dengan lebih baik. Kang Ho
kontak mata dengan Ho Won, menyuruhnya menanyakan kondisinya juga. Ho Won
menggeleng.
“Apa
kau juga sakit?”
“Tidak.”
Elak Ho Won.
Hyun
meminta mereka tanyakan saja masalah kesehatan padanya. Dia juga punya banyak
kenalan di Rumah Sakit Han Kook. Kang Ho mengernyit, rumah sakit Han Kook?
Di
kantor, Tuan Park puas menunjukkan hasil investigasi kecurangan yang dilakukan
oleh Woo Jin. Dia menggunakan jasa autolike dan mendapatkan 300 voting dalam 30
menit. Woo Jin tidak menyangkalnya sama sekali.. tapi dia juga ingin
menunjukkan sesuatu. Ia memberikan list blogger yang me-like produk Tim Penjualan.
Sepertinya mereka menggunakan jasa autolike yang sama.
Tuan
Park coba berkelit. Tapi bukti yang diberikan oleh Woo Jin tidak bisa
terbantahkan lagi.
“Intinya
begini: Tuan Park ingin menang vote di survei itu. Jadi dia membayar jasa
perusahaan untuk membuat 300 orang memilih produk timnya. Itu sebabnya aku juga
membayar jasa perusahaan yang sama. Agar hasil survei bersifat adil dan
objektif. Lebih adil seperti ini. Benarkan, Tuan Park?”
Woo
Jin akan membiarkan kasus kali ini, tapi kalau dia bertindak semacam ini lagi,
maka ia tidak akan melepaskannya. Woo Jin pun pamit. Seketika Dirut Han sangat
marah dan membanting dokumen Tuan Park.
Woo
Jin berjalan menuju lift, ia tersenyum mengingat kesepakatan yang ia buat
dengan Kang Ho. Jadi, Kang Ho datang keruangannya untuk memastikan jika ia
memang mengangkat telepon Ho Won. Woo Jin membenarkan.
Kang
Ho membuat kesepakatan, dia akan membocorkan rencana licik Tuan Park asalakan
Woo Jin membiarkan Ho Won tetap bekerja sampai ia mengundurkan diri sendiri.
Dari situlah, dia tahu kalau Tuan Park menggunakan jasa autolike. Woo Jin
tersenyum puas, “Eun Jang Do. Kerjasama mereka memang menakjubkan.”
Dirut
Han memutuskan agar Tuan Park tidak menangani proyek mereka selanjutnya. Penjualannya
belum cukup, dia tidak bisa mendukungnya lagi disaat ia juga ditekan
pimpinannya.
GM Seo sedang menunggu waktu yang tepat untuk mengekspos mereka.
Tuan Park membujuknya supaya tidak bicara begitu, mereka ada dipihak yang sama.
Mereka tidak bisa dipisah.
Tetap
pada pendiriannya, Dirut Han menyuruh Tuan Park menyelesaikan pekerjaannya saat
ini. Tuan Park tidak menyangka kalau Dirut Han menyuruhnya meninggalkan
perusahaan. Apa boleh buat, Dirut Han tidak mau GM Seo menggali lebih dalam
tentang rencana mereka. Lagipula GM Seo selangkah lebih maju dari Tuan Park.
Tuan
Park membantin, “Jangan meremehkanku. Oi.
Aku juga selangkah lebih maju di depanmu. Kau pikir aku akan diam saja?”
Tuan
Park ada diruangannya dengan cemas. Dia mengambil sebuah dokumen yang ia simpan
di laci. Baiklah, lihat saja apa yang akan terjadi.
Trio
Karyawan Magang duduk di halte. Kang Ho dan Ki Taek sama-sama mendesah
mengingat kalau Hyun adalah dokter di Rumah Sakit Han Kook. Ho Won yakin kalau
Hyun adalah orang yang baik. Disana kan banyak dokter waktu itu. Kalau pun dia
tahu, dia yakin Hyun akan segera memberitahu mereka.
“Walau
begitu, kau sudah buat keputusan?” tanya Ki Taek.
“Ya.”
Sepulangnya
ke rumah, Ho Won menulis kartu ucapan selamat tinggal untuk semua rekannya. Tak
lupa sebelum tidur, dia juga meng-klik tombol like di website untuk mendukung
Tim Marketing.
Ia
membayangkan dirinya menggunakan furnitur Hauline. Ia tampak bahagia
menggunakan kasur empuknya dan juga lemari serta meja riasnya. “Rasanya seperti mimpi. Saat ketika kereta
kencana Cinderella menuju pukul 00:00. Aku juga sekarang harus bangun dari
mimpiku.” Batinnya.
Ho
Won berangkat kerja dengan semangat. Ia memandangi setiap sudut kantornya,
memperjelas ingatannya sebelum mengundurkan diri. Tapi belum apa-apa, Asisten
Lee sudah mengomelinya karena berangkat telat. Ho Won tersenyum, dia tidak
terlambat kok. Asisten Lee masih terus ceramah, dia kan paling muda, harusnya
berangkat 10 menit lebih awal dari bosnya.
Ho
Won menanggapi dengan senyuman, ia pun mempersiapkan kartu ucapan untuk
diberikannya pada Ji Na. Namun niatnya tertunda karena mendengar Asisten Lee
dan Ji Na menggosipkan kecelakaan Asisten Kim dan Karyawan Kontraknya.
Karyawan
Kontrak itu harus dirawat dua bulan, padahal kontraknya cuma 6 bukan dan sudah
berlangsung selama 3 bulan. Artinya, kalau dia keluar dari rumah sakit, sisa
waktu kerjanya hanya 1 bulan. Harusnya mundur saja kalau begitu. Sedangkan
untuk Asisten Kim, kayaknya dia harus cuti panjang untuk penyembuhannya.
Ho
Won tidak terima, “Mereka berdua itu terluka. Kenapa si asisten boleh ambil
cuti sakit sedangkan pekerja sementara harus berhenti?”
“Kenapa
lagi kau ini? Apa
aku salah?”
Ho
Won tahu kalau dalam perusahaan memang ada tingkatan, tapi dalam kehidupan
tidak ada. Semuanya sama. Asisten Lee makin tidak mengerti, mereka tidak sedang
berencana memecat Ho Won. Kenapa dia selalu marah-marah masalah orang lain?
Tidak,
bagi Ho Won, ini juga masalahnya. Kalau dia sakit, mereka pasti akan melakukan
hal yang sama. Memangnya ia pikir dirinya mau jatuh sakit. Ho Won membanting
kertas ucapannya dan pergi. Asisten Lee dan Ji Na melongo kebingungan dengan
reaksi over Ho Won.
Sesampainya
di lobi, Woo Jin berpapasan dengan Ho Won. Dia menoleh, sadar kalau Ho Won
tengah menghapus air matanya. Namun tiba-tiba saja Ho Won menghentikan
langkahnya dan memegangi perut. Seketika itu pula, dia jatuh pingsan. Woo Jin
panik menghampirinya.
Hyun
masuk ke rumah sakit dengan panik. Tidak lama kemudian, datanglah Woo Jin yang
membopong Ho Won ke sana. Hyun dan Woo Jin pun saling bertatapan.
terima kasih sinopsisnya...mohon buatkan juga preview ep.10 donk...trims
BalasHapusWaah sudah keluar sinopsisnya...thx ,semoga yg eps 10 juga cepat keluar
BalasHapusWaah sudah keluar sinopsisnya...thx ,semoga yg eps 10 juga cepat keluar
BalasHapusEpisode 10nya mana?
BalasHapusKeren bgt sinopsisnya. Ditgg yg ep. Selanjutnya. Thanks
BalasHapus