SINOPSIS Bride of
Water God Episode 5 Bagian 1
Sumber gambar: tvN
[2
Jam Sebelumnya]
Mereka
bertiga keluar dari mobil. Habaek terus saja memperhatikan Soo Ah, bukannya
terpesona, dia malah meminta kacamatanya. Soo Ah yang tak mengerti maksud
perkatannya hanya mengabaikan dia.
Dia
merutuk sambil jalan, Habaek selalu bicara tentang dewi dan dirinya yang bodoh
terus mempercayainya. Seorang hamba memang selalu tertipu, makanya dia menjadi
hamba.
Saat Habaek berjalan dibelakang Soo Ah dan Soo Ri, sebuah mobil
melintas. Mobil itu ditumpangi orang yang belakangan ini terus menguntit Soo
Ah. Habaek
pun menyuruh Soo Ah untuk cepat-cepat melihat denah tempatnya. Sedangkan dia,
dia terus memperhatikan gerak-gerik pria penguntit Soo Ah.
Setelah
tempat parkir sepi, pria itu membuka mesin mobil Soo Ah kemudian menyiram
rem-nya menggunakan air. Dia mengendorkan katupnya kemudian mengendorkan ban
belakang mobilnya pula.
Habaek
memperhatikan dia dari kejauhan. Dia sudah menduga hal semacam ini akan
dilakukannya. Dia berniat melaporkannya kemudian melihat CCTV yang terpasang di
tempat parkir.
Kembali
ke tempat piknik. Soo Ah terbangun dari bayangannya, dia bertanya kenapa Habaek
meminta maaf padanya? Habaek gugup dan meminta minum. Soo Ah memberikan sebotol
minuman, sekarang dia merasakan haus juga. Perasaan apalagi yang ia rasakan?
Apa dia merasa kehabisan nafas saat berlari? Punggung dan kakinya terasa sakit
setelah berjalan?
Bagaimana
dia tahu? Habaek memang sekarang merasakan semua hal itu setelah merasa lapar.
Tapi dia meminta Soo Ah untuk merahasiakannya dari semua orang. Augh, Soo Ah
memang tidak berniat menceritakannya pada siapapun.
Minuman
yang diberikan Soo Ah tadi rasanya menyegarkan. Kalau Habaek kembali ke negeri
air, dia akan Moo Ra dan Bi Ryeom untuk merawat pohon istimewa ini. Dia pun
berteriak memanggil Soo Ri untuk segera pergi.
Soo Ah masih bertanya-tanya akan
pendengarannya barusan, dia yakin kalau Habaek meminta maaf padanya.
Habaek
meminta kunci mobil pada Soo Ah dan masuk ke kursi kemudi. Soo Ah berniat
protes tapi Soo Ri menyuruhnya untuk masuk saja. Tak selang lama, Habaek
mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Rambut
Soo Ah sudah berantakan, ia menyuruh Habaek untuk mengikuti peraturan lalu
lintas kalau dia tak punya SIM. Batas kecepatan di jalan itu cuma 70km/jam.
Habaek tetap mengemudikan mobil dengan kecepatan penuh. Dia tak tahu apa yang
Soo Ah katakan.
Habaek
meliak-liukkan mobilnya menghindari mobil dihadapannya. Di perempatan jalan,
sebuah mobil berbelok sedangkan mobil yang ditumpangi mereka tengah melaju
dengan kecepatan tinggi. Sigap, Habaek memutar kemudinya dan membelokkan ke
kiri. Beruntung, mereka bisa menghindari tubrukan.
Hah..
Soo Ah mulai stres sendiri. Dia tahu kalau Habaek adalah dewa yang abadi. Dia
pasti senang bisa melakukan apapun yang diinginkan. Sayangnya, dirinya adalah
makhluk hidup biasa. Walaupun takkan mati, dia tak mau kalau Habaek menyetir
sekencang itu.
Baiklah,
Habaek akan menuruti ucapan Soo Ah dan memelankan mobil. Ia menginjak tuas
remnya, tapi mobil sama sekali tak memelan. Soo Ah masih terus ngomel
menyuruhnya memelankan mobil.
“Remnya
tak bekerja.” Ucap Habaek.
Habaek
terus menginjak remnya tapi tetap laju mobil tak memelan. Dia pun terus
berusaha mengendalikan arah laju mobilnya. Ia membelokannya ke tempat
terowongan yang sedang di renovasi.
Soo
Ah menjerit, dia tak mau mati seperti ini. Dalam batin Habaek, dia berkata
kalau ia tak akan membiarkan hambanya mati begitu saja. Habaek memejamkan mata,
dia berkosentrasi mengatakan ‘berhenti. Berhenti.’
Mobil
menabrak pembatas jalan dan melesat masuk ke terowongan. Di ujung terowongan
ada beberapa truk yang menghalangi jalan. Tak punya pilihan, Habaek naik ke
atap mobil dan menyuruh Soo Ri mengendalikan kemudinya.
Dia
menarik Soo Ah untuk naik ke atap mobil. Soo Ah ketakutan dan menolak
perintahnya. Tapi Habaek menyuruh dia untuk mempecayainya, ia mengulurkan
tangannya pada Soo Ah. Akhirnya, Soo Ah bisa mengumpulkan keberaniannya. Ia meraih
tangan Habaek dan naik ke atap mobil.
Habaek
membopong Soo Ah kemudian menggunakan kekuatan pengendali airnya untuk
mengangkat mereka dari atap mobil dan mendarat ke jalan dengan aman. Sementara,
mobil pun melesat menabrak truk dan terbakar. Habaek menenangkan Soo Ah, dia
tak apa-apa kan?
Soo
Ah masih gemetaran hingga Habaek memeluknya dalam gendongan. Soo Ri berlari
menghampiri mereka. Dia senang bukan kepalang mengetahui kekuatan tuannya sudah
kembali, dia memberikan batu kemudian meminta dia mencoba menggunakan
kekuatannya.
Tak
perlu, Habaek membuang batu itu. Dia pasti kehilangan kekuatannya lagi, dia tak
mau mencobanya. Soo Ri duduk dijalan dengan putus asa, kenapa itu bisa terjadi.
Habaek menyuruhnya tak usah khawatir, dia punya firasat kalau kekuatannya akan
segera kembali. Yang terpenting sekarang, mereka harus melaporkan kejadian ini.
“Apa
maksudmu dengan melaporkannya?”
Soo
Ah memutar matanya dengan bosan, tak percaya ucapan Habaek. Tapi Habaek berkata
kalau CCTV tersebar dimana-mana, dia bilang sendiri kalau CCTV lebih akurat
daripada mata dewa.
Di
kantor polisi, Soo Ah terkejut melihat pelakunya adalah pria yang beberapa hari
lalu ditemuinya. Polisi berkata kalau pria itu, Park Sang Chul, sudah mengakui
perbuatannya. Untung saja disana ada beberapa CCTV yang merekam perbuatannya
dengan jelas. Apa dia mengenalinya?
“Tidak.
Aku baru saja bertemu dengannya beberapa hari lalu—“
“Dia
pernah menabrak Anda, 'kan?”
Soo
Ah ingat kalau pria itu adalah pria yang menabrak mobil bagian belakangnya.
Polisi bertanya apakah Soo Ah mengalami kesulitan saat membayar kompensasi
ganti ruginya? Tidak, Soo Ah melakukan pembayaran melalui pihak asuransi. Dan
ia tak pernah menemuinya sejak saat itu.
Tapi
kalau diingat-ingat lagi, sebelumnya Sang Yoo mengatakan kalau Park Sang Chul
beberapa kali meminta bertemu dengannya. Soo Ah terdiam memperhatikan Sang Chul
di ruang interogasi. Sang Chul menoleh ke arahnya dan menatapnya dengan angkuh.
Petugas
yang menginterogasi Sang Chul menemui mereka. Dia berkata kalau Sang Chul sudah
tidak waras. Dia bilang tabrakan yang terjadi saat itu adalah kesalahan yang
tak dapat dia lupakan seumur hidupnya. Dia membanggakan diri sendiri karena
hidup sempurnanya hingga sekarang.
Setelah
dia mengalami kecelakaan tersebut, dia didenda, diberi peringatan dan semua upaya
yang dia lakukan untuk hidup sempurna lenyap seketika. Dia merasa tak adil. Dia
bilang semuanya kesalahan Yoon Soo Ah.
Polisi
sungguh tak menyangka dengan kegilaanya, dia cuma mendapatkan peringatan dan
tidak masuk ke daftar kriminal. Lagipula, kecelakaan itu adalah murni
kesalahannya. Dia mengaku sudah mendorong Soo Ah dari atap, namun Yoon Soo Ah
selamat dan mengklaim kalau dia bukan manusia. Dan pria yang bersama Soo Ah,
dia juga katanya bukan manusia.
Dalam
perjalanan pulang, Soo Ah masih terus melamun. Habaek ngoceh sendiri mengatakan
kalau pelaku sudah tertangkap, jadi mulai sekarang Soo Ah bisa fokus
mengurusnya. Soo Ah tidak merespon.
“Saat
aku menyelamatkanmu dua kali, kau selalu bersikap begini.”
Soo
Ah sadar dari lamunannya, “Apa?”
Habaek
berendam dibawah teriknya matahari. Soo Ah mengintip dari balik jemuran dengan
malu. Dia tak bisa membangun penyekat. Soo Ri berkata kalau Tuan Habaek memang
sangat suka mandi. Adakalanya, dia mandi sepanjang hari. Hidupnya memang
terberkati, tapi seharusnya pria tak boleh hidup lesu begitu.
Habaek
sibuk membaca koran, dia sedang belajar bahasa manusia. Dia dengar yang namanya
‘busa mandi’, dia juga ingin ponsel baru karena ponsel lamanya rusak saat
menyelamatkan Soo Ah. Dia minta baju baru dan 12 menu makanan untuknya.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar jika berkenan. Dilarang copas ya kawan! Happy Reading ^_^