SINOPSIS Reunited
Worlds Episode 4
Sumber gambar: SBS
Jung
Won meratapi kesialannya. Min Joon duduk disamping Jung Won, maaf sudah
membuatnya sial. Jung Won berjingkat kaget, dia memang sudah biasanya sial. Min
Joon kembali meminta maaf karena sudah membuatnya kaget. Jung Won memintanya
tak perlu meminta maaf, ngomong-ngomong, ada apa dia kesana?
“Aku
ke sini karena ada yang ingin kukatakan padamu. Nona Jung, sepertinya kau salah
paham. Aku tidak sedang bercanda atau menggodamu. Aku benar-benar ingin
berkencan denganmu.”
Jung
Won rasa dia sudah menjelaskannya di atap tadi. Pesanan es serut datang, Jung
Won buru-buru pamit pergi. Namun tak lama kemudian, terdengar suara Jung Won
meminta bantuan Min Joon.
Bukan
kenapa-napa, cuma ada serangga yang nemplok dikepalanya. Min Joon tersenyum dan
membantu membuang serangga itu. Jung Won memang tak suka serangga menakutkan
itu, kenapa juga nemplok dikepalanya?
Min
Joon tersenyum, es serutnya nanti leleh, jadi biarkan dia yang membawanya. Jung
Won pun terpaksa nebeng mobil Min Joon. Dia yakin kalau Min Joon mungkin sudah
salah paham dengannya. Tapi dia mau jujur, sepertinya dia bersikap begini
karena belum mengenalnya. Dia ini punya banyak utang ke lintah darat.
“Aku
yakin kau punya alasan untuk itu.”
“Aku
juga punya masalah dengan minuman keras. Aku pernah diterapi karena ketergantungan alkohol.”
“Aku
lebih suka orang bisa minum alkohol daripada yang tidak.”
Selain
itu, Jung Won juga jorok dan berantakan. Hidupnya tak bersih dan menyebalkan
karena pelupa. Dia bodoh, tak berpendidikan dan latar belakang keluarganya
tidak bagus. Yang terpenting, dia juga sial. Tak ada hal bagus untuknya kalau
pacaran dengannya.
“Terima
kasih sudah jujur padaku mendengar semua penjelasanmu itu. A ku malah jadi semakin tertarik
padamu.”
Hae
Sung dalam perjalanan menuju ke tempat Jung Won. Namun tiba-tiba saja seorang
pria menghampirinya, dia pria yang memperhatikan Hae Sung saat Mi Young
pingsan. Dia bertanya padanya, dia baru kembali kan? Kapan dia kembali?
“Aku
tidak tahu apa yang kau bicarakan.” Hae Sung bingung.
Entah
mereka saling bicara sesuatu atau tidak, orang itu tampak turun dari bus dan
Hae Sung terus memperhatikannya.
Hae
Sung sampai juga ke kos Jung Won. Dia memencet bel rumahnya tapi tak ada
respon. Ia pun terus menunggunya sampai malam.
Sebuah
mobil berhenti didekat Hae Sung menunggu. Beberapa orang berbadan kekar
langsung menghajarnya menggunakan pentungan. Hae Sung coba bertahan, tapi
mereka sangat banyak dan ia tak mampu memberikan perlawanan.
Restoran
sudah tutup dan semua orang sudah pulang. Jung Won ingin pulang bersama mereka
tapi Chef melarangnya. Dia masih harus periksa gas, pipa api, merapikan sayur
dan menyiapkan piring. Aish.. terpaksa deh dia harus kerja lembur.
Jin
Joo meneleponnya, dia kaget melihat potongan anehnya. Kenapa dengan rambutnya? Apa
kunyuk-kunyuk itu yang sudah memotongnya? Jung Won mendesis sebal, ini itu
salahnya Jin Joo. Tapi kemudian ia meralat ucapannya sendiri, dia yang sudah
memotong rambutnya.
Jin
Joo bertanya-tanya apakah lintah darat itu datang kesana menagih hutang? Ia
mewanti-wanti agar Jung Won tidak menunjukkan sisi lemahnya. Kalau sampai dia
menunjuukkannya, mereka akan menginjak-injak harga dirinya.
Chef
ingin mencari koki lain. Dengan hati-hati, Min Joon menyarankan agar mereka
mengangkat asisten dapur saja. Chef kurang yakin, mungkin Jung Won bisa menjadi
kandidatnya tapi dia tidak fokus dan tidak kompeten.
Min
Joon rasa dia sudah punya cukup kemajuan. Chef terkejut melihat ke monitor,
rupanya CCTV merekam Jung Won yang sedang berlatih beladiri menggunakan sayuran
dan peralatan dapur.
“Kita
tidak seharusnya mempromosikan orang macam dia 'kan?”
Hehehe..
Min Joon tidak bisa memberikan pembelaan untuk Jung Won lagi.
Min
Joon turun dari ruangannya. Bersamaan dengan itu, Jung Won juga keluar dari dapur.
Min Joon memanggilnya tapi Jung Won langsung membungkuk memberi salam kemudian
buru-buru pergi.
Saat
turun dari bus, hujan turun dengan begitu lebatnya. Jung Won berlari
kerumahnya. Ia heran melihat lampu depan rumahnya kelap-kelip, apa mungkin efek
kehujanan? Ia berniat naik ke rumah.
Tapi
sebelum itu, dia malah melihat tubuh seseorang terkapar dijalan. Karena gelap,
ia tak bisa melihat wajah orang itu dengan jelas. Ia memanggil-manggilnya.. dan
begitu lampu menyala terang, Jung Won terkejut melihat wajah orang itu sama
persis dengan Hae Sung.
Jung
Won mengguncang tubuhnya, tapi dia belum juga sadar. Ia pun membawanya masuk ke
rumah dan menyelimutinya. Bayang-bayang kenangan akan Hae Sung melintas dalam
ingatan Jung Won, namun ia coba mengenyahkannya dan bergegas menelepon pusat
bantuan.
“Jung
Won..” gumam Hae Sung.
Kontan
Jung Won menjatuhkan ponselnya, tangannya gemetaran lemas. Ia tertegun untuk
beberapa saat, ia mengatakan pada pusat bantuan kalau dia salah pencet. Dia mohon
maaf, ia baik-baik saja.
Jung
Won kembali menatap wajah Hae Sung. Anak ini sungguh mirip, tapi tidak mungkin
kalau dia memang Hae Sung. Ia mencubit pipinya, ini juga bukan mimpi. Ia
meyakinkan kalau yang didengarnya barusan cuma ilusi. Ia pun mengambil kotak
obat dan mengobati luka diwajah Hae Sung.
Flashback
Hari
itu, hujan mengguyur sangat lebat. Jung Won berlarian tanpa perduli. Ia
menggedor pintu tempat Ahjussi pencetak foto, ia meminta izin supaya bisa masuk
sekarang.
Adik-adik
Hae Sung membawa foto Hae Sung dan mengiring jenazahnya menuju ke bus
krematorium. Nenek tak kuasa menahan tangis melihat cucunya meninggal begitu
cepat.
Teman-teman Hae Sung bertanya-tanya kenapa Jung Won belum juga datang?
Dia terus saja menyalahkan dirinya atas kematian Hae Sung.
Petugas
mengumumkan kalau mereka akan segera memberangkatkan bus krematorium. Dia
menyuruh mereka untuk naik ke bus. Bertepatan saat itu, Jung Won datang dengan
memeluk foto Hae Sung. Dia meminta pada Young Jun untuk mengganti foto
pemakamannya, bisakah mereka menggunakan foto Hae Sung yang tengah tersenyum?
Nenek
kontan lemas melihat Hae Sung masih tersenyum begitu ceria beberapa hari lalu.
Adik-adik dan teman-temannya pun tak kuasa menahan tangis lagi.
Flashback end
Esok
harinya, hujan sudah reda. Jung Won sudah bersiap untuk pergi. Dia meletakkan
note diatas meja, dia menyuruh Hae Sung untuk pergi kalau sudah sadar dan
memeriksakan dirinya ke dokter.
Jung
Won masih terus memperhatikan wajahnya.. tapi kemudian dia menggeleng, seolah
meyakinkan dirinya kalau anak SMA dihadapannya bukanlah Hae Sung.
Jung
Won membuka bekal kimbapnya. Dia tak bisa berangkat kerja ataupun tetap di
rumah, jadi dia meminta Jin Joo untuk bersamanya sampai dia berangkat kerja.
Jin Joo penasaran, kenapa dia begitu? Apa karena bosnya mengatakan cinta
padanya dan membuat jantungnya berdebar-debar?
“Sudah
kubilang bukan begitu.”
“Tapi
kenapa kau tidak bisa tetap di rumah? Baiklah. Sepertinya jawaban pertanyaan
itu terlalu mudah. Lintah darat itu pasti sudah mengepung rumahmu.”
Jung
Won malas bicara, anggap saja begitu. Kalau dia bilang pun mungkin Jin Joo akan
menganggapnya gila. Iya, Jin Joo tahu kalau Jung Won memang gila. Ponsel Jin
Joo berdering menerima telepon dari Ho Bang. Dia pun menjauh untuk menerima
telepon itu.
Ho
Bang mengajaknya untuk bertemu. Jin Joo heran sendiri, memangnya ada apa?
Dengan sungguh-sungguh, Ho Bang menegaskan kalau dia tak bercanda dan sangat
serius. Jin Joo mengancam akan membunuhnya kalau sampai dia bilang menyukainya.
“Bukan
itu. Ini serius. Aku sungguh-sungguh. Demi Tuhan, aku ini petugas kepolisian,
loh. Hae Sung sudah kembali.”
Omong
kosong! Balas Jin Joo. Serius, Ho Bang sungguh serius. Dia bahkan sudah makan
mie dengannya. Makanya, dia ingin mereka semua berkumpul. Mereka harus
mengatakannya pada Jung Won.
Ho
Bang menjelaskannya pada Tae Hoon dan Moon Sik, keduanya agak kurang percaya.
Ho Bang berjanji akan menjelaskannya lebih detil kalau Jin Joo sudah datang.
Tak lama kemudian, Jin Joo datang bersama dengan Jung Won.
Mereka
terkejut Jin Joo membawa Jung Won bersamanya. Jadi selama ini, mereka berdua
masih saling berhubungan. Mereka bertiga baru mengetahuinya. Jung Won agak
canggung, kenapa dia membawanya?
“Ini
'kan soal Hae Sung. Kau tentu harus dengar juga.”
Hae
Sung bangun dari tidurnya. Ia memanggil pemilik rumah, namun tak seorang pun
ada disana. Ia membaca note yang ditinggalkan oleh Jung Won dan menyadari kalau
luka ditubuhnya sudah menghilang.
Haus,
ia pergi ke dapur untuk mengambil air. Dan saat itulah, ia melihat foto Jung
Won semasa SMA dan kini ia sudah tumbuh dewasa.
Ho
Bang menunjukkan baju seragam Hae Sung pada mereka semua. Ini adalah bukti
kembalinya Hae Sung. Ini bukti kalau dia tak bermimpi atau berhalusinasi. Hae
Sung yang melepasnya sendiri. Moon Sik bertanya, lalu Hae Sung hantu?
Entahlah.
Anggap saja begitu. Tae Hoo menanyakan keberadaan Hae Sung sekarang. Ho Bang
juga tidak tahu, mereka tak tahu kemana dia akan pergi. Kalau sampai Hae Sung mendatanginya,
jangan biarkan pergi. Kalau dibiarkan sendiri, mungkin akan berbahaya.
Jung
Won terdiam ditempat duduknya. Tangannya mengepal, ia bangkit dari tempat duduk
dan permisi untuk pulang duluan. Ia berlari agar secepat mungkin agar bisa
sampai ke rumahnya.
Namun
sesampainya di rumah, Hae Sung sudah tak ada disana. Ia duduk lelah.. dan
tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan Hae Sung keluar darisana. Hae Sung
tersenyum cerah menyapanya, ternyata memang dia tak salah alamat. Astaga, dia
sudah sedewasa ini.
Jung
Won mengangguk kecil, bagaimana.. entahlah, Hae Sung juga tak tahu bagaimana
ceritanya. Tapi dia meyakinkan kalau dia memang Hae Sung. Ia berniat meraih
kepala Jung Won namun Jung Won reflek menghindarinya. Lukanya..
Hae
Sung menyentuh luka yang sudah menghilang, “Bukankah itu aneh?”
Ibu
Kos berteriak memanggil Jung Won, karena pintunya terbuka, dia pun langsung
masuk sambil marah-marah. Dia heran melihat anak remaja ada disana, siapa dia? Adiknya
atau sepupunya?
Hae
Sung berniat menjelaskan. Tapi Jung Won langsung mengklaim kalau dia adalah
sepupunya. Ibu Kos lanjut marah-marah menagis uang kosnya selama tiga bulan. Dia
bilang akan membayar tapi malah selalu menghindarinya.
Jung
Won tersenyum dan berjanji akan bayar akhir pekan. Ibu Kos kesal, senyumnya itu membuatnya marah.
Dia sudah berulang kali mengucap janji yang sama, tapi tak pernah ditepatinya.
“Nyonya,
kenapa anda kejam sekali?” tegur Hae Sung.
Ibu
kos makin kesal karena anak kecil ikut-ikutan bicara. Jung Won membujuknya
untuk keluar dan berjanji akan segera membayarnya.
Begitu
ahjumma pergi, Hae Sung pun langsung mengomeli Jung Won. Apa sebenarnya Jung
Won lakukan selama ini sampai tidak bisa membayar sewa. Dia juga punya banyak
hutang ke lintah darat kan.
Restoran
sibuk siang itu dan Sous Chef tampak kewalahan, tapi Soon Ji melapor kalau Jung
Won malah tidak bisa dihubungi. Sous Chef sontak kesal setengah mati
mendengarnya. Min Joon jadi cemas.
Hae
Sung bermain basket sembari memikirkan masalah ini. Pada akhirnya dia menyadari
bahwa inilah hidup, entah bagaimana Jung Won tidak bisa membayar sewa. Tentu
saja Jung Won pasti tidak ingin hidup seperti ini.
Melihat
dua anak SMA sedang asyik bermain lempar-tangkap bola, Hae Sung menyadari bahwa
mereka pun mungkin bisa mengalami hal seperti ini di masa depan nanti.
Jung
Won menenangkan diri dengan sekaleng bir. Min Joon datang telat setelah dia
menghabiskan birnya dan melemparnya ke tong sampah tepat sasaran.
"Kukira
kau sakit. Aku senang melihatmu latihan basket."
Jung
Won langsung tergagap menjelaskan kalau dia tidak bisa masuk kerja karena
kesehatan mentalnya sedang tidak baik. Min Joon mengerti, semua ini pasti
karenanya dirinya. Jung Won bergumam lirih menyangkalnya, bukan karena Min Joon
sih sebenarnya.
"Kau
tidak berencana berhenti kerja di restoran, kan?"
"Tidak.
Tidak akan. Aku kan masih harus bayar hutang. Aku tidak bisa berhenti karena
aku tidak tahu harus ke mana."
Tapi,
Jung Won ingin Min Joon memperlakukannya seperti sebelumnya, sebagai seorang
asisten koki. Min Joon mengangguk setuju. Tapi dia memperingatkan kalau besok
saat Jung Woon masuk kerja, segalanya tidak akan kembali seperti semula.
Soalnya
Sous Chef bilang kalau dia mau mematahkan kaki Jung Won. Jung Won sontak
memegangi kakinya dengan ketakutan dan meminta maaf karena telah membuat Min
Joon jauh-jauh datang kemari.
Tepat
saat itu juga, Hae Sung kembali dengan membawa dua buah es loli, tapi
langkahnya terhenti di tengah jalan karena melihat Hae Sung bersama pria lain.
Saat Min Joon berjalan pergi, Hae Sung pun cepat-cepat memalingkan wajahnya.
Saat
akhirnya dia kembali, es loli itu sudah meleleh soalnya tadi Hae Sung tersesat.
Dengan canggung dia mengaku menyesali sikap kasarnya pada Jung Won tadi. Hanya
saja, melihat Jung Won membuatnya merasa kalau mereka masih sekolah.
"Itu
karena aku sudah melewatkan 12 tahun itu. Mohon mengertilah."
"Baiklah.
Aku akan berusaha untuk mengerti. Kurasa aku mulai memahaminya sekarang."
Senang,
Hae Sung langsung membahas keisengan Jung Won malam itu. Waktu Jung Won bilang
kalau dia ketinggalan dompet di kelas seni. Jung Won bohong kan. Dia pergi ke
sana tapi dompetnya Jung Won tidak ada tuh. Hae Sung lalu bercanda menuntut
permintaan maafnya Jung Won.
Tapi
membahas hal itu malah membuat Hae Sung gemetar penuh emosi. Jadi Hae Sung
kembali hanya untuk ini, hanya untuk menuntut permintaan maaf darinya. Kalau
begitu, sebaiknya dia pergi saja. Jangan pernah muncul lagi di hadapannya.
Jung
Won langsung pergi menyendiri dan menangis di pinggir Sungai Han. Dia lalu
melempari batu ke sungai... yang membuatnya kembali teringat kejadian 12 tahun
yang lalu pasca meninggalnya Hae Sung.
Ketiga
adik kecil Hae Sung sedang di rumah saat beberapa anak melempari kaca rumah
mereka dengan batu sambil berteriak-teriak menuduh mereka sebagai pembunuh.
Adik-adik Hae Sung hanya bisa menangis tak berdaya di dalam rumah.
Jung
Won dan Nenek kembali tak lama kemudian. Hae Sung langsung mengusir anak-anak
itu dan mati-matian membela Hae Sung, dia bukan pembunuh, dia tidak akan pernah
melakukan hal semacam itu.
Hae
Sung pun tak kuasa menahan air matanya melihat Nenek dan ketiga cucunya
menangis pilu. Kesal, dia pun langsung mengomeli foto mendiang Hae Sung.
"Katakan,
kau kan bukan pembunuh. Katakan kalau kau tidak membunuh Yang Kyung Chul.
Hiduplah kembali dan katakan pada semua orang kalau kau bukan pembunuh!
Kembalilah dan katakan itu dengan mulutmu sendiri!"
Hae
Sung termenung sedih, memikirkan kemarahan Jung Won tadi. Dia lalu keluar
bertepatan dengan Hae Chul yang baru tiba di sana dan sontak shock melihat Hae
Sung. Dia langsung bergegas kabur dan tersandung saking buru-burunya.
Hae
Sung hendak menolongnya, tapi hal itu membuat Hae Chul jadi semakin ketakutan
dan histeris meminta maaf dan memohon pada Hae Sung untuk pergi saja. Hae Sung
langsung menariknya bangun dan mengomeli Hae Chul. Kenapa Hae Chul malah
berubah jadi preman seperti ini.
"Aku
tidak punya pilihan karena aku adalah adikmu!"
"Apa?
Karena kau adikku?"
"Benar.
Apalagi yang bisa kulakukan sebagai adik seorang pembunuh?! Bagaimana aku bisa
hidup dengan baik kalau keluargaku hancur? Jadi kumohon jangan muncul lagi.
Pergi!"
Hae
Chul langsung melarikan diri, meninggalkan Hae Sung dalam kebingungannya.
"Aku... seorang pembunuh?"
Ho
Bang hendak kembali saat dia ditelepon Hae Sung dan tanya apakah dia membunuh
seseorang. Mereka akhirnya ketemuan di cafe, dimana Ho Bang menjelaskan bahwa
Yang Kyung Chul meninggal dunia malam itu dan Hae Sung dituduh sebagai
pembunuhnya.
Hae
Sung jelas heran, Kyung Chul sudah berdarah saat dia menemukannya dan
jelas-jelas dia masih hidup waktu itu. Ho Bang juga yakin kalau Hae Sung bukan
pembunuhnya, tidak mungkin Hae Sung melakukannya.
"Kenapa
juga aku membunuhnya? Hei, aku ditabrak mobil saat aku mencoba mencari
bantuan."
"Semua
orang berpikir kaulah pelakunya."
"Apa
Jung Won juga berpikir sama?"
Ho
Bang memberitahu bahwa selama ini Jung Won menganggap semua ini terjadi karena
kesalahannya, karena waktu itu dia meminta Hae Sung pergi ke kelas seninya.
Jung Won selalu menyalahkan dirinya atas kematian Hae Sung.
Setelah
itu, dia bahkan tidak datang lagi ke sekolah dan selalu menghindari
teman-temannya. Setelah itu, Hae Sung ikut terapi psikologis dan mengalami
masa-masa yang sulit. Dia juga dengar dari Jin Joo bahwa sebelum Neneknya Hae
Sung meninggal dunia 3 tahun yang lalu, beliau sempat dirawat di ICU cukup lama
dan Hae Sung lah yang membayar semua biaya perawatannya.
"Jung
Jung Won, dasar bodoh." Desah Hae Sung.
Jung
Won tengah mengepaki semua barangnya dan melihat-lihat foto-fotonya dan foto
bareng teman-temannya.Hae Sung berlari secepat kilat kembali ke rumah Jung Won
dan meyakinkan Jung Won bahwa semua ini bukan kesalahannya.
"Aku
meninggal bukan karenamu. Ini bukan salahmu. Kau tidak ada hubungannya dengan
semua ini. Dan aku juga tidak membunuh siapapun. Tidak mungkin aku membunuhnya.
Jadi... jangan pernah lari lagi mulai sekarang."
Jung
Won kontan menangis mendengarnya. Hae Sung perlahan mendekat dan mengusap air
matanya. "Kau masih saja jelek, Jung Jung Won." Senyum pun perlahan
tersungging di wajah mereka berdua.
Keren jalan cerita seru seru seru :) di tunggu sinopsis selanjutnyaaa ;) makasih :D
BalasHapusSo far so good
BalasHapusObat Kelenjar Tiroid Herbal Yang Aman
Cara Mengobati Gatal Pada Kulit Akibat Alergi
terima kasih ya
BalasHapusObat Herbal Yang Cocok Untuk Asam Urat
BalasHapusCara Mengobati Lipoma Tanpa Operasi
Obat Herbal Pengencer Darah Kental
Cara Menyembuhkan Polip Hidung Secara Alami
Obat Penghancur Batu Ginjal Alami Tanpa Efek Samping