SINOPSIS Suspicious Partner Episode 13
Sumber gambar: SBS
Bong Hee berlari ke pelukan Ji Wook dengan
khawatir. Ia cemas kalau sampai dia tidak pulang. Dalam batinnya, Bong Hee
tidak ingin melakukan ini. Namun pada akhirnya, dia mengakui perasaan sukanya
pada Ji Wook.
Tangan Ji Wook mulai bergerak, berniat membalas
pelukannya. Namun sesuatu menghentikan niatannya, jangan menyukainya.
Kontan Bong Hee mengambil langkah mundur, “Kenapa?
Apa karena.. Ah, aku punya banyak pertanyaan tapi aku tahu kau takkan
menjawabnya. Aku menyesalinya, sudah mengaku kepadamu. Tapi aku tidak menyesal
menyukaimu.”
Dalam batin Ji Wook, ia bertanya-tanya apakah
keputusannya akan ia sesali kemudian hari atau tidak. Bong Hee meneteskan air
mata. Ia membuat sebuah permohonan padanya, bolehkah dia memeluknya sekali
lagi?
Tanpa banyak kata, Ji Wook menarik tubuh Bong Hee
dalam dekapannya.
Bong Hee kembali ke kamarnya dengan hati sedih. Ia menahan
dirinya supaya tidak menangis, tapi air matanya tak terbendung.
Sementara itu, Ji Wook pun merasakan kesedihan yang
sama. Matanya terpejam, tapi ia tak bisa tidur sampai pagi. Ia pun turun dari
kamarnya dan dikagetkan oleh Bong Hee yang berjongkok di dapur.
Bong Hee sedang mendinginkan matanya yang bengkak
menggunakan sendok beku. Ia kebanyakan tidur makanya matanya bengkak. Ah, Ji
Wook pura-pura tak tahu alasan sebenarnya. Dia akan mengambilkan handuk dingin
juga.
Jangan, pinta Bong Hee. Karena dia bilang tak boleh
menyukainya, jadi jangan bersikap terlalu baik padanya. Setidaknya, dia harus
membantunya. Karena dia baik-baik saja, makanya dia akan mematuhi perintah Ji
Wook. Kalau dia terus baik padanya, ia akan salah paham terus.
“Aku akan mengulang diriku sendiri ke masa saat aku
tidak menyukaimu. Kembali ke masa saat kau adalah mentorku. Jadi... jangan
seperti ini.”
“Baik. Aku akan begitu.” Ujar Ji Wook.
Bong Hee pergi dari dapur. Ji Wook kelihatan
menyesal dengan apa yang dilakukannya, ia mengacak kasar rambutnya dengan
frustasi.
Saat berangkat kerja, Kepala Bang, Ketua Byun dan
Eun Hyuk heran melihat Ji Wook sudah menyiapkan banyak makanan. Mereka bertanya-tanya
alasannya, apa insomnianya memburuk? Ketua Byun sontak menunjuk Bong Hee, apa
yang mereka lakukan semalam?
Ketua Byun semalam ketiduran di kantor dan melihat
mereka berdua berpelukan. Bong Hee mengelak seketika, paling dia salah lihat. Ia
dengar hal semacam itu sering terjadi pada orangtua. Ketua Byun yakin, dia
melihatnya dengan jelas!
Ji Wook ikut membela Bong Hee, paling dia salah
lihat. Bong Hee dan Eun Hyuk kompak menyangkal apa yang dilihat Ketua Byun.
Ketua Byun ragu, jadi memang penglihatanku bermasalah? Sepertinya dia harus
periksa mata.
Eun Hyuk merangkul Ketua Byun sambil tertawa, “CEO
kita, tidak apa-apa. Semuanya akan berjalan dengan baik. Kau akan baik-baik
saja.”
Mereka berempat kemudian membahas kasus pembunuhan
Chef Kang. Jaksa menuduh Jung Hyun Soo melakukan pembunuhan dan pencurian.
Buktinya adalah warga yang tinggal di seberang rumah, jejak kaki ini, dan
kancing baju milik Jung Hyun Soo.
Motifnya diduga karena biaya sewa yang sudah mau
kadaluarsa. Catatan kejahatan milik Hyun Soo sebelumnya adalah tuduhan serangan
kecil saat dia menolong wanita dalam bahaya. Bukti senjata yang mereka cari
menghilang, diperkirakan senjata itu berukuran 13 cm dan lebarnya 3 cm.
Tak ada bukti mutlak kalau Jung Hyun Soo adalah
pembunuhnya. Bong Hee akan menemukan bukti untuk meyakinkan alibinya, dia sudah
meninggalkan nomor teleponnya di dekat foto pasangan yang berfoto di kafe.
Yoo Jung dan Ji Hye membahas topik yang sama. Dan
Yoo Jung memastikan kalau Hyun Soo adalah pelaku pembunuhannya. Dia memergoki
Hyun Soo tersenyum kecil saat menginterogasinya. Dengan wajah polos itu, dia
mengejek hukum dan dirinya.
Ji Hye tak tahu soal itu, tapi karena dia melawan
Bong Hee, maka dia harus memenangkannya. Sunbae tak usah memaksakan diri, dia
kan sedang sakit. Yoo Jung tak perduli, apa artinya sakit kalau tidak ada pria
yang mengurusnya.
Dikoridor, Jaksa Jang berpapasan dengan mereka. Mereka
berdua pun membungkuk saling menyapa. Entah kenapa, Jaksa Jang sempat menoleh
ke arah mereka berdua, seperti ada sesuatu yang menarik perhatiannya.
Bong Hee sedang berjongkok dibawah sinar matahari.
Eun Hyuk keheranan, apa yang dilakukannya? Bong Hee galau mengatakan kalau dia
tengah mengeringkan diri. Eun Hyuk seolah bisa memahami situasi Bong Hee,
haruskah dia bicara padanya atau tidak?
“Yang hati-hati. Tolong hati-hati jika bicara
padaku. Sekarang, aku ada banyak air (mata), jadi satu kesalahan, aku akan
meledak.”
Eun Hyuk harap dia bisa mengeringkannya dengan
baik. Bong Hee sebenarnya tidak masalah, asalkan dia tidak menangis dihadapan
Ji Wook. Eun Hyuk menyarankan supaya Bong Hee meluapkannya saja sekalian.
Dia pun berjongkok disamping Bong Hee. Bong Hee
menyembunyikan wajahnya dengan sedih, “Aku merasa ini sudah berakhir.”
Kepala Bang penasaran dengan adegan pelukan yang
dilihat Ketua Byun. Dia ingin mengusutnya karena... Ji Wook menatap Kepala Bang
dengan malas, kemudian nyerocos panjang lebar menyuruhnya menyelidiki CCTV
terkait pembunuhan Chef Yang.
Kepala Bang menyesal, dia berkata kalau dia tidak
penasaran. Ji Wook pun segera mengakhiri instruksinya itu, mungkin cukup segitu
saja yang harus dia lakukan.
Ji Wook membuka pintu rumahnya, ia sebal melihat
Bong Hee dan Eun Hyuk sedang curhat-curhatan. Dia sengaja mendorong Eun Hyuk
menggunakan kakinya. Apa yang mereka gosipkan?
Eun Hyuk langsung meminta maaf. Bong Hee tanya, dia
mau pergi kemana? Ji Wook mau ke tempat investigasi. Bong Hee mau ikut
sekalian. Ji Wook menyuruhnya cepat-cepat kalau tidak mau ditinggal.
Eun Hyuk menyemangatinya. Bong Hee langsung
menggeplak kepalanya, luruskan pikiran. Sudah tepat baginya untuk melupakan Ji
Wook. Ia pun buru-buru berlari mengejar Ji Wook yang sudah pergi mendahuluinya.
Eun Hyuk tersenyum, “Melakukan yang terbaik darimu
tak berarti dapat mengubah pikiran seseorang.”
Bong Hee dan Ji Wook berkeliling ke sekitar rumah
Chef Yang untuk menemukan CCTV yang bisa mereka mintai rekamannya. Mereka
menemukan rekaman yang ada di sebuah mini market.
Bong Hee tidak menyangka kalau dia akan bekerja
dengan sangat keras. Ji Wook memang ingin membuktikan kalau Hyun Soo tidak
bersalah supaya dia bisa memahami kasusnya. Jangan salah paham, dia melakukannya
untuk dirinya sendiri. Ia kemudian mengedikkan dagunya ke arah TKP dan menyuruh
Bong Hee membuka pintunya.
Rupanya mereka masuk ke TKP tanpa izin makanya dia
harus manjat jendela supaya bisa membuka pintunya. Ji Wook memuji kerja keras
Bong Hee, memang sudah seharusnya bawahan begini.
Mereka berdua mengelilingi TKP yang berantakan. Ji
Wook merasa ada yang aneh. Bong Hee keheranan, memangnya apa yang aneh?
“Kenapa dia mengambil lukisan yang dibingkai?”
Terdengar seseorang membuka pintu rumah. Bong Hee
dan Ji Wook yang masuk kesana tanpa izin pun ketakutan dan buru-buru
bersembunyi. Bong Hee tidak mau ditangkap lagi, dia sudah trauma.
Namun tiba-tiba saja seseorang menarik kerah jaket
Ji Wook. Ji Wook reflek menyerang balik orang yang menyerangnya dan
memojokannya ke dinding. Bong Hee pun ikut membantunya.
Sampai akhirnya mereka berdua sadar kalau orang
yang datang adalah Yoo Jung. Yoo Jung sinis mengetahui ada orang disana, dia
menyuruh Bong Hee melepaskan tangannya. Bong Hee kesal, dia dulu yang lepaskan
tangannya.
Ji Wook mengibaskan tangan mereka berdua, “Kami di
sini ingin menginspeksi TKP sebagai pengacara Jung Hyun Soo. Jangan bekerja
terlalu keras. Ayo pergi, Bong Hee.”
Yoo Jung mengajak Ji Wook untuk berbicara sepuluh
menit dengannya. Ji Wook tidak mendengarkannya dan menuntun Bong Hee untuk
segera pergi dari sana. Yoo Jung mengancam akan memperkarakan mereka, tapi cuma
Bong Hee.
“Kenapa cuma aku?”
“Terserah aku.”
Tak punya pilihan, Ji Wook menyetujuinya tapi cuma
5 menit. Baiklah, Yoo Jung menyepakatinya. Ji Wook dengan lembut mengangguk
pada Bong Hee dan menyuruhnya pergi.
Yoo Jung heran kenapa Ji Wook masuk ke TKP padahal
dia pengacara terdakwa. Ji Wook mengerti, dia sendiri cukup bekerja keras
sendirian. Yoo Jung melakukannya karena Ji Wook-lah yang mengajarinya. Sebagai
jaksa, dia punya lebih banyak pengalaman dibandingkan dirinya.
“Lima menitmu habis.”
Yoo Jung memberitahu kalau Jung Hyun Soo pernah di
tangkap karena kasus penyerangan. Ia menunjukkan foto korban yang diserang Hyun
Soo, kalau tidak ada yang menghentikannya mungkin korban sudah mati. Dia
harusnya menangkap kriminal seperti dia. Kenapa malah melindunginya?
Ji Wook kembali bertemu dengan Hyun Soo. Hyun Soo
berbasa-basi memuji penampilannya yang sangat cocok dengan warna biru tua. Benarkah?
Ji Wook sudah sering mendengar semacam itu.
Mereka mulai saja yah, Ji Wook menunjukkan foto
korban penyerangan yang dilakukan oleh Hyun Soo. Hyun Soo menerimanya dengan
santai, apa maksudnya dia berfikiran kalau ia membunuh Chef Yang karena ia
punya catatan sebelumnya?
Tidak, Ji Wook cuma punya firasat kalau dia
melakukannya. Kalau melihat foto itu, ada namanya momen terpacu (melakukan
kejahatan). Tapi dalam kasus ini, sepertinya Hyun Soo tidak hanya terpacu tapi
memang punya niatan membunuh.
Benar, memang Hyun Soo sempat ingin membunuhnya. Apa
dia pernah melihat orang yang disayanginya terluka? Hyun Soo menggebrak meja
dengan emosi meluap-luap. Ia mengamankan orang itu karena ada anak yang harus
ia lindungi.
Brengs*k itu yang telah menyerang wanita duluan. Dia
melakukannya juga tanpa memiliki alasan. Dia menyerangnya secara brutal dan ia
melakukan apapun untuk menyelamatkannya.
Ji Wook menyuruhnya untuk tenang, “Anggap saja yang
kau katakan itu benar. Ya, kau sungguh benar. Tapi sepertinya kau tidak
melakukan ini untuk menghentikannya. Kau melakukan ini untuk menghukumnya.”
“Apa aku salah?” Hyun Soo membalas tatapan
tajamnya.
Ah, Hyun Soo kelimpungan menyadari kalau dirinya
sudah berbicara terlalu jauh. Dia meminta maaf sebelumnya. Tapi dia tidak akan
menyerang orang tanpa alasan. Dia meluruskan satu hal, dia tidak membunuh Chef
Yang. Ji Wook mengangguk sambil terus memperhatikan gelagat aneh Hyun Soo.
Ji Wook duduk merenung sendirian. Ketua Byun
membawakan segelas air hangat dan mengajaknya bercerita. Ji Wook berkata kalau
dia membenci klien. Dia benci klien yang bersalah. Tapi dia lebih benci dengan
klien yang tak bersalah, dia takut tak bisa membuktikannya.
Apa dia baik-baik saja ketika kau jadi jaksa? Ayahnya
juga dulu selalu bimbang. Dia khawatir kalau hari ini dia membebaskan orang
yang salah dan memenjarakan orang yang tidak bersalah.
Sementara di resto, Eun Hyuk, Bong Hee dan Kepala
Bang sedang minum-minum. Bong Hee sudah mabuk, ia berharap kalau orang yang
disukainya adalah Eun Hyuk. Tapi sayangnya, dia bukanlah tipenya.
Eun Hyuk sependapat, kalau saja begitu, cinta
mereka bisa saling terbalaskan. Keduanya pun tos dengan senangnya. Eun Hyuk
merengut, tak perduli seberapapun ia melihat Bong Hee, dia tak merasakan
apapun.
Ji Wook menemui mereka bertiga. Ah, dia mendesah marah
soalnya mereka sudah membuat Bong Hee mabuk parah. Ia melihat ke arah Bong Hee,
Bong Hee sudah berubah malu-malu dan melemparkan kedipan manja-nya.
Mereka pulang pun, Bong Hee masih terus gelendotan
ditubuh Ji Wook.
Dia pun terpaksa menggendong Bong Hee yang sudah
tertidur. Melihat wajah polosnya yang tengah terlelap, Ji Wook berniat membelai
rambutnya. Tapi bertepatan saat itu, Bong Hee mambalikkan badan sebelum sempat
Ji Wook menyentuhnya.
Deg-deg...^^
BalasHapus