SINOPSIS School
2017 Episode 2 Bagian 2
Sumber gambar:
KBS2
Uwah..
Sa Rang terbelalak dengan apa yang barusan dilihatnya. Angelnya seperti mereka
akan berciuman. Eun Ho masa bodo sama angle-nya, siapa yang perduli dengan si
bodoh itu? Tapi dia lumayan keren.
Keduanya
cekikikan sendiri dibuatnya. Tapi, Sa Rang kurang yakin kalau mereka bisa
menemukan pelakunya dengan cara ini. Eun Ho tidak begitu percaya diri, tapi dia
ingat betul dengan bentuk bibirnya. Eih.. Sa Rang kira Eun Ho seperti orang
yang baru berciuman. Tapi bahkan dia belum pernah ciuman.
Eun
Ho membuat isyarat agar Sa Rang menutup mulutnya. Tapi terlambat, Byung Goo
sudah mendengarnya dan langsung heboh. Daebak! Apa yang didengarnya tidak salah
kan?
Kang
Myung mondar-mandir didepan ruang Kepsek. Dia ingin membela Eun Ho dan
mengatakan kalau mereka tak boleh menghukum murid tak bersalah. Pintu ruang Pak
Kepsek terbuka.
Kang
Myung memejamkan matanya dan berkata dengan mantap, “Ini tidak benar! Mana
boleh menuduh orang yang tak bersalah. Tidak ada bukti yang menunjukkannya. Sekolah
mana boleh melakukan hal semacam ini pada siswanya.”
Begitu
membuka matanya, rupanya bukan Pak Kepsek yang keluar melainkan Ahjumma petugas
kebersihan. Ahjumma menyuruh Kang Myung mengatakan hal itu pada Pak Kepsek, dia
yakin kalau Eun Ho bukan anak seperti itu. Mereka kasihan padanya.
Pak
Kepsek teriak-teriak meminta penjelasan pada Pak Park. Kenapa dia tak bisa
mengeluarkannya? Pak Park menyuruh dia untuk tidak berteriak, dia bisa
mendengarnya. Tapi bagaimanapun, mengeluarkan Eun Ho bukanlah otoritasnya.
Kang
Myung takut melihat Pak Kepsek. Dia pun mengurungkan niatnya untuk mengemukakan
pendapat. Ia mengikuti kepergian Ahjumma kebersihan, keduanya merasa kasihan
dengan Eun Ho dan berniat demo kalau dia dikeluarkan. Kang Myung terdiam
mendengar ucapan mereka.
Kang
Myung mentraktir muridnya makan dan membagikan petisi untuk membantu Eun Ho. Melihat
petisi itu membuat Bit Na malas, kenapa juga mereka harus melakukannya. Kang
Myung menjelaskan kalau Eun Ho sudah dituduh sesuatu yang bukan salahnya. Kalau
mereka membantunya sedikit, mungkin dia akan merasa baikan.
“Apa
maksud Bapak, Eun Ho bukan pelakunya?” tanya Byung Goo.
“Bodoh.
Tidak ada yang bilang bukan dia pelakunya. Dia bisa saja bukan pelakunya.” Ujar
Nam Joo.
Anak-anak
kesal, mereka memutuskan pamit dengan berbagai alasan. Kang Myung menyuruh
mereka untuk mengisi petisinya di rumah, namun tak seorang pun mau
mendengarkannya. Cuma Dae Hwi saja yang bersedia akan mengisinya.
Petisi
yang dikembalikan pada Kang Myung rata-rata masih kosong. Bu Jang melihat
petisinya, dia menyarankan agar Kang Myung menghukum dia dan mengakhirinya.
Anak-anak seperti itu hanya akan membuat masalah dan pusing kepala. Mereka
tidak hormat pada gurunya.
Young
Gun membuli Bo Ra dan merampas buku pedoman ujiannya. Mereka akan mengunggahnya
secara online. Bo Ra ketakutan, kalau memang dia butuh uang, dia akan
mencarikannya pekerjaan paruh waktu. Dia tak bisa melakukannya lagi.
Kontan
Young Gun marah. Dia tak terima mendengar kalau dia harus bekerja paruh waktu. Dia
memukuli kepala Bo Ra tanpa ampun. Namun tiba-tiba Soo Ji datang dan menendang
punggungnya. Soo Ji memelintir tangan mereka kemudian mendorong mereka semua
sampai jatuh ke tanah.
Kang
Myung yang baru datang panik melihat anak didiknya dihajar begitu. Soo Ji tak
memperdulikan ocehan Kang Myung. Dia menyuruh Young Gun cs untuk satu lawan
satu kalau berani. Jangan 3 lawan 1, memalukan!
Apa
yang dia bicarakan? Kang Myung mengancam akan melaporkan tindakannya itu. Soo
Ji dengan lincah menampol ponsel ditangan Kang Myung kemudian menangkapnya
sebelum jatuh ke tanah. Dia mengembalikan ponsel itu, “Aku tak akan tinggal
diam.”
Young
Gun cs masih bersikap menyebalkan dihadapan Kang Myung. Mereka mengakui
perbuatan mereka, memangnya kenapa?
Kang
Myung menyuruh mereka mengembalikan bukunya sebelum kena masalah. Mereka bisa
dikeluarkan kalau membuat masalah lagi. Dia yakin Bit Na akan memaafkan mereka.
Seung Eun mengiyakan perkataan Kang Myung sembari menatap tajam Bo Ra. Dia
hanya perlu mengembalikannya kemudian meminta maaf, baiklah, mereka akan
melakukannya.
Sekembalinya
ke kelas, Seung Eun memukul kepala Bo Ra menggunakan buku curiannya. Dia
menyuruhnya supaya mengurus masalah ini. Bo Ra cuma bisa menghela nafas, tak
bisa membantah.
Bo
Ra meletakkan buku pedoman ujian itu dihadapan Bit Na dan meminta maaf. Kontan
Bit Na menamparnya dengan amat keras. Maaf? Apa dia tahu berapa harga bukunya?
Ia pun menjambak rambut Bo Ra.
Eun
Ho yang kasihan mencoba melerai mereka. Bit Na tak terima, karena Eun Ho terus
menghalanginya, dia pun ganti menyerang Eun Ho.
Kang Myung mendengar keributan
mereka, ia masuk kelas dan langsung melerai. Dia memarahi seisi kelas yang
tidak berusaha menghentikan perkelahian mereka. Bit
Na makin kesal karenanya, dia pun langsung menelepon Ibunya melaporkan kejadian
ini. Walhasil, Kang Myung dipanggil oleh Pak Kepsek untuk bertemu dengan
orangtua murid.
Dengan
entengnya, Ibu Bit Na menyuruh Pak Kepsek untuk menyingkirkan Kang Myung dan
memanggil anak yang bernama Eun Ho. Katanya dia sudah membuat keributan. Bagaimana
bisa anaknya dilecehkan oleh anak yang mencuri dan menyebabkan kekacauan?
Wali
murid lain menunjukkan petisi yang dibagikan oleh Kang Myung. Dia tak terima
anaknya harus mengisi petisi itu disaat anaknya sudah sibuk dengan tugas. Dia
dengar peringkatnya rendah, pembuat masalah dan menurunkan kualitas kelas.
Ibu
Bit Na menyuruh mereka mengeluarkan anak itu. Kalau tidak, dia akan
mengumpulkan anggota komite. Pak Kepsek ketakutan, dia meyakinkan kalau mereka
akan segera mengeluarkannya. Dia juga menyuruh Kang Myung supaya cepat memohon
maaf.
Kang
Myung mencoba menjelaskan kalau Eun Ho bukan anak seperti itu. Mereka juga
berteman sehingga dia meminta bantuan untuk mengisi petisi. Ibu Bit Na sinis,
teman? Tak ada yang namanya teman di zaman sekarang. Dia harus menyingkirkan
para perusuh supaya yang lain bisa fokus belajar.
Lama-lama
menulis permintaan maaf membuat Eun Ho kesal. Bo Ra meminta maaf padanya. Eih..
Eun Ho tidak menyalahkannya, lagipula anak-anak memang membencinya. Dengan
hati-hati, dia bertanya kenapa itu terjadi?
Begitulah.
Bo Ra ragu mengatakan kebenarannya. Dia khawatir kalau mereka akan dikeluarkan
dari sekolah. Eun Ho yakin mereka tidak akan dikeluarkan, mereka tidak membunuh
siapapun. Lagipula sekolah selalu mengancam akan mengeluarkan mereka.
“Memang
lebih baik kalau di sekolah ini tidak ada anak-anak macam kita. Peringkat kita
rendah dan juga miskin.”
Memangnya
kenapa kalau mereka punya peringkat rendah dan miskin? Memangnya dengan alasan
itu saja bisa membuat mereka jadi perusuh? Eun Ho melempar kertas permintaan
maafnya untuk menyenangkan diri sendiri. Bo Ra pun agak lega mendengar ucapan
Eun Ho.
Dae
Hwi mengembalikan petisinya yang sudah terisi. Kang Myung berterimakasih atas
kerjasamanya. Dae Hwi bertanya apakah Eun Ho dan Bo Ra akan baik-baik saja?
“Semoga
saja.” Jawab Kang Myung.
Soo
Ji dan Kang Myung melihat rekaman CCTV-nya. Tapi pelaku itu pintar dalam
menghindari kamera. Nah, Kang Myung yakin kalau pelakunya bukan amatir. Kalau begitu,
Eun Ho tidak mungkin melakukannya.
Kata
siapa? Bisa saja dia yang melakukannya kalau dia tahu letak kamera dan suka
kelayaban. Soo Ji lapar, dia mengajak Kang Myung makan ramen. Kang Myung kaget
diajak makan ramen, kenapa juga dia makan ramen dengan wanita tengah malam?
Soo
Ji menegaskan kalau maksudnya itu makan ramen di warung tenda. Memangnya dikira
ada maksud lainnya. Soo Ji memojokkan Kang Myung, “Oiya, pelakunya ada di dalam
sekolah.”
Ditempat
les Moonjun, seorang anak laki-laki sedang menonton rekaman CCTV pria misterius
dengan penuh khawatir. Pris misterius mengirimkan pesan pada seseorang, ‘Mereka harus melakukan sesuatu dengan cepat.’
‘Kami tidak akan mendapat masalah juga, kan?’
balas yang si siswa laki-laki.
‘Tenang saja.’ Balas si pria misterius.
Soo
Ji menegur Eun Ho yang sedang berjalan. Dia menunjukkan noda darah di jendela
yang kacanya pecah. Itu mungkin pelakunya. Eun Ho terbelalak, benar. Dia ingat
saat itu pelakunya melompati jendela dan pinggangnya terkena pecahan kaca.
Seorang
siswa berada di WC membersihkan luka dipinggangnya. Dia membuang tisu penuh
darahnya ke tong sampai. Dia keluar dari wc menggunakan sepatu yang semalam
digunakannya dan sekarang dia menggunakan kaos putih.
Tae
Woon dan Dae Hwi bertatapan sengit. Mereka berdua sedang bermain basket dan
keduanya sama-sama menggunakan kaos putih. Eun Ho memperhatikan mereka dengan
teliti, pinggang..pinggang.. pinggang..
Eun
Ho melenggangkan kakinya menghampiri sekumpulan anak yang baru bermain basket. Dia
memuji mereka semua yang keren. Satu-persatu, dia menepuk pinggang mereka. Tapi
tak seorangpun yang tampak kesakitan.
Dia
menunjukkan pada Dae Hwi bagaimana tadi dia melempar bola, sangat keren. Dia
memintanya melakukan itu lagu. Dae Hwi menurut saja perintah Eun Ho. Tak sabar
menunggu kaos Dae Hwi tersingkap, dia langsung saja menarik baju Dae Hwi.
Kontan Nam Joo marah-marah tak terima.
Eun
Ho kemudian menepuk pinggang Byung Goo. Byung Goo seketika nyeri. Eun Ho
semangat ingin merawatnya, dia menyingkap bajunya dan pinggangnya sehat tanpa
cacat. Byung Goo mengatakan kalau dia cuma kram. hahaha
Tinggal
Tae Woon, dia berjalan mensejajarinya. Auww.. bau banget badannya. Dia harus
mandi. Tae Woon menanggapi dingin, dia sebenarnya mau apa. Tak mau basa-basi,
Eun Ho memintanya menunggukkan pinggangnya. Dia akan melakukan apapun untuknya.
“Enak
saja!” balas Tae Woon.
Eun
Ho terus mengikuti Tae Woon yang membasuh wajah. Tae Woon sampai sebal dan
menyipratkan air ke wajahnya. Eun Ho akhirnya pergi juga. Tae Woon tanpa
sengaja memutar kran airnya terlalu besar dan bajunya basah semua, aish..
Mendengar
itu, Eun Ho mengintip dari balik pohon. Tae Woon membuka bajunya kemudian
mengguyur tubuhnya dengan air. Bisa dilihat, pinggangnya tak terluka sama
sekali, tapi Eun Ho malah ketagihan menonton tubuh Tae Woon.
Tae
Woon kaget saat tahu Eun Ho disana, “Haa.. Haa.. ini lihat, puas kan?” Dia
menunjukkan pinggangnya sekalian.
Eun
Ho yang tengah dikelas dipanggil Guru Koo ke ruang guru. Dia memberitahukan
kalau pihak sekolah sudah menghubungi orangtuanya. Eun Ho tentu sedih
mendengarnya. Ia keluar dari ruang guru sambil menahan tangis.
Ibu
terburu-buru untuk datang ke sekolah. Ibu memohon pada Guru Koo supaya bisa
memaafkan sifat kekanakan putrinya. Mungkin, dia tidak tahu apa yang sebenarnya
ia lakukan. Dia memastikan hal itu tidak akan terjadi lagi. Pak Koo tak mau
tahu, ada masa percobaan tiga bulan dan ia menyarankan agar Eun Ho mengundurkan
diri.
Ibu
menahan tangan Guru Koo dan berlutut dihadapannya. Dia memohon, putrinya tidak
akan bisa apa-apa kalau tidak lulus SMA. Eun Ho mematung ditempatnya, dia
meminta itu untuk berdiri.
Dia
frustasi mengatakan kalau bukan dia yang melakukannya. Bukan dia yang
melakukannya, bukan dia! Ibu memukul putrinya. Tapi Eun Ho tetap pada pendiriannya
kalau bukan dia pelakunya!
Eun
Ho mengantar Ibunya ke depan sekolah. Tapi Ibu menahan tangisnya dan menyuruh
Eun Ho untuk kembali ke kelasnya.
Pak
Kepsek membuang ayam yang dibawakan Ibu Eun Ho ke tong sampah. Guru Koo berkata
kalau keputusannya belum final. Bukti yang mereka dapatkan belum konkret,
mereka cuma menemukan dia di tempat kejadian saja. Dia sepertinya ingin
membujuk Kepsek untuk mengurungkan keputusannya.
Tapi
Pak Kepsek ini menyebalkan, Pak Direktur sudah membuat keputusan. Jadi, keluarkan
dia sekarang juga.
Sa
Rang ikut frustasi memikirkan nasib Eun Ho. Pelakunya, pahlawan atau siapapun
harusnya menunjukkan diri. Orang yang tak bersalah harusnya tidak dikeluarkan.
Dia bertanya pada Dae Hwi, dia kan ketua OSIS, tidak bisakah mereka melakukan
sesuatu?
“Benar.
Tapi Kepala Sekolah sudah berkeras. Tidak akan ada gunanya.”
Sa
Rang merutuk kesal, pelakunya pasti bukan pahlawan tapi pengecut. Tae Woon
bangkit dari tempat duduknya. Sa Rang mendelik, dia menghentikan Tae Woon dan
memohon supaya dia bicara dengan Ayahnya. Eun Ho bukan pelakunya, ini tak adil.
“Lantas
kenapa dia bertindak bodoh?” Tae Woon acuh tak acuh.
Eun
Ho tidak enak pada Ibunya, dia meminta maaf. Tapi dia memang tidak ingin melanjutkan
sekolah lagi. Ibu tambah marah, lantas? Apa yang akan dia lakukan? Bagaiman
dengan kuliahnya?
Eun
Ho akan menggambar webtoon dan berusaha keras menjadi terkenal. Tae Sik ikutan
marah, lebih baik mereka melaporkan sekolah itu. Tuntut saja. Ibu melempar
wadah ayam ke wajah Tae Sik, diam, jangan ikut campur.
“Mereka
melakukan diskriminasi terhadap siswa. Aku benci itu. Aku juga tidak pintar. Makanya
mereka meremehkanku.”
“Kenapa
kau tidak belajar lebih keras? Kau 'kan tahu kau harus pintar agar orang
menghargaimu.” Ujar Ibu.
Esok
harinya, anggota komite datang ke sekolah menggunakan mobil mewah mereka.
Mereka menyidang Eun Ho dan sudah men-capnya sebagai anak bandel. Eun Ho
menahan kesalnya dengan meremas form pengunduran diri.
Dia
duduk didalam kelas dengan bimbang. Ada rasa berat untuk mengisi formnya
apalagi saat melihat teman lainnya bisa bercanda dan tertawa bersama. Lalu, apa
yang akan dia isi di kolom alasan?
Eun
Ho pergi ke ruang guru dan memberikan form itu pada Guru Koo. Kang Myung
kasihan dengan nasib muridnya. Guru Koo memanggil dia, ia pun menghampiri Guru
Koo yang menunjukkan form pengunduran diri Eun Ho.
Kang
Myung berniat mengejar Eun Ho, tapi dia mengurungkan niatnya. Ia membaca kolom
alasan yang dituliskan oleh Eun Ho.
“Mendapat nilai rendah artinya kau tidak punya
hak untuk terus sekolah. Yang paling membuat putus asa adalah di tengah
diskriminasi itu tidak ada satu orang dewasa pun yang mengatakan kalau sekolah
bukan tempat semacam itu, dan semua pemikiran itu adalah hal yang salah. Tidak
ada.”
Digambarkan
bagaimana Bo Ra dibuli oleh Young Gun cs. Mereka bukan hanya menyuruh dia
mencuri buku Bit Na, tapi mereka sering datang ke tempat kerja paruh waktunya
dan mengambil snack disana sesuka hati.
Bu
Jang memergoki mereka, tapi dia tak berani untuk menegur anak-anak itu.
“Dunia
di luar sana jauh lebih kejam.” Ujar Guru Koo.
“Itulah.
Kita sedang melepaskan anak-anak ke dunia yang kejam. Sekolah macam apa ini.” Kang
Myung kelihatan sangat kecewa.
Kang
Myung minum soju di tempat ayam Eun Ho. Dia sungguh kesal dengan pengeluaran
seorang anak begitu saja. Dia memohon maaf. Ayah tidak menyalahkannya, dia tahu
kalau Kang Myung sudah berusaha sebisa mungkin. Dia bahkan sampai mengeluarkan
uang untuk membuat petisi.
Tidak,
Kang Myung merasa kalau dia pantas mati. Ayah Eun Ho tidak berfikir begitu,
dirinya sebagai ayah yang sudah salah, dia yang pantas mati. Mereka berdua pun
saling berebut ingin mati.
Pak
Kepsek mengumumkan pengunduran Eun Ho dan mewanti-wanti anak lain kalau pihak
sekolah akan memberikan hukuman tegas. Tapi ditengah pidatonya, terdengar
sesuatu terbang ke aula.
Ada
sebuah drone yang terpasang wajahnya masuk ke aula. Anak-anak tertawa melihat
drone itu. Mereka pun kini yakin kalau Eun Ho bukan pelakunya. Kontan Eun Ho
berpelukan dengan Sa Rang. Akhirnya, dia tidak akan disalahkan lagi.
Drone
itu terbang meninggalkan aula. Anak-anak mulai keluar mengejarnya. Guru Koo
masih diam ditempat, dia mendongak ke atas dan melihat ada anak berhoodie hitam
tengah bersembunyi memegang remote control. Ia pun bergegas mengejarnya.
Anak-anak
sibuk mengejar drone yang terbang. Kang Myung juga mengejarnya, tapi ditengah
jalan, dia memutuskan untuk menghentikan pengejaran. Sementara Eun Ho, dia
seolah punya tekad untuk menangkap pelakunya hingga ia terus berlari
mengejarnya.
Pria
misterius pun tampak berlari menaiki tangga dan Eun Ho berlari mengejar
dibelakangnya. Sesampainya di atap, tak ada seorang pun disana. Eun Ho
mengedarkan pandangan.. sampai tiba-tiba seseorang muncul dari balik kursi
rusak. Kyung Woo. Apa dia?
“Apa?”
“Aku
ke sini karena mau mengambil ini.” Kyung Woo menunjukkan gitarnya kemudian
pergi.
Eun
Ho pun ikut pergi bersamanya. Dan selepas kepergiannya, pria misterius tampak keluar
dari balik pintu.
Eun
Ho pergi ke ruang CCTV untuk mengecek. Dia mencari-cari keberadaan Kyung Woo di
CCTV dan memang benar, Kyung Woo ada di aula saat drone itu datang kesana. Yah,
bukan dia pelakunya.
Eun
Ho pun pergi dengan lesu. Ji Soo mengecek CCTV yang lain, dia heran kenapa Kang
Myung memutuskan untuk berhenti mengejar drone-nya?
“Aku
mungkin saja tidak akan bisa melakukan apa-apa, tapi aku tidak bisa tidak
melakukan sesuatu.” Ujar Kang Myung.
Eun
Ho mencari sesuatu diranselnya, tapi tidak ada. Ia pun mencarinya dalam loker.
Ia terkejut saat menemukan sebuah note disana. Tae Woon dan Dae Hwi masuk ke
kelas bersamaan dan keduanya sama-sama memanggil Eun Ho.
Eun
Ho kontan menyembunyikan note itu dibalik punggungnya, ia meremas note yang
bertuliskan ‘Dae Hwi dan Tae Woon tidak ada di aula’.
Aq rasa emng diantara 2 cowok itu pelaku :) klo Tae Woon tdk ad luka di pinggang ny mungkin saja Dae Hwi soal ny di ep 1 Tae Woon sempat menyinggung klo semua siswa/siswi di sekolah tau Dae Hwi itu Ketua Osis yg seperti apa? :) penasaran kira2 siapa yaa pelaku ny ??? :/ di tunggu sinopsis2 selajut nyaa ;)
BalasHapusTerima kasih sinop-nya😄
BalasHapus