SINOPSIS Reunited
Worlds Episode 8
Sumber gambar: SBS
Hae
Sung dan Ahjussi pergi ke rumah sakit. Hae Sung terus mengintili Ahjussi, masih
banyak yang membuatnya penasaran. Kenapa Ahjussi bisa tahu kalau dia ada di
kafe? Ahjussi berkata kalau mereka bisa merasakan satu sama lain.
Berarti,
mereka berdua itu sama? Lalu kenapa Ahjussi lebih kuat dari Hae Sung. Ahjussi
mengatakan kalau mereka perlu berlatih. Hae Sung kadang bisa mendengar suara
yang amat pelan, apa Ahjussi juga mengalaminya?
“Kelima
indera kita berkembang lebih baik dari manusia biasa. Dan bisa dilatih lagi
untuk mendapatkan kemampuan yang lebih.”
Hae
Sung penasaran bagaimana Ahjussi bisa mengetahuinya. Ahjussi mempelajari dari
orang yang ada sebelumnya. Hae Sung bertanya, sejak kapan Ahjussi kembali?
Ahjussi kembali sejak musim panas kemarin. Dia menyuruh Hae Sung untuk
melakukan apa yang harusnya dilakukannya, dan ia akan menemui anaknya.
Mereka
berdua berdiri didepan sebuah ruang pasien. Putra dari Ahjussi sudah menjadi
seorang kakek berusia 80 tahun dan terbaring diatas ranjang tak sadarkan diri. Ahjussi
menceritakan kalau dia meninggal di usia yang sama dengan Hae Sung.
Saat
dia kembali ke dunia ini akhir musim panas lalu, selama berbulan-bulan dia
hanya memandanginya. Ahjussi tampak sedih menemukan putranya terbaring sakit.
Ia penasaran bagaimana kehidupannya selama ini. Kalau ia bisa bicara dengannya
sekali saja sudah cukup untuknya.
Jung
Won bertugas untuh bersih-bersih. Dia sengaja menumpahkan air didekat kaki Sous
Chef. Sous Chef menuduhnya kalau dia sengaja melakukannya. Jung Won mengelak,
dia tak sengaja. Bertepatan saat itu, Teman Jung Won datang memberitahukan
kalau dia diminta Min Joon untuk membeli sayur dan buah-buahan di pasar.
Sous
Chef curiga, tak seharusnya dia bertugas membeli sayur. Teman Jung Won
membelanya, Jung Won kan sudah masuk tahun ketiga bekerja disana, jadi dia
boleh belanja. Sous Chef pun tak punya alasan untuk menahan Jung Won lagi dan
membiarkannya pergi.
Min
Joon tengah memikirkan kejadian semalam, saat Jung Won menangis dan memeluknya.
Tak lama kemudian, Jung Won masuk ke ruangannya. Pertama, dia memohon maaf atas
kejadian semalam.
Min
Joon seolah tak mau membahasnya dan mengalihkan topik, “Selama berbelanja kau
harus tetap fokus. Aku tidak berlebihan kalau mengatakan bahan-bahan itu adalah
segalanya.”
“Baiklah.
Aku akan mengingat itu.”
Mereka
pergi ke pasar tradisional untuk memilih bahan makanan segar. Namun disaat
mereka sibuk memilih, sebuah troli besar membawa banyak tumpukan kardus lewat
disana. Sigap Min Joon menarik Jung Won untuk menghindarinya.
Tanpa
disadarinya, ada troli besar yang lewat dari arah berlawanan. Min Joon tak
sempat menghindarinya hingga ia hanya mendorong Jung Won supaya dia selamat. Ia
pun akhirnya tertabrak troli dan labu yang ada didalam kardus jatuh mengenai
kepala Min Joon.
Jung
Won panik meminta orang lain menelepon ambulan. Tapi kemudian Min Joon bangkit
dan berkata kalau dia tak apa-apa. Jung Won masih khawatir karena barusan labu
besar menimpa kepalanya. Min Joon meyakinkan kalau dia tak apa-apa.
Sebuah
ponsel terdengar berdering. Min Joon kontan meletakkan ubi jalar yang ada
ditangannya ke telinga. ‘Halo? Halo. Ya, aku akan segera kesana’ ucap Min Joon.
Jung Won melongo bingung apalagi Min Joon mengatakan kalau ponsel itu bukan
ponsel miliknya kemudian memasukkan ubinya ke dalam saku.
Jung
Won menggeleng khawatir, sepertinya dia memang terluka parah. Min Joon berjalan
pergi seolah tak terjadi apa-apa, tapi baru beberapa langkah berjalan, dia
langsung pingsan. Hahahaha. Akhirnya, Jung Won pun membawanya ke rumah sakit.
Dokter
mengatakan kalau Min Joon mengalami gegar otak ringan. Tapi tidak ada masalah
yang serius. Tangannya di perban karena terkilir. Semuanya akan kembali semula
setelah beberapa hari.
Mereka
berdua berniat pergi. Jung Won menawarkan supaya Min Joon berpegangan tangan
padanya. Tapi Min Joon malah heran dengan ubi yang dipegangnya. Astaga, kenapa
dia memegang ubi? Aneh sekali. Min Joon ngeloyor pergi meninggalkan Jung Won.
Sesampainya
di rumah Min Joon, Min Joon masih tidak percaya saat Jung Won menjelaskannya.
Ngomong-ngomong, dia haus. Jung Won menawarkan diri untuk mengambilkan minuman.
Saat Jung Won pergi, Min Joon buru-buru menutup bingkai foto yang punya 3
gambar anjing di sudutnya.
Jung
Won bertanya-tanya, apakah ada teman atau keluarga yang bisa menjaga Min Joon?
Min Joon menghampirinya. Dia tanya, apa mungkin Jung Won punya pertanyaan
untuknya?
Jung
Won mengelak. Namun Min Joon tetap menjelaskan kalau ibunya sudah meninggal dan
ayahnya menikah lagi. Ia punya saudara tiri dari pernikahan kedua ayahnya, tapi
dia hanya melihatnya sekali saat umurnya masih 2 tahun.
Ponsel
Jung Won berdering. Min Joon menyuruh dia untuk mengangkatnya, ia pun pergi
meninggalkannya. Jung Won heran kenapa Jin Joo selalu telepon dengan video
call. Jin Joo memang tak suka kalau cuma dengar suara, membosankan. Ia
memberitahukan kalau saat ini dirinya ada dirumah Jung Won. Dia dimana?
Jung
Won memberitahu kalau dia ada di rumah bosnya. Jelas, Jin Joo langsung antusias
dan salah paham. Jung Won menjelaskan kalau dia pergi ke pasar dan bos-nya
mengalami kecelakaan. Makanya, dia tak bisa meninggalkannya sendiri. Jangan
salah paham. Dan sepertinya, dia tak bisa pulang hari ini.
Hae
Sung tiba-tiba muncul disamping Jin Joo. Jin Joo sampai berjingkat kaget. Hae
Sung bertanya dia ada dimana? Tadi dia dengar kalau dia tak akan pulang. Kontan
Jung Won panik dan berniat memutus panggilan secepat mungkin.
Bukannya
memutus video call, Jung Won malah memencet tombol pengalih kamera. Dan
bertepatan saat itu, Min Joon keluar dari kamar dan kamera merekamnya. Jung Won
makin panik dan buru-buru mematikannya.
Tak
berselang lama, Hae Sung datang ke rumah Min Joon. Dia melihat Min Joon dari
atas sampai bawah. Dia kelihatan baik-baik saja. Jadi, biarkan dia yang
menjaganya untuk malam ini. Jung Won melarang, kenapa dia harus melakukannya?
Hae
Sung menaikkan suaranya, bagaimana bisa seorang wanita tinggal bersama pria
semalaman berdua. Jung Won balas menaikkan suaranya, dia tak sopan. Jung Won
meminta maaf pada Min Joon. Sepupunya ini memang dimanja sejak kecil.
Tak
apa-apa, Min Joon menyuruh Jung Won untuk pulang saja. Jung Won menolak, lagian
dokter sudah menyuruhnya untuk menjaganya sepanjang malam. Bagaimana kalau dia
sampai pingsan lagi. Hae Sung mendelik cemburu karena Jung Won masih bersikukuh
untuk menginap.
Min
Joon meyakinkan Jung Won kalau dia baik-baik saja, ia membiarkan Hae Sung untuk
menjaganya. Jung Won masih membujuknya. Sampai Hae Sung kesel dan menarik
lengan Jung Won. Dia kan sudah bilang pulang, ya pulang saja sana.
Jung
Won berpesan supaya Min Joon jaga diri baik-baik. Min Joon mengiyakan, dia
berniat mengikuti Jung Won untuk mengunci pintu. Tapi Hae Sung menghalanginya,
biar dia saja yang menguncinya.
Begitu
Jung Won keluar pintu, tanpa banyak kata, Hae Sung langsung menguncinya.
Diluar, Jung Won masih khawatir kalau harus meninggalkan mereka berdua. Apa dia
harus terus disana? Tapi rasanya lebih aneh.. tau ah, Jung Won pun memutuskan
untuk pergi.
Jin
Joo keluar kamar mandi, ia mendengar seseorang membuka pintu. Ia mengira Jung
Won sudah pulang, tapi betapa terkejutnya dia melihat Ho Bang-lah yang datang. Kontan
ia berteriak kaget dan handuk yang ia gunakan terlepas.
Uwah..
Jin Joo makin berteriak histeris menyuruh Ho Bang untuk berbalik. Ho Bang yang
terperangah kaget pun tak masih terus terbelalak. Ia berbalik sambil sesekali
curi-curi kesempatan menoleh. Hahaha.
Ho
Bang masih terus menggelengkan kepalanya menunggu kedatangan Jin Joo. Jin Joo
menghampirinya, dia bertanya apakah Ho Bang melihatnya. Ho Bang beralasan kalau
keringat mengalir ke matanya sehingga ia memejamkan mata saat itu.
Jin
Joo makin kesal dengan alasan tak berlogika itu. Dia sekali lagi memastikan
apakah dia melihatnya atau tidak. Ho Bang tak bisa mengelak lagi, tentang
brazilian waxing-nya kan?
Jin
Joo meremas kepalanya frustasi. Pokoknya, jangan sampai teman mereka lainnya
mengetahui hal itu atau dia akan membunuhnya. Mulai sekarang, lebih baik mereka
tak usah saling bicara dulu. Jin Joo berjalan pergi.
Ho
Bang sontak bangkit dan berbicara dengan nada keras, “Memangnya melakukan
waxing Brazil itu perbuatan kriminal?”
Jin
Joo malu bukan kepalang dan langsung menampar wajah Ho Bang.
Hae
Sung membantu Min Joon menggunakan pakaiannya. Ia bertanya apakah ada hal lain
yang bisa ia lakukan. Min Joon menyuruh dia untuk istirahat, dia tak
membutuhkan hal lain lagi. Ngomong-ngomong, bagaimana ia harus memanggilnya? Hae
Sung, Hae Sung-goon (Dik Hae Sung) atau Tuan Sung? Ia meminta Hae Sung memilih antara
satu sampai tiga.
Hae
Sung berfikir dan memilih nomor tiga. Ah.. Min Joon ingatnya pilihan nomor tiga
itu Hae Sung-goon. Baiklah, dia akan memanggilnya begitu. “Hae Sung-goon, mari
kita makan. Ada apel didalam kulkas.”
Hae
Sung mengupas apel dengan malas. Ngapain tanya makan bareng, bilang aja
langsung kalau mau menyuruhnya mengupas apel. Tak lama kemudian, Hae Sung menghidangkan
apelnya. Min Joon terdiam menatap apel itu kemudian menoleh ke arah Hae Sung.
Hae
Sung agak bingung.. tapi begitu menoleh ke arah piring, Hae Sung seketika
berjingkat kaget melihat potongan apelnya berbentuk hati. Ia beralasan kalau ia
punya kebiasaan mengupas begitu karena bekerja sebagai pembantu dapur.
Min
Joon tak ambil pusing dan langsung menyuapkan potongan apel berbentuk hati ke
mulutnya. Hae Sung melihat bingkai foto yang tertutup di meja, ia berniat
membetulkan posisinya.
Tapi
ia terkejut melihat gambar milik Jung Won terselip disana. Hae Sung menunjukkannya
pada Min Joon, itu kan gambar milik noonanya, apa dia yang memberikannya? Min
Joon mengelak. Hae Sung menuntut penjelasan, kalau dia tak memberikannya, lalu
bagaimana bisa gambar itu ada padanya? Apa dia mencurinya?
“Tidak.”
Elak Min Joon.
Flashback
Jadi
ceritanya itu terjadi 3 tahun lalu saat Min Joon menandatangani kontrak
restorannya. Saat itu Jung Won berjalan sempoyongan mabuk dan mengira mobil Min
Joon adalah taksi. Ia langsung masuk ke mobil. Min Joon sempat terpesona saat
menatap wajah Jung Won.
Jung
Won mengaku kalau dia tidak mabuk, jadi jangan coba-coba mengambil rute yang
lebih panjang. Ia pun menyuruh Min Joon mengantarnya ke Hoam-dong. Min Joon
cuma tersenyum mendengarnya dan mengantarkan dia.
Sesampainya
di depan rumah Jung Won, Min Joon berdehem untuk membangunkan dia yang
tertidur.
“2
dolar 50 sen.”
Murah
sekali. Jung Won langsung memberikan uangnya dan berjalan menuju ke rumahnya
sambil sempoyongan. Min Joon kembali tersenyum melihat tingkahnya, dan saat
melihat uang yang diberikan Jung Won, disana terselip gambar milik Jung Won
yang sekarang ia simpan di bingkai.
Dan
keesokan harinya, Min Joon dikejutkan dengan kedatangan Jung Won ke restorannya
untuk mendaftar pekerjaan. Namun, Jung Won tak mengenalinya sebagai supir
taksinya.
Flashback end
Min
Joon bertanya pada Hae Sung, bukankah itu luar biasa? Jung Won belum mengetahui
soal itu, jadi dia meminta Hae Sung untuk merahasiakannya.
Esok
harinya, Hae Sung pulang dari rumah Min Joon. Ia mengingat kembali akan masa
lalunya di SMA.
Flashback
Musim
panas di tahun ke-tiga SMA. Hae Sung mendapat tugas untuk membersihkan ruang
auditorium selama sebulan. Saat itulah ia melihat Jung Won, teman masa kecil
yang sudah tak ia temui selama 7 tahun, namun ia bisa mengenalinya dengan satu
kali degupan jantung.
Saking
sibuk memandangi Jung Won, Hae Sung sampai terjatuh dari meja yang ia gunakan
untuk berpijak. Brak! Mendengar suara keributan, Hae Sung masuk ke ruang
auditorium untuk bertanya dimana ruang guru.
“Jung
Jung Won.” Panggil Hae Sung.
Jung
Won pun baru sadar kalau anak dihadapannya adalah Hae Sung. Ia menepuk
pundaknya, bagaimana kabarnya. Hae Sung meringis kesakitan karena pantatnya
baru saja beradu dengan lantai.
Jung
Won menunjuk ke arah hidung Hae Sung, hidungnya keluar darah. Ia pun sigap
mengambil tisu dan mengusap darah itu.
“Teman masa kecilku yang pindah ke Seoul
sewaktu kami kelas 4 SD. Kembali pindah ke sekolahku. Aku sadar kalau hari itu,
aku sangat merindukanmu.” – Hae Sung.
Flashback end
Jung
Won mondar-mandir didepan rumah dengan khawatir. Saat melihat Hae Sung turun
dari bus, dia langsung memberitahukan kalau Hae Chul ditangkap polisi. Hae Sung
terkejut dan bergegas pergi untuk menemuinya.
Hae
Chul terus memanggil-manggil Ho Bang. Dia benar-benar memohon supaya bisa
dilepaskan. Dia harus pergi ke suatu tempat sekarang. Dia mohon. Ho Bang sampai
kesal sendiri mendengar ia terus berteriak, dia memang teman kakaknya, tapi
mereka harus tetap mematuhi aturan.
Jung
Won dan Hae Sung sampai di kantor polisi. Sebelum menemui korban, Ho Bang
memperingatkan supaya mereka berdua membungkuk dan memohon maaf pada mereka.
Ketiganya pun menemui dua orang pria yang kepalanya sudah di perban.
Mereka
dengan tegas mengatakan kalau mereka ingin memenjarakan Hae Chul. Hae Chul
kontan berteriak tak terima, dia tak menghajar mereka. Hae Sung pun kemudian
menghampiri Hae Chu, tapi Hae Chul seolah tak berani untuk bertatap muka
dengannya.
Jung
Won membungkuk dihadapan mereka berdua dan rambutnya mengenai wajah mereka. Dia
memohon maaf atas apa yang terjadi. Dia memberikan uang gaji yang ia dapatkan,
ia belum mengambil sepeserpun. Jadi, dia memohon supaya mereka bisa mencabut
tuntutannya.
Dua
orang itu pun saling kontak mata dan menerima uang itu, masih dengan sok jual
mahal. Hae Chul kesal bukan kepalang, dia sungguh tak melakukannya. Mereka sudah
menjebaknya, cek saja CCTV-nya.
Polisi
yang lewat berkata kalau disana tak ada CCTV. Lagipula, ada dua orang yang babak
belur, jadi untuk apa memeriksa CCTV. Ho Bang baru menyadari sesuatu, disana
kan ada mobil, jadi dia akan memeriksa kamera mobil.
Ho
Bang mendatangi mereka dan meminta izin untuk memeriksa kamera mobilnya. Dua
orang itu pun saling berbisik panik. Namun salah satu dari mereka berkata kalau
dia sudah menyembunyikan kartu memorinya dibawah kursi supir.
Hae
Chul masih merutuk kesal, pasti kakaknya tak mempercayai dia. Hae Sung masih
diam mendengarkan pembicaraan dua orang itu menggunakan pendengaran tajamnya.
Ia tersenyum pada Hae Chul, dia mempercayainya kok. Dia tahu kalau dua orang
itu memang sedang berbohong.
Hae
Sung menemui Ho Bang dan mengatakan dimana letak memorinya. Tak lama kemudian,
Ho Bang sudah menemukannya. Dia pun memarahi dua orang yang sudah menipu
mereka, dia gantian menuntut dua orang itu.
Jung
Won memuji Ho Bang yang sangat keren, bagaimana dia bisa tahu kalau memorinya
ada dibawah kursi kemudi. Hae Sung tersenyum mengiyakan, Ho Bang memang keren.
Mereka
bertiga akhirnya bisa keluar dari kantor polisi. Jung Won menyapa Hae Chul,
sudah lama sekali mereka tak bertemu. Hae Chul mendesis tak suka, memalukan
sekali, dia sudah terlambat. Ia permisi untuk pergi duluan.
Hae
Sung kesal dengan sikapnya, dia bahkan tak mengucapkan terimakasih. Meskipun
begitu, Jung Won lega karena Hae Chul tak memukuli pria-pria itu. Kriuuk! Perut
Jung Won berbunyi nyari. Hae Sung tersenyum dan mengajaknya untuk makan
jjeolmyeon dan pangsit.
Jung
Won berjoget kegirangan, kayaknya memang enak. Hae Sung tersenyum, disaat
seperti ini, dia tampak seperti anak kecil. Jung Won memperingatkan supaya Hae
Sung tak bicara seperti itu pada orang yang lebih tua darinya.
Kontan
Hae Sung menahan tangan Jung Won, “Kalau kau berani bilang kau lebih tua dariku
lagi, aku benar-benar akan marah padamu.”
“Baiklah,
baiklah. Tanganku sakit nih.” Ujar Jung Won sehingga Hae Sung lekas melepas
tangannya.
Hae
Sung dan Jung Won berniat menyebrang jalan. Tapi disampingnya, ada seorang anak
kecil yang terus tertunduk sendirian. Jung Won menanyainya, apa dia tak mau
menyeberang bersama mereka. Anak itu masih diam. Hae Sung bertanya, siapa
namanya?
“Elsa.”
Jawabnya.
Jung
Won melihat ke gantungan tas anak itu, disana tertulis nama anak itu adalah
Sung Gong Joo. Jung Won tak berkomentas apa-apa melihatnya, dia pun bertanya apa
yang dilakukannya disana?
“Aku
hanya berdiri di sini.”
Hae
Chul sedang mencari Gong Joo. Pengasuh disana mengatakan kalau Gong Joo sangat
senang saat berangkat sekolah pagi ini, dia senang akan bertemu dengan ayahnya.
Tapi saat pulang sekolah dan ayahnya belum datang, ia menangis sedih.
Mereka
meninggalkan dia sebentar untuk mengambilkan mainkan, tapi dia malah menghilang.
Hae Chul panik dan bergegas pergi untuk mencarinya.
Gong
Joo sedang makan pangsit dengan Jung Won dan Hae Sung. Jung Won senang karena
sudah lama tak makan pangsit, ini mengingatkan dia saat SMA. Hae Sung mengusap
saus yang belepotan di mulut Jung Won.
“Apa
kalian berdua berteman?” tanya Gong Joo.
Hae
Sung mengiyakan, mereka teman SMA. Gong Joo sedikit tak percaya, soalnya Bibi
disampingnya kelihatan lebih tua. Kontan Jung Won merengut tak suka. Hae Sung
meyakinkan kalau mereka benar-benar teman, hanya dirinya saja yang agak aneh.
Hae
Sung berbisik pada Gong Joo, memperingatkan kalau Jung Won tak suka kalau
dibilang tua. Gong Joo mengangguk paham, dia pun memuji Jung Won kalau dia
pasti kelihatan cantik saat masih muda.
Hahahaha..
kontan Jung Won makin cemberut. Gong Joo mencium aroma shampoo mereka,
sepertinya mereka menggunakan shampoo yang sama, apa mereka tinggal satu rumah?
Jung
Won dan Hae Sung menoleh ke arah bibi pemilik warung makan. Kelihatan canggung
karena bibi itu terus memperhatikan mereka.
Mereka
bertiga selesai makan. Jung Won tanya apakah Ayahnya Elsa akan datang
menjemputnya. Gong Joo tertunduk sedih, sepertinya dia tak akan datang. Jung
Won dan Hae Sung kelihatan kasian padanya.
Bertepatan
saat itu, Hae Chul lewat disana. Gong Joo memanggilnya dengan sebutan ‘ayah’.
Hae Chul pun berlari menghampiri putri kecilnya dan memeluknya dengan panik.
Hae Sung terbelalak kaget mengetahui adiknya sudah punya anak.
Gong
Joo memberitahukan kalau Hae Sung dan Jung Won sudah membelikan pangsit
untuknya. Hae Chul menoleh ke arah mereka. Dia juga terkejut melihat Hae Sung
dan Jung Won disana.
Hae
Chul pun menjelaskan kalau Ibu Gong Joo pergi setelah melahirkan Gong Joo. Dan
sekarang, dia membesarkannya seorang diri. Dia tinggal di tempat penitipan anak
sekarang. Dia ingin secepatnya membawa Gong Joo kembali, tapi dia belum punya
uang.
Hae
Sung memperingatkan agar Hae Chul tak membuat Gong Joo menangis, atau dia tak
akan memaafkannya. Hae Chul mengerti, dan dia berterimakasih atas bantuan Hae
Chul di kantor polisi.
Jung
Won dan Gong Joo sibuk bermain. Jung Won heran kenapa Gong Joo tidak suka
namanya, namanya itu cantik. Gong Joo berkata kalau dia bukan Gong Joo (tuan
puteri), jadi dia tak suka dipanggi Gong Joo. Gong Joo memuji Jung Won yang
sangat cantik seperti tuan puteri.
Hae
Chul dan Hae Sung menghampiri mereka. Hae Chul mengajaknya untuk pulang. Hae
Sung memeluk keponakan kecilnya itu, dia menyuruhnya untuk makan yang banyak
dan bisa ceria. Hae Sung memberitahukan pada Hae Chul kalau dia sudah bertemu
dengan Young In dan Soo Ji. Dia juga sudah tahu dimana Young Jun bekerja, jadi
dia ingin mereka bisa bertemu.
Hae
Chul tak merespon ucapan Hae Sung. Dan mengalihkan pembicaraan dengan meminta
Gong Joo berpamitan pada mereka. Gong Joo membungkuk, “Dah, Paman Hae Sung.”
Kontan
Hae Sung terdiam. Dia sungguh senang mendapat sebutan ‘Paman Hae Sung’.
Sepanjang perjalanan, Jung Won terus meledeknya dan memanggil dia paman Hae
Sung. Namun tiba-tiba saja, sesuatu terjadi padanya.
Entah
kenapa, dada Hae Sung terasa amat sakit. Ia terjatuh. Jung Won memintanya
jangan bercanda. Tapi Hae Sung masih terus meringis kesakitan, Jung Won pun
panik.
Dan
tak jauh dari sana, ada Min Joon yang tengah bertemu dengan seseorang.
d tunggu lnjtnyya seruu
BalasHapus