SINOPSIS Manhole –
Phil From Wonderland Episode 1 Bagian 2
Sumber gambar:
KBS2
Disebuah
tempat penyewaan DVD, Oh Dal Soo tengah melantunkan sebuah lagu dengan iringan
gitar. Dia dulu adalah seorang mahasiswa jurusan film, dia pintar.. tapi hanya
pintar saja.
Phil
masuk ke tempat Dal Soo dengan muram. Dengan tanpa dosa, Dal Soo menawarkan
sebuah film tragedi romantis yang cocok dengan kisah cinta Phil. Dua orang yang
saling mencintai harus berpisah karena mimpi mereka. Pada akhirnya, si wanita
menikah dengan pria lain.
Phil
mendengus. Dal Soo heran, ada apa dia kesana? Phil beralasan kalau ia cuma
lewat saja. Dal Soo tak percaya, soalnya dia tak pernah lewat sekitar sana
biasanya. Phil sebenarnya ingin bertanya, Hyung kan sudah menonton banyak film.
Biasanya, bagaimana cara seseorang menggagalkan sebuah pernikahan.
Dal
Soo menyuruh Phil untuk sadar. Film dan realita itu jauh berbeda. Kalau tidak
dipenjara, ya kemungkinan dia akan dihajar. Dal Soo heran, kenapa juga Phil tak
berusaha menghentikan pernikahan mereka? Biasanya, dia pintar dalam segala hal.
“Aku
tidak tahu kalau ia hendak menikah. Aku bahkan tak dapat undangan
pernikahannya.”
Ah..
Dal Soo baru mengerti sekarang. Tapi untuk apa dia terobsesi mendapatkan
undangan, bukankah kalau sudah mendapatkan undangan artinya sebuah game over.
Jadi, semua ini tentang mengumpulkan informasi. Dan Phil sudah kalah dalam
permainan ini.
Phil
gelojotan di sofa. Dia tahu kalau Soo Jin sudah punya pacar. Tapi dia tak
menyangka kalau dia akan menikah secepat itu.
Dal
Soo kembali memetik gitarnya, “Ingatlah kisah 12 kapal. Jenderal Yi Sun Shin
kita hanya memiliki 12 kapal, namun ia tidak menyerah. Permainan belum tamat
sekarang. Pergi ke medan kedua, ronde selanjutnya. Ada sebuah film. Four Weddings and a Funeral. Hugh Grant
menghancurkan pernikahannya. Tidak ada yang bisa memprediksi masa depan. Itulah
yang disebut kehidupan.”
Dal
Soo bangga atas kata-katanya sendiri. Musuh Phil, Hong Jung Ae tiba-tiba muncul
memberikan tepuk tangan untuk Dal Soo. Melihat ada Phil, ia menanyainya dengan
sinis, kenapa dia ada disana? Apakah Soo Jin sudah memberikan undangan
pernikahannya? Ia dengar calon suaminya tampan dan tinggi. Dia juga punya
penghasilan tinggi.
Nah
itu.. Dal Soo juga heran kenapa pria tinggi dan tampan menghancurkan masa
mudanya dengan pernikahan. Tidak tahan mendengar omongan mereka berdua, Phil buru-buru
pamit pergi.
Sebelum
pergi, Phil memberitahu Dal Soo kalau Jung Ae dulu peringat dua dari bawah saat
kelas dua. Kontan Jung Ae meneriaki Phil dengan kesal.
Flashback
Masa SMA
Kejadian
ini berlangsung tiga hari setelah ulang tahun Phil, yang berarti adalah hari
ulang tahunnya Soo Jin. Bagi Phil, dia sudah menyiapkan kejutan untuknya. Ia
pun menyuruhnya datang ke tempat yang ia persiapkan.
Phil
membawa cochopie yang sudah dipasangi lilin. Ia menyanyikan lagu selamat ulang
tahun dan memintanya meniup lilin. Soo Jin menuntut Phil untuk memberikan
hadiah. Pertama, Phil memberikan cochopie sebagai hadiah. Dan kedua.. Phil
memberikan isyarat pada dua temannya yang bersembunyi tak jauh darisana.
Begitu
mendapat kode, mereka melakukan sesuai rencana. Mereka menyalakan kembang api
yang terpasang disekitar Phil dan Soo Jin. Soo Jin sungguh takjub menerima
hadiah itu. Ia berterimakasih. Phil tersenyum bahagia, dalam bayangannya,
mereka mengakhiri pesta ulangtahun dengan nyala kembang api yang indah.
Tapi
tak lama kemudian, polisi patroli datang kesana. Dan mereka pun berakhir di
kantor polisi. Orangtua mereka harus datang ke kantor polisi. Atau bisa
dikatakan, mereka berakhir merayakan ulang tahun di kantor polisi. Itu sangat
luar biasa, apa dia sudah melupakannya?
Flashback end
Soo
Jin naik ke bukit membawa peralatan memotretnya. Dia bersiap memasang stand
kamera, tapi begitu membuka tasnya, dia malah lupa membawa kameranya. Soo Jin
terkekeh geli sendiri, dia memang sudah lupa tak melakukannya.
Bertepatan
saat itu, Jin Suk meneleponnya. Dia heran mendengar Soo Jin tertawa sendiri.
Soo Jin menjelaskan kalau ia baru naik bukit untuk memotret, tapi dia lupa tak
membawa kameranya. Jin Suk menyuruh Soo Jin berhenti tertawa sendiri dan cepat
datang ke Bong Bong Pub.
Tak
lama kemudian, Soo Jin sampai juga ke Bong Bong Pub. Pegawai disana mengucapkan
selamat atas pernikahannya. Dia bertanya mereka mau memesan apa. Soo Jin dan
Jin Suk memesan bir, sementara Jung Ae memesan kopi. Dal Soo Oppa tak suka
kalau dia minum bir diluar rumah.
Jung
Ae dan Jin Suk mengatakan pada Soo Jin kalau Phil meminta cara untuk menghentikan
pernikahannya. Sungguh? Soo Jin mendengus sebal, Phil selalu saja mencari cara
untuk menghalangi jalannya.
Jangan-jangan...
Jin Suk khawatir kalau Phil benar-benar menjalankan sarannya untuk membunuh
calon suami Soo Jin. Yak! Sergah Soo Jin. Jung Ae menyela Soo Jin, itu kan cuma
lelucon.
Tapi
kemudian Jung Ae dan Jin Suk cekikikan, kalau sampai Phil benar-benar
melakukannya, pasti dia sudah tak waras. Soo Jin menyuruh mereka berdua
berhenti bercanda. Jin Suk penasaran, memangnya kenapa juga Soo Jin tak mengirimkan
undangan pernikahan pada Phil?
Soo
Jin gugup, dia sudah mengirimkannya lewat kantor pos. Jung Ae dan Jin Suk
semakin heran, mereka tetanggaan. Bahkan, dia bisa menyodorkannya dari jendela
kamar. Soo Jin bertambah gugup, dia niatnya memberikan langsung tapi rasanya
canggung saja.
Jin
Suk menyarankan agar Soo Jin mengakhiri segalanya dalam seminggu ini. Bukannya
menyahut, Soo Jin malah menyuruh Jin Suk memesankan bir untuknya.
Phil
giliran masuk ke tempat bilyar menemui Yang Goo Gil. Dia pria yang kuat dengan
pemikiran sangat sederhana. Meski begitu, dia adalah orang yang sangat baik.
Goo Gil menawarkan kopi padanya. Phil menolak.
Goo
Gil tahu apa yang dialami oleh Phil, dia juga sempat kehilangan Jung Ae. Dia
pun memikirkan hal yang sama, seandainya saja dia lebih pintar. Layaknya pria
sejati.. dia menangis kencang. Lalu, mendaftarkan diri ke militer.
Phil
menyuruh Goo Gil berhenti bicara omong kosong. Dia meminta cara supaya bisa
keluar dari masalah ini. Dia harus menikah dengan Soo Jin. Goo Gil terperangah
kaget, apa dia preman? Pernikahannya tinggal seminggu lagi. Pria sejati takkan
berbuat semacam itu.
“Katakan
saja sesuatu padaku, anggap aku preman betulan.” Rutuk Phil.
Jawaban
satu-satunya adalah berlari. Goo Gil mengingatkan Phil saat dia masih menjadi
pelari. Dia pelari yang cepat, hanya saja tak punya start yang bagus. Sesuatu
yang cepat. Sebuah tembakan di pernikahan.
Phil langsung tak mau mendengarkan
ucapan Goo Gil lagi, memang tak ada yang waras dilingkungan ini.
Seok
Tae pulang ke rumahnya. Dia memanggil-manggil ayahnya tapi ayahnya tak ada
dirumah. Ia masuk ke kamarnya dan menemukan sebuah surat yang ditujukan untuk
Bong Phil ada dimejanya. Ia menyimpan surat itu dengan tawa liciknya.
“Ternyata
kau..” ujar Soo Jin melihat kedatangan Phil ke studionya.
“Siapa
yang kau tunggu? Kau tampak kecewa sekali.”
Phil
melihat dekstop Soo Jin yang menampilkan foto pre weddingnya. Ia menyarankan
agar Soo Jin mematikan komputernya kalau sedang tak digunakan. Dengan alasan
menghemat listrik, dia mematikan komputer Soo Jin.
Melihat
Soo Jin sibuk memotret, dia bertanya apakah fotonya laku keras. Tidak juga,
jawab Soo Jin. Ah, Phil kira fotonya sedang laku keras saat ia mengatakan akan
menikah. Apa dia membatalkan ujian dan menjual foto di internet saja?
“Hasil
gambarnya harus sangat bagus. Kenapa sebenarnya kau ke sini?”
Phil
mengaku kalau dia datang kesana untuk melihat Soo Jin. Selama 28 tahun,
jantungnya selalu berpacu tiap kali menatapnya. Apa dia tak menyadarinya? Ia mencintainya.
Phil pun memeluk Soo Jin dengan penuh kasih sayang.
Tapi
sayangnya, itu cuma bayangan Phil saja. Kenyataannya, dia sedang memeluk angin
kosong sambil memanggil-manggil nama Soo Jin. Soo Jin terkekeh geli melihat
tingkahnya dan memotreti dia.
Phil
malu sendiri dibuatnya. Soo Jin menepuk punggung Phil, dia kesal karena Phil
sudah menyebabkan masalah. Dia berusaha keras menjelaskan ke keluarga mertuanya
kalau dia teman baiknnya. Phil kecewa, teman baik?
Lalu
apa kalau bukan itu? teman yang seperti musuh? Soo Jin memang mengalami banyak
waktu sulit karenanya. Phil dengan sedih bertanya kenapa dia tak mendapatkan
undangan pernikahannya?
Soo
Jin tak mengira kalau Phil belum mendapatkannya. Ayahnya kan pegawai pos. Phil
tak mempermasalahkan hal itu, kalau dapat pun mungkin sudah ia lempar ke tong
sampah. Apa dia bahagia akan menikah?
“Pertanyaan
macam apa itu? Tentu saja aku bahagia. Kau akan datang ke pernikahanku, 'kan?”
Entahlah,
Phil sibuk. Soo Jin tak percaya, dia orang yang paling punya banyak waktu luang
di lingkungan ini. Dia harus datang layaknya teman-yang-seperti-musuh untuknya.
Frustasi, Phil meraih cangkir yang ada diatas meja dan meminumnya.
Soo
Jin berteriak kaget soalnya itu masih panas. Disana tak ada air dingin lagi.
Phil mengaku tak apa-apa. Dia bergegas pergi dari studio Soo Jin.
Di
taman, dia minum air. Ia terus berlarian dengan lidah kepanasan. Ibu yang
melihatnya sampai menawarkan untuk menelepon ambulans. Phil menolah, sakitnya
tak akan bisa disebuhkan.
Phil
geregetan pada dirinya sendiri. Padahal, dia hanya perlu mengucapkan ‘aku
mencintaimu’ tapi kenapa dia tak bisa melakukannya. Dia sudah menunggu selama
28 tahun dan berakhir sia-sia.
Phil
melepaskan ke frustasiannya dengan memukul bola baseball. Dia ingat Jin Suk
menyarankan supaya dia mengungkapkan perasaannya. Phil sungguh frustasi, tapi
dia memang tak akan melepaskannya. Baik, dia akan mengungkapkan perasaannya.
Phil
berlari kencang. Ayah melihatnya, dia menyodohkan kantong belanjaan dan
menyuruhnya membawakan belanjaan itu. Phil mengabaikan ayahnya. Ayah kecewa,
anak itu sekarang mengabaikannya.
Ibu
menenangkan Ayah, dia hanya perlu hidup dengannya. Ia menawarkan agar membawa
kantong belanjaannya bersama-sama. So Sweet~~
Phil
berlari ke studio Soo Jin. Dia memastikan akan menghentikan pernikahan mereka.
Dia masih punya waktu satu minggu. Saat itulah, Phil melati tutup selokan yang
sempat bersinar. Phil sampai di studio Soo Jin tapi tak ada seorang pun disana.
Ia balik berlari menuju ke rumahnya.
Melalui
interkom, dia bertanya pada Ibu Soo Jin, dimana Soo Jin. Ibu Soo Jin menyuruh
Phil untuk meneleponnya saja, dia belum pulang, susul saja dia. Phil mengerti
dan bergegas pergi.
Ibu Soo Jin masih terus berbicara menyuruh Phil untuk tak
mengganggu Soo Jin, seminggu lagi dia akan menikah.
Phil
menelepon nomor Soo Jin. Tapi teleponnya tak aktif. Dia ingat pembicarannya
dengan Jin Suk dan Seok Tae tadi siang tentang malam pertama.
Kontan pikiran
liarnya mulai membayangkan kejadian malam pertama Soo Jin dan Jae Hyun. Jae
Hyun melihat ponsel Soo Jin berdering dan mematikan ponselnya.
Sekuat
tenaga, Phil berlari menuju ke suatu tempat. Larinya begitu cepat sampai
membuat orang yang disekitarnya diterpa angin kencang. Seok Tae dkk berfikir
kalau Phil akan memulainya. Dia akan membuat masalah.
Phil
masuk ke apotek tempat Jae Hyun bekerja. Dia bertanya dimana apotekernya.
Apoteker disana kesal, dialah apotekernya. Maksud Phil, Apoteker yang rambutnya
cepak itu loh, dia sudah mendapatkan undangan pernikahan, bukan?
Si
Apoteker baru paham kalau Phil sedang mencari Jae Hyun. Phil meminta nomor
telepon Jae Hyun. Si Apoteker gemetaran mencari kartu nama soalnya Phil
mengatakan kalau ini sangat penting dan menentukan kehidupan seorang wanita.
Phil
makin bergetar khawatir saat melihat k*nd*m yang terpajang disana. Hahaha.
Begitu
mendapatkan kartu nama Jae Hyun, dia meneleponnya. Tapi nomornya sama-sama
tidak aktif. Pikiran liarnya makin menjadi, dia membayangkan kalau Jae Hyun
melihat ponselnya berdering tapi dia sengaja mematikannya dan memilih
melanjutkan kegiatannya bersama Soo Jin.
Phil
berlari ke sebuah motel sambil menunjukkan foto Soo Jin. Pemilik motel mengira
kalau Phil sedang mencari istri yang berselingkuh. Phil mengelak. Pemilik moter
bertanya, apa dia polisi?
“Polisi
tingkat sembilan?” ujar Phil ragu.
Pemilik
motel langsung menutup tempatnya. Polisi tetaplah polisi. Phil pun melanjutkan
pencariannya ke semua motel yang ada disana. Dia yang membuat ulah sampai harus
digotong keluar dari motel.
Phil
berjalan dengan lemas. Tanpa sengaja, dia menginjak selang penyedot selokan.
Selang itu terlepas dari mesinnya dan seketika air selokan memancar tepat
mengenai tubuh Phil. Phil menertawai kesialannya sendiri.
Jin
Suk melihat dia lewat dengan tubuh basah kuyup. Saat menghampirinya, dia juga
bau. Apa dia baru kena air selokan? Jin Suk meletakkan handuknya ke kepala Phil
dan menggosoknya supaya agak kering.
Phil
melanjutkan perjalanan dengan tanpa sengaja. Ia melihat beberapa pasangan
keluar dari tempat hiburan serba guna. Phil termenung sebentar disana dan
bertepatan saat itu, Jae Hyun dan Soo Jin keluar dari sana.
Soo
Jin terkejut bertemu dengannya disana. Phil seketika marah, apa mereka tak
punya uang? Mereka sudah terlalu tua untuk melakukan hal ‘itu’ di ruang hiburan
serba guna. Dia kesal karena Soo Jin tak mengangkat teleponnya saat ia ingin
mengatakan hal penting.
“Hei
kau..” sela Jae Hyun.
Phil
menegaskan kalau dia sedang bicara pada Soo Jin, jadi jangan ikut campur. Apa
dia pengacaranya? Apa Soo Jin miliknya? Apa dia bersikap seperti ini karena
telah melakukan itu dengannya?
Jae
Hyun dan Soo Jin bingung. Phil tak bisa menahan tangisnya. Dia percaya kalau
Jae Hyun adalah seorang apoteker. Tapi kenapa dia membawa Soo Jin ke tempat
seperti ini? Bintang lima, bukan. Bintang empat, juga bukan. Kalau dia jadi Jae
Hyun, dia akan pinjam uang. Mereka sebentar lagi juga akan menikah, apa tak
bisa melakukannya saat sudah menikah? Dasar b*jingan rendahan!
BUKK!
Phil berakhir pingsan dan temannya mengompres wajahnya. Phil bangkit dari
tidurnya dengan wajah sakit. Mereka penasaran akan apa yang terjadi, Goo Gil
membawanya kesana dalam keadaan pingsan. Apa hanya dengan satu pukulan saja dia
sudah pingsan?
Dal
Soo memberikan obat, mungkin karena Jae Hyun seorang apoteker jadi dia
memberikannya obat. Jung Ah sinis, kalau dia berkelahi dengan dokter, mungkin
dia sudah dioperasi sekalian.
Phil
mencari-cari Soo Jin. Jin Suk menunjuk Soo Jin yang sedang menelepon Jae Hyun,
dia memarahinya karena Jae Hyun memukul Phil padahal dia sudah bilang kalau
mereka berteman. Suk Jin mengatakan pada Phil kalau Soo Jin dan Jae Hyun
bertengkar.
“Apa
mereka batal menikah?”
Jin
Suk menggeplak kepala Phil, mimpi sana. Goo Gil menyarankan supaya mereka
mengumpulkan pegawai di apotek sana, mereka sudah meremehkan orang komplek
mereka. Dal Soo tak sependapat, mereka menuntutnya saja untuk mendapatkan uang.
Jung Ah tak yakin, lukanya tak terlalu parah untuk melakukan tuntutan.
Seok
Tae menyarankan agar mereka memukul Phil lagi agar lolos saat visum. Jin Suk
pikir akan lebih menyenangkan kalau memukulnya langsung saja. Dia menyuruh
mereka membawa alkohol dan rapat sekarang.
Phil
terus memperhatikan Soo Jin. Jin Suk menyuruh dia untuk menghampirinya. Phil
pun menghampiri Soo Jin dan mengajaknya pulang. Soo Jin menolak, dia ingin
bergabung minum bersama yang lain.
Phil
tak mau, sekarang sudah larut. Ibunya pasti akan meneleponnya. Dia selalu
disalahkan kalau Soo Jin pulang telat, padahal Soo Jin sendiri sedang keluar
dan bersenang senang dengan pria lain.
Dalam
perjalanan pulang, Phil meminta maaf atas apa yang dilakukannya. Soo Jin
kelihatannya tak begitu mengambil hati atas kejadian itu. Dia kemudian
memberikan undangan pernikahannya, dia memberikannya langsung karena Phil tak
kunjung mendapatkannya.
Dan
hal penting yang ingin ia katakan, apa itu? Phil tergagap mendapat pertanyaan
itu dari Soo Jin. Sebenarnya, kapanpun dia melihat Soo Jin.. dia..
“Saat
kau melihatku?”
“Aku
ingin buang air kecil.”
Soo
Jin mengernyit. Bukan itu maksud Phil, maksudnya bukan dia ingin buang air
kecil saat melihat Soo Jin, tapi dia ingin buang air kecil sekarang. Phil pun
pergi ke menjauh dari Soo Jin. Dengan sedih, ia memperhatikan undangan yang
didapatkannya.
Ia
kira mengucapkan ‘aku mencintaimu’ adalah hal yang mudah. Banyak sekali yang
ingin ia katakan, tapi dia tak tahu darimana harus memulainya. Tapi profesinya,
itu takkan membuat perubahan. Sekarang, sangat terlambat mengubah sesuatu.
Phil
berjongkok merana. Bertepatan saat itu juga, lampu disana berkelip-kelip aneh.
Dan dihadapannya, ada selokan yang tampak bersinar.
Soo
Jin mulai lelah menunggu Phil. Dia mencari-cari Phil tapi Phil tak ada di
sekitar sana. Yang ia temukan hanyalah undangan yang barusan ia berikan pada
Phil. Ia kesal mengira Phil kabur meninggalkannya.
Sementara
itu, Phil malah sedang tertarik oleh lorong waktu.
Masa SMA.
Pak
Guru sedang menjelaskan pelajarannya. Sementara itu, Phil tertidur dikelas. Pak
Guru memanggil-manggil namanya, tapi Phil tak kunjung bangun. Pak Guru
melemparkan kapur ke kepala Phil hingga Phil terbangun.
Phil
menunjuk Pak Guru dengan heran, “Oh, Gestapo.”
Seisi
kelas melongo mendengar Phil mengatakan itu. Phil menambahkan kalau Pak Guru
adalah orang yang menjengkelkan saat SMA. Pak Guru meleparkan penghapus dengan
marahnya. Namun Phil bisa menangkap penghapus itu.
Dia
bengong melihat Soo Jin, Seok Tae, Jin Suk mengenakan seragam SMA. Pak Guru
Gerstapo menghampiri Phil. Dia menangkap penghapusnya. Phil mengiyakan, dia
seperti sudah mengalaminya jadi reflek menangkapnya. Tapi, dimana ini?
“Beberapa
waktu lalu masih ruang kelas. Tapi, akan berubah jadi neraka gara-gara kau.” Ujar
Pak Guru dengan senyum mengerikan.
Phil
bingung, “Dejavi gila apa ini?”
Epilog:
Jadi
kunang-kunang yang sempat ingin ditangkap Phil berisi para alien. Mereka
bertanya-tanya dimana mereka sekarang. Yang lain menyahut kalau mereka ada di
Seoul. Para alien melihat wajah Phil, mereka merasa kalau Phil sangat
menyedihkan.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar jika berkenan. Dilarang copas ya kawan! Happy Reading ^_^