SINOPSIS The King
Loves Episode 1
“Anak yang
dilahirkan oleh Raja Goryeo dan Putri Yuan. Pada usia ketiga-nya, dia sudah
menjadi seorang putra mahkota. Dan semua orang menundukkan kepala dihadapannya.
Untuk anak itu, istana dalam lembar demi lembar adalah seisi dunia. Aku selalu sendiri.”
Seorang
kasim masuk ke kamar Putera Mahkota dan mempersiapkan jubah kebesarannya. Namun
Sang Putera Mahkota sudah menghilang.
Si
Putera Mahkota sudah pergi bersama temannya menunggang kuda.
“Diusia ke-12, aku
bertemu dengan seorang teman. Temanku berkata padaku, ‘Ada dunia diluar istana.
Orang-orang tinggal didunia itu. Kau tak ingin pergi bersamaku?’. Dia menarik
tanganku.”
Mereka
sampai ke tempat dimana banyak anak-anak bermain Bokyeokgu. Tatapan Wang Won
(Siwan) dan Wang Rin (Hong Jong Hyun) tertuju pada seorang wanita yang bermain
dengan lincah melawan para pemuda.
Bola
yang digunakan untuk Bokyeokgu terlempar ke hadapan Won. Gadis tomboy yang
bermain Bokyeokgu menghampiri mereka, dia Eun San (YoonA) bertanya apa alasan
mereka datang kesana?
Won
berkata kalau dia ingin bertemu Dongangeosa. Eun San menunjuk ke tempat
registrasi pengunjung, dia bisa menunggu disana, jadi kembalikan bolanya. Won
tidak mau, mereka tak punya waktu jadi dia harap bisa bertemu dengannya secepat
mungkin.
Guru
hanya bertemu dengan orang yang mau dia temui, sekali lagi, Eun San menyuruhnya
supaya menunggu. Won menegaskan kalau dia tak punya banyak waktu. Eun San mulai
kesal, dia mengganggu orang yang bermain game dan menahan bola orang lain. Dia
juga berbicara informal pada orang asing?
Rin
coba menerangkan. Tapi Won menyela, kenapa juga repot-repot bicara dengan
wanita? Katakan saja dimana instruktornya, biar dia temui langsung. Eun San
berusaha mengambil bolanya. Tapi Won malah menendang stik pemukul Eun San.
Habis
kesabaran, Eun San mendesaknya ke pohon dan menarik bajunya. Mungkin dia tidak
tahu bahasa wanita karena dia tak pernah mempelajarinya? Apa dia harus
mengatakannya dengan pelan? Pergi! Sekarang!
Won
marah dan mendorong Eun San. Eun San coba memukulnya kemudian mendorongnya ke
pohon lagi. Won menatap Eun San dengan curiga, apa jangan-jangan dia
mengenalnya? Won menarik Eun San dan menghimpitnya ke pohon, mereka pernah
bertemu. Dia mengenalnya.
“Ini adalah
kisahku yang mencintaimu lebih dari diriku sendiri.” – Narasi Won
--OOO--
Won
remaja masuk ke sebuah tempat memelihara elang. Dia sengaja membuka jendelanya
kemudian memotong tali pengekang kaki elang. Dia membiarkan elang itu terbang
bebas.
Disebuah
upacara, Raja bertanya apakah elangnya belum siap juga?
Disisi
lain, Won melepaskan semua elang yang terperangkap dalam ruangan itu. Elang itu
terbang ke angkasa. Di tempat upacara, Sang Raja melihat elang yang
melambangkan dirinya itu pergi.
Won
dengan ceria mengatakan pada Raja kalau dia sudah melepaskan semua elang di
Departemen Elang. Oleh karena itu, dia tak perlu lagi berburu. Orang-orang tak
akan membencinya sekarang.
Raja
terkejut, “Siapa yang membenciku?”
“Semua
orang bicara begitu.. karena kecintaan anda untuk berburu.. orang-orang..”
Melihat
kemarahan diwajah Raja, Puteri Wonsung angkat bicara. Dia yang sudah
mengatakannya, karena Yang Mulia terlalu sering pergi berburu. Untuk berburu,
dia membakar pertanian warga. Dan dia menggunakan ayam dan anjing sebagai pakan
elang. Ia khawatir kalau rakyat mereka mungkin akan membenci Yang Mulia Raja.
Dengan
senyum seringai, Raja memuji Won yang sudah banyak memikirkannya. Ia
menyuruhnya mendekat kemudian berbisik, “Itu adalah milikku. Seseorang yang
punya darah campuran dengan barbar itu, adalah keturunan campuran.” Ujar Raja
melirik Puteri Wonsung.
Raja
meniup peluit. Tak perlu waktu lama, terdengar suara elang yang terbang di
langit melesat dan kembali ke tangan Raja tanpa kendala.
Won
berdiri mematung ditempat upacara sampai semua orang pergi. Rin menghampirinya
namun Won memerintahkan dia untuk pergi. Dengan santai namun penuh hormat, Rin
menunjukkan gula yang dibawanya. Saat adiknya menangis, dia akan berhenti kalau
diberi gula.
“Kau
orang sinting tak sopan. Beraninya kau.. siapa yang menangis!”
Rin
kembali membujuknya supaya memakan gula yang dibawanya. Won luluh, dia bertanya
siapa sebenarnya anak dihadapannya itu?
“Aku
Wang Rin. Aku anak ketiga Sasagong yang tinggal di Jeongseungdong.”
“Jeongseungdong
katamu? Apa orang biasa tinggal disana?”
“Dimanapun
selain di istana, orang biasa tinggal dimana-mana.” Jawab Rin.
Para
Kasim kelimpungan mencari Putera Mahkota yang hilang entah kemana. Tak tahunya,
mereka bersembunyi diatap. Keduanya turun lalu mengendap-endap untuk keluar
dari istana. Rin memberikan pakaian untuk orang biasa. Won yang angkuh pun
menyuruhnya untuk mengenakan pakaian itu.
Rin
agak kikuk harus melepaskan pakaian orang lain. Ia pun berniat melepaskan jubah
yang digunakan Won tapi Won terus mengeluh kalau lengannya sakit, pelan-pelan.
Won ngambek dan memutuskan untuk pakai sendiri. Rin menolak. Mereka berdua pun
rebutan sendiri.
Akhirnya,
mereka berdua kabur juga dari istana dan pergi ke pasar. Won dengan asal
mengambil gula milik pedagang. Kontan si pedagang tak terima, dia meneriaki
mereka maling dan berusaha mengejar keduanya.
Won
bertaruh siapa yang bisa berlari ke Jembatan Sandae lebih dulu. Rin bertanya, bagaimana
kalau dia menang? Won berjanji akan memberinya pedang naga kecil. Rin kaget,
benarkah?
“Iya,
makanya kau tak akan menang.” Won lari duluan. Rin protes karena mereka
harusnya menentukan titik awalnya dulu.
Sampai
disebuah jalan, dia tanpa sengaja menabrak gerobak dua orang pria sangar. Pria itu
tanpa ampun menjewer Won. Rin mendorong mereka yang berniat menghajar Won sampai
jatuh. Mereka pun tak terima, keduanya menjagal Rin.
Tanpa
sengaja, Rin dan Won melihat ke arah gerobak yang ditarik dua orang pria sangar
tersebut. Mereka melihat ada senjata dibalik kain penutup gerobak. Keduanya terbelalak.
Dua pria itu terkejut dan berusaha menutup gerobaknya dengan panik.
Tahu
kalau dua anak dihadapannya melihat senjata selundupan yang ia bawa. Dia
bertanya pada mereka berdua, berasal dari keluarga mana mereka? Rin dan Won
panik, mereka buru-buru menendang orang sangat itu kemudian mendorongnya. Keduanya
buru-buru kabur meninggalkan mereka.
Won
dan Rin berusaha melarikan diri secepat mungkin dan berpencar saat mereka tiba
di pasar. Kedua preman pun berpencar mengejar mereka. Tapi mereka kalah cepat
dari kedua anak remaja itu... sama sekali tak sadar kalau mereka sudah melewatkan
Won yang saat itu bersembunyi di atas mereka dan Rin yang bersembunyi di gang.
Begitu
aman, mereka langsung membicarakan tombak-tombak yang dimiliki para prema itu.
Won jelas heran bagaimana bisa mereka memiliki tombak sebanyak itu. Rin
mengusulkan agar Won menyuruh orang untuk menyelidikinya. Tapi Won malah
menolak, itu kan tugas yang asyik, kenapa juga musti minta bantuan orang lain.
Kedua
preman membawa kereta mereka ke sebuah tempat. Bos tempat itu memberi mereka
sekantong uang dan tanya apa mereka mau ikut, mereka akan merampok partai
perdangangan Eun Young Baek. Preman pertama langsung sinis, para penjaga di
rumah Menteri Eun Young Baek jauh lebih kuat daripada pengawal kerajaan.
Si
bos santai, mereka cuma perlu memindahkan barang-barangnya. Akan ada petarung
handal yang akan bertarung untuk mereka. Saat si preman menolak, si bos
mengiming-iminginya dengan satu gulungan sutra yang pasti cukup untuk makan
keluarganya setahun.
Preman
pertama tetap menolak, tapi preman kedua memaksanya ikut. Mereka sama sekali
tak sadar kalau pembicaraan mereka didengar oleh Won dan Rin.
Rombongan
keluarga Menteri Eun melewati sebuah hutan. Putrinya, Eun San, berusaha keras
membujuk ibunya untuk menurunkannya di sini. Dia mau melihat tanaman yang
tanamnya di suatu tempat di gunung itu sebentar saja.
Di
tempat lain, dua orang sedang membicarakan tentang Eun San yang tahun depan
akan berusia 12 tahun dan saat dia berusia 13 tahun nantinya, larangan menikah
akan diperlakukan padanya. Jadi mungkin Menteri Eun akan berusaha menikahkan
putrinya tahun depan.
(Saat
Putra Mahkota mengumumkan mencari pengantin, maka wanita berusia antara 14-40
tahun dilarang menikah sampai larangan tersebut dicabut).
Jika
dia tidak menikah saat dia berusia 13 tahun, takkan ada yang tahu kapan dia
akan terpilih sebagai upeti untuk Yuan (Cina). Karena itulah Menteri Eun sudah
mulai memikirkan kandidat pasangan untuk putrinya.
"Kalau
kita melanjutkannya seperti ini, apa menurutmu aku punya kesempatan (jadi
suaminya Eun San)?" Tanya Wang Jeon.
"Apa
nasehatku pernah salah?" Kata Song In.
Won
dan Rin mengendap-endap masuk ke tempat itu dan melihat para preman itu sedang
bersiap. Rin tak tenang dan mencoba mengajak Won pergi. Tapi Won masih ingin
melihat lebih banyak. Dia ingin tahu seberapa kuat Menteri Eun.
"Kenapa
juga anda ingin tahu?"
"Dia
lebih kaya daripada raja dan punya pasukan yang lebih kuat daripada pasukan
yang raja miliki. Aku ingin melihat seberapa kuat dia."
"Jadi
anda mau duduk di sini dan menyaksikan puluhan perampok yang sedang bersiap
merampoknya?"
"Jangan
khawatir. Pengawalku bisa membasmi puluhan perampok itu."
Ibu
San akhirnya menyerah dan membiarkan putrinya pergi bersama pelayannya dan
beberapa pengawal. Sementara Wang Jeon dan Song In masih membicarakan tentang
keluarganya Menteri Eun dan rencana mereka.
Song
In tahu kalau hari ini Istrinya Menteri Eun akan pergi mengunjungi rumah
keluarganya tapi mereka akan diserang oleh para preman yang akan beraksi begitu
mendapat sinyal dari mereka.
Terus
nanti Wang Jeon akan pura-pura kebetulan ada di sana dan berakting
menyelamatkan Eun San. Tapi Song In mengingatkan Wang Jeon untuk menyingkirkan
semua orang dan segala sesuatu yang bisa membuat Wang Jeon dicurigai.
"Semakin
sedikit yang selamat, itu lebih baik." Ujar Song In.
Yang
tidak mereka ketahui Eun San tidak turut dalam rombongan saat itu. Dia malah
sedang berlari penuh semangat mencari tanamannya. Saat dia terganggu gara-gara
jaketnya kecantol pohon, dia langsung memberikannya dan juga aksesoris
rambutnya ke pelayannya, Bi Yeon.
Pada
saat yang bersamaan, Won dan Rin mengintip para perampok yang sedang
bersembunyi, menunggu kedatangan rombongan keluarga Menteri Eun. Won yang
tampak paling antusias.
Rombongan
itu akhirnya lewat tak lama kemudian dan para perampok langsung beraksi
menyerang mereka. Para pengawal pun langsung menghunus pedang dan berusaha
melindungi Nyonya mereka.
finnaly tayang jugA
BalasHapussmngt kak nulisnya :-) :-)