Ji
Wook tersenyum lembut menyaksikan Bong Hee yang masih tidur lelap di lengannya.
Ia mulai menghujaninya dengan ciuman namun Bong Hee masih terus asyik tidur.
Saat ia menoleh ke arah foto yang terletak diatas nakas, Ji Wook tercengang
menyaksikan wajah yang begitu familier baginya.
Untuk
sesaat, ia teramat terkejut melihat wajah pria dalam foto itu. Ji Wook
ketakutan dan memeluk Bong Hee dengan erat.
Ji
Wook masih terus memikirkan ucapan Bong Hee. Ia resah mengingat bahwa Bong Hee
pernah mengatakan kalau dia punya dua orang Ayah. Saat itu, ia menolah untuk
menceritakan detail tentang Ayahnya padanya.
Bong
Hee keluar dari kamarnya dengan perasaan riang. Ia ke dapur, menemui Ji Wook
yang tengah memasak. Apa semalam di tidur lelap? Ji Wook mengiyakan, Bong Hee
juga sepertinya tidur dengan lelap.
“Tapi
kenapa kamu memasak begitu banyak makanan?”
Ji
Wook tampak kebingungan menjawabnya dan wajahnya masih kelihatan tidak tenang, “Ah..
kau benar.”
Ketua
Byun mencicipi sarapan pagi yang sudah dimasak Ji Wook. Dia langsung menuduh
Bong Hee punya rencana untuk membunuhnya. Eun Hyuk dan Kepala Bang sama-sama
tersenyum, meyakinkan kalau itu bukan masakan buatan Bong Hee.
Ketua
Byun masih nyerocos, dia tahu kalau Bong Hee itu punya banyak kekurangan. Dia tidak
berniat menentang hubungan mereka berdua, tapi dia benar-benar tidak bisa
menerimanya sekarang.
Bong
Hee keheranan karena kelihatannya masakannya enak kok. Bukan dia yang
memasaknya pula. Dia pun mencicipi masakannya dan hampir tersedak karenanya. Ia
terkejut dengan rasanya yang tak enak. Ia menoleh ke arah Ji Wook yang terus
diam, ia tengah melamun tanpa mendengarkan ucapan siapapun.
Yoo
Jung masih terus memikirkan pengakuan Tuan Lee. Ia kembali menemuinya untuk
mendengar kembali pengakuannya, ia berubah pikiran. Tuan Lee menanggapinya
dengan enteng, lantas? Bukankah sebelumnya dia sudah melepaskannya?
“Kurasa
aku tidak boleh melepaskanmu semudah itu.”
“Aku
juga sudah berubah pikiran.”
Yoo
Jung mengejar Tuan Lee yang tak mau memberikan penjelasan lebih lanjut. Disaat
itu, Eun Hyuk lewat dan melihat kejadian itu. Ji Hye juga ada disana, dengan
manis ia menyapa kedatangan Eun Hyuk. Eun Hyuk balas sapaannya, bolehkah dia
menanyakan sesuatu? Siapakah pria yang bersama Yoo Jung barusan?
Ji
Hye kecewa mengetahui kalau pertanyaan Eun Hyuk malah tentang Yoo Jung. Ia
bergegas menyembunyikan kartu nama yang ada di genggamannya, “Dia orang yang
menyulut kebakaran. Dia penyulut kebakaran berantai.”
Kepala
Bang menemui Ji Wook di ruangannya, dia tertawa mengira kalau Ji Wook ingin
memintanya mendaftarkan pernikahan mereka. Ji Wook menatap Kepala Bang dengan
wajah penuh keseriusan, ia ingin mengetahui mengenai kematian orangtuanya. Ia
ingin mengetahi situasi insiden itu dan juga mengenai pelakunya.
“Kenapa
tiba-tiba kamu ingin mengetahui masa lalu?”
Ji
Wook mengaku penasaran saja. Baiklah, tanpa banyak pertanyaan, Kepala Bang
menyetujui permintaannya. Dia akan segera mencari tahu. Ji Wook melarangnya,
tidak perlu melakukannya dengan tergesa-gesa. Ini bukan sesuatu yang mendesak,
cari saja dengan perlahan.
“Baik.
Aku akan menyelidikinya perlahan.” Jawab Kepala Bang.
Ji
Wook tak bisa menyembunyikan keresahan dalam hatinya. Ia terus melamun saat
duduk sehingga ia memutuskan untuk menyibukan diri dengan membersihkan rumah. Menyapu,
mengelap piring dan semacamnya.
Ji
Wook menghampiri Eun Hyuk yang tengah bekerja. Tak diduga, ia menawarkan diri
untuk memberikan bantuan padanya, tak perduli masalah rumit atau sederhana. Ia
hanya ingin menyingkirkan pikiran rumit dalam otaknya.
Kenapa
dia tiba-tiba baik begini? Eun Hyuk berterimakasih atas tawarannya. Tapi dia
tidak membutuhkan bantuan. Ia sedang mengerjakan laporan yang sangat dibenci Ji
Wook dan hampir menyelesaikannya. Satunya lagi tentang pengajuan banding kasus
kebakaran. Ji Wook dengan mantap menawarkan diri untuk ikut menanganinya.
Eun
Hyuk khawatir, “Tapi Ji Wook, itu terkait dengan kebakaran.”
“Tidak
masalah. Aku pernah menangani kasus penyulut kebakaran sebagai jaksa. Ya,
kurasa aku bisa melakukannya. Aku bisa. Aku akan baik-baik saja. Aku akan
membantumu.”
Bong
Hee datang kesana tepat saat itu. Ia pun menawarkan diri untuk ikut menangani
kasusnya.
Eun
Hyuk menunjukkan berkas kasus kebakaran Doboo-dong pada Bong Hee dan Ji Wook. Pengadilan
memutuskan untuk menghukum Kang Su Il penjara selama 10 tahun. Kang Sun Il
diputuskan bersalah karena adanya motif, bukti tidak langsung, dan pernyataan
saksi mata.
Chae
Sung Woo (korban kebakaran) menabrak putri Kang Su Il dalam kondisi tidak
mabuk. Kang Su Il sesekali menemui Chae Sung Woo dan mengancam akan
membunuhnya. Bahkan ia sempat dibawa ke kantor polisi karena ancaman tersebut. Sampai
suatu hari terjadi kebakaran dan Sung Woo tewas dalam kebakaran itu.
Yoo
Jung dan Ji Hye tengah membahas kasus yang sama di kantornya. Ji Hye memastikan
apakah benar kalau Yoo Jung berniat menggali kembali kasus kebakaran tersebut.
Jaksa Wilayah menginginkan agar mereka mengubur kasusnya.
Siapa
pun yang mengakui kesalahan jaksa atau mengungkap kebenarannya tidak akan
bertahan di organisasi ini. Sama seperti yang terjadi kepada Jaksa No Ji Wook
karena kasus Eun Bong Hee. Yoo Jung diam tak menjawab ucapan Ji Hye.
Ji
Wook kelihatan lelah saat membaca berkas kasus kebakaran. Dia mulai duduk dan
memejamkan matanya. Tepat saat itu, Bong Hee masuk ke ruangan Ji Wook. Melihatnya
tengah tertidur, Bong Hee tak mau mengganggunya. Ia memperhatikan wajahnya dan
mulai menyentuhnya dengan lembut.
Bong
Hee bergumam tak menyangka karena Ji Wook sekarang adalah pacarnya. Dengan perlahan,
ia pun meninggalkan ruangan tanpa menimbulkan suara. Namun rupanya, Ji Wook
tidak sedang tertidur. Ia membuka matanya sesaat setelah Bong Hee keluar dari
ruangannya.
Kepala
Bang kembali ke kantor dengan membawa berkas yang diminta Ji Wook. Ia buru-buru
memberikannya dan meninggalkan ruangan Ji Wook. Saat Ji Wook membukanya, memang
benar dalam berkas itu mengatakan kalau Eun Man Soo adalah tersangka kebakaran
di rumahnya.
Yang
lebih menohok adalah fakta bahwa Bong Hee adalah putri dari Eun Man Soo. Dan
jaksa yang menangani kasusnya adalah Jaksa Jang Moo Young. Ji Wook tak bisa
menahan air matanya mengetahui fakta pahit ini.
Kepala
Bang kembali masuk dalam ruangan Ji Wook. Dia mengaku sudah membaca file-nya
dan dia tahu kalau Bong Hee adalah putri Eun Man Soo. Ji Wook mengiyakan, tapi
baginya itu bukanlah hal yang penting. Bong Hee tidak ada hubungannya sama
sekali dengan hal ini.
Kepala
Bang mengangguk, “Semua sudah menunggumu.”
Yang
lain sudah berkumpul untuk makan pizza. Tak lama kemudian, Ji Wook turun dari
ruangannya. Ia terus memperhatikan Bong Hee yang kelihatan begitu bahagia dan
terus tersenyum, tanpa sadar Ji Wook pun mulai tersenyum kecil karenanya.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar jika berkenan. Dilarang copas ya kawan! Happy Reading ^_^